11 ♔︎ Cloudy hilang

20 8 2
                                    

"Mungkin ya mungkin. Kehilangan orang-orang yang kita sayang adalah salah satu bentuk menderita yang sesungguhnya."

•••

"Itu anak kemana sih?!" Hanum. Papa Ailiee itu sedari tadi menunggu kedatangan anak perempuannya.

Seharusnya di jam segini Ailiee sudah pulang sekolah, namun tak ada tanda-tanda memunculkan diri di rumah ini. Aileen yang berada di samping Papa pun menenangkan. "Sabar, Pah. Bentar lagi pasti pulang kok.''

Tiba-tiba Papa menatap Aileen was-was. "Jangan-jangan dia kabur lagi." tuduhnya yang di balas Aileen gelengan kepala.

"Udah, Pah. Tungguin aja, jangan mikir macem-macem gitu lah." Aileen dengan sabar mengelus pundak sang Papa sembari menunggu adiknya

Di lain tempat, tepatnya di jalan raya. Pria bernama Pangeran itu menarik lengan temannya ke depan sekolah ketika melihat ada motor yang akan melintas dengan kecepatan tinggi.

"Lo bisa hati-hati nggak sih?" sarkas Pangeran menatap temannya marah.

Temannya yang bernama Ailiee itu pun memegangi dadanya yang naik turun tak beraturan. Dia shock, tentu saja. "Gue... Gue nggak liat." katanya lirih dengan pandangan kosong.

Siapa yang tidak terkejut dengan kejadian begitu. Dimana ketika ada pengendara dengan kecepatan tinggi dirinya dengan tidak hati-hati malah menyebrang. Untung ada pria itu yang langsung menariknya sehingga tidak menimbulkan kecelakaan.

"Liat gue!" pinta Pangeran menarik dagu Ailiee agar menatapnya. "Gue takut, Ail." lanjutnya dengan pelan.

"Tolong hati-hati. Gimana kalau lo kenap " Ucapan Pangeran itu terpotong kala Ailiee memeluknya. Pangeran dengan jelas dapat merasakan degup jantung cewek itu yang memburu.

"Gue minta maaf, dan makasih juga." Ailiee melepas pelukan itu setelah berujar demikian. Dia mencoba mengatur nafasnya.

"Lo ada luka? Nggak kenapa-napa kan?" Dengan cekatan Pangeran memeriksa tubuh Ailiee dari atas sampai bawah, lalu memutar-mutar tubuh ramping itu. Cowok itu terlihat sangat khawatir dari raut wajahnya. "Gue nggak apa-apa. Baik-baik aja kok." balas Ailiee menghentikan pergerakan Pangeran.

Cowok itu menghembuskan nafasnya lega. "Syukurlah." ucap Pangeran tenang, "Masih mau liat motor itu?"

Ailiee mengangguk dalam diam. Pangeran jadi tidak tega, tangannya merangkul bahu Ailiee lalu mengusapnya lembut. "Ayo liat motor itu." Telunjuknya mengarah pada motor matic biru yang tadi Ailiee sangka adalah motornya.

Mereka berjalan memasuki area sekolah kembali, beruntung pagarnya belum di tutup dan satpamnya tidak ada. Mungkin sedang mengunci kelas dan ruangan-ruangan. Terlihat masih ada beberapa motor di halaman parkiran sekolah.

Keduanya menghampiri motor berwarna biru itu, mengamatinya seksama. "Motor lo bukan?" tanya Pangeran.

Mengedikkan bahunya, Ailiee kembali mengamati motor itu dengan teliti. Sontak, mata Ailiee membulat melihat stiker namanya yang tertempel di badan motor itu. Memang stiker yang sengaja Ailiee buat khusus motornya. "Ada stiker nama gue nih." katanya memberitahu.

Pangeran pun melihatnya, dan benar memang ada. "Berarti ini motor lo dong ya? Kok bisa di sini?" Herannya memandang sekeliling yang nampak sepi, hanya terdengar suara ricuh dari lapangan di belakang sekolah ini. Mungkin ada yang sedang ekskul basket.

Ailiee memeriksa motor itu lagi yang sekiranya ada tanda-tanda miliknya. Salah satunya baretan kecil di bawah joknya. "Fix ini motor gue! Tapi kok bisa?!" Setelah di lihat ternyata memang ada, sudah di pastikan bahwa ini memang motornya. Cloudy.

RAPUHWhere stories live. Discover now