15 ♔︎ Rasa sesak

32 8 9
                                    

"Capek sama hidup. Bisa gak ya gue resign dari kehidupan?"

•••

"Rai mau makan apa lagi? Nanti Kakak beliin." Ailiee sedari tadi sibuk menanyakan makanan apa yang mau anak kecil itu makan. Padahal tadi Raihan sudah bilang bahwa dia sudah kenyang.

Bagaimana tidak? Raihan sudah makan di warung pecel lele barusan, dengan Pangeran, juga cewek itu sendiri. Seolah tak puas, Ailiee menanyakan kembali hendak makan apa lagi.

"Aku udah kenyang Kak Ya." jawab Raihan. Tangannya mengusap-usap perut menandakan ia sangat kenyang. Kak 'Ya' sendiri di ambil anak itu dari nama belakang Ailiee. Yaitu SoftYa. Menurutnya, Ailiee itu orangnya sangat lembut, sama seperti nama belakangnya.

Awalnya Pangeran sedikit tidak setuju. Dari mana cewek itu lembut? Yang ada sangat cerewet. "Kak Ya udah deh. Rai sendiri bilang udah kenyang." Pangeran membela Raihan yang terlihat sudah mengantuk.

"Oke. Sekarang Rai mau apa?" Masih terus berjalan menuju rumah Pangeran. Ailiee menoleh pada anak itu yang sedang menguap.

"Rai ngantuk."

Mendengar itu Ailiee melirik jam tangannya, sudah jam setengah 9 ternyata. Tidak terasa, "Sini bobok." Ailiee berhenti berjalan membuat kedua laki-laki itu juga ikut berhenti. Ia merentangkan kedua tangannya menyuruh Raihan masuk ke gendongannya.

Perlakuan Ailiee yang lembut dan perhatian ke Raihan karena kasihan dengan anak itu. Sudah berjam-jam ia dan Pangeran mencari orang tuanya, tapi tak juga ketemu. Ia pun menyarankan untuk sementara waktu Raihan tinggal bersamanya. Tetapi seketika ia teringat sang Papa, mana mungkin kan Papanya itu mengizinkan?

Alhasil, keputusan mereka jatuh kepada rumah Pangeran. Pasti Ibu cowok itu juga akan senang dengan Raihan, dan tentunya merasa iba. Sudah di putuskan untuk Raihan tinggal di sana sampai orang tua anak itu ketemu.

Raihan yang merasa nyaman bersama keduanya pun hanya bisa menurut. Lagipula ia sedari tadi tidak di jahati, melainkan sebaliknya. Raihan sekarang sudah dekat kepada mereka, anak itu menganggap Ailiee dan Pangeran sebagai Kakak sendiri.

Lama berjalan menuju rumah Pangeran, akhirnya mereka berhenti di depan pintu masuk rumah itu.

Tok tok tok

Sementara dari dalam rumah. Yuliza. Alias Ibu Pangeran itu cemas dengan anaknya yang tak pulang-pulang. Mendengar pintu rumahnya di ketok tentu saja membuatnya cepat-cepat membuka pintu.

"Kalian?" Yuliza memandang ketiganya khawatir. "Kalian dari mana aja?"

Kala Pangeran ingin menjelaskan, tatapan Yuliza langsung terarah ke Raihan yang berada di gendongan Ailiee. "Anak siapa dia?" tanyanya lagi.

"Shttt Pangeran gantian dong." Ailiee mengucapkannya sambil berbisik berharap Raihan tidak terbangun.

Cepat-cepat cowok itu mengambil Raihan agar berada di gendongannya. "Pelan-pelan," kata Ailiee yang langsung di turuti.

Ketika Raihan menggeliat kecil, Pangeran dengan sigap menimang-nimang dan menepuk-nepuk punggung anak itu. Yuliza hanya dapat mengernyit dalam diam melihat interaksi mereka.

Setelah meregangkan otot-otot tangannya, Ailiee menjelaskan secara detail tentang bocah itu ke Yuliza. Yuliza manggut-manggut saja. Setelah mendengar segalanya, ia juga setuju agar Raihan sementara waktu tinggal bersamanya.

RAPUHΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα