"Alasannya?"

"Lo emangnya udah siap bersaing sama bujang-bujang gua di Korea? Kalau menurut gua jangan deh Clo, bisa makin tertekan gua ngurusin orang patah hati."

"Ya gua nggak peduli, pokoknya kalau gua suka sama lo ya lo harus suka juga sama gua. Nggak ada bantahan." terang Maclo dengan suara lantang.

Seisi kelas ternganga. Pasalnya selama ini Maclo tugasnya hanya menerima bukan meminta.

"Tapi tipe ideal gua yang dewasa terus pinter biar mau ngalah sama gua tanpa debat." serang Zizel dengan suara yang keras.

"Kayak Dipta ya Zel." celetuk Zayyan disaat tak ada Dipta.

"Mending mati deh lo." hardik Maclo.

Mahesa memukul meja, "Jijel, di kelas ada Baby Bel nggak?" tanya Mahesa.

Zizel mengangguk, namun ketika melihat Mahesa berdiri Zizel langsung menghadang jalan Mahesa.

"Lo mau nemuin Belvi?" Mahesa mengangguk dan berjalan ke kiri namun Zizel ikut ke kiri, ke kanan Zizel ikut ke kanan.

"Aduhhh Jijel-nya mas Aclo minggir ya dek gua mau nemuin cewek gua." Mahesa memindahkan Zizel.

"Nggak ada deh, dia nggak ada di kelas katanya." beritahu Zizel.

"Lah? Kok Katanya?" Mahesa memberikan tatapan curiga.

"Gua lupa tadi kata Belvi kalau lo nanya tentang dia gua harus bilang nggak tau, tapi gua keceplosan bilang tau." Zizel mengerucutkan bibir depan Mahesa.

"Oh, why'd you have to be so cute?" Algis menutup mata kala melihat Zizel seperti itu.

"Jelas cewek gua." Maclo kembali memamerkan status Zizel adalah ceweknya.

"Jujur gua siap kok dijadiin pacar kedua sama Zizel, walaupun harus berbagi cewek semanis dia sama lo gapapa, nanti juga dia tau kalau gua lebih mumpuni dari lo." Algis berkata tak ingat suasana.

"Cih! Halu terus lo." maki Maclo.

Algis, Zayyan, dan Nathan tersenyum melihat Zizel yang berdebat kecil dengan Mahesa, gadis itu menggeleng sambil menghadang jalan Mahesa dan merenggut marah.

"Gini Jijel-nya mas Aclo, jadi lo disuruh bohong ke gua sama baby Bel?" Mahesa tak bisa menghadapi gadis semanis Zizel lama-lama.

"Iya."

"Lo taukan kalau bohong itu dosa?"

"Tau."

"Berarti kalau lo sering bohong nanti masuk?"

"Kantor polisi." jawab Zizel.

"Neraka dong." gemes Mahesa.

"Tapi kalau kita bohong juga bisa masuk kantor polisi." jelas Zizel.

"Lo mau masuk kantor polisi?" tanya Mahesa.

Zizel menggeleng.

"Pinter jadi minggir dulu ya." Zizel bergeser, Mahesa segera berlari keluar menuju kelas Belvi.

Zizel baru sadar jika sedang ditipu menghentakkan kaki dan berjalan keluar mengejar Mahesa agar tak menemui Belvi di kelas.

"Gemesnya pacar kita." celetuk Zayyan.

"PACAR GUA, ZIZEL PUNYA GUA." suara Maclo menggema.

"Iyaiya pacar Maclo" Nathan mengalah.

Ninis tak suka melihat kedekatan Maclo tadi mengajak ketiga temannya pergi keluar.

Zizel menoleh kala tiba-tiba tangannya di tarik paksa oleh Ninis masuk ke gudang. Ninis seperti orang stress ketika di dalam memaki-maki Zizel.

"Dasar cewek murahan!!!"

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now