─ i: "INVISIBLE PRISONER"

Start from the beginning
                                    

       "Saya pikir Anda akan segera memerintahkan negara untuk membunuh saya. Membayar dengan kepala sepertinya pernah diutarakan seorang pria kepada saya."

       Jawaban itu mendorong kepala Neville Chamberlain untuk ditundukkan sekilas. Namun, ketika netranya bertemu dengan milik Adam, tanda tanyalah yang ditunjukkan. "Ini bukan soal hukuman ketika negara menemukan seorang pria yang berpotensi memenangkan perang. Saya tak bisa membiarkan Anda mati."

       Kali ini, Adam menemukan alasan untuk menampakkan pelangi di wajah meskipun Neville Chamberlain tak begitulah suka. "Anda berbahaya, Tuan Wistletone. Anda tak bisa dibiarkan berkeliaran di luar sana, itu benar. Namun, menjatuhi hukuman mati atas perbuatan Anda sama dengan membunuh negara ini sendiri. Pertanyaannya, bagaimana Anda tahu rahasia itu?"

       Kekehan Adam lontarkan di balik mimik sombongnya. Terkadang sebuah kepuasan harus ditunjukkan setelah keberanian menggerus tekad yang terpaksa diciptakan. "Itu rahasia, Tuan Chamberlain, dan saya menghormati rahasia. Jika Anda ingin rahasia Anda tak diketahui siapa pun, maka saya memiliki hak untuk menjaga rahasia saya sendiri."

       "Namun, Anda hampir mengancam negara melalui rahasia itu. Anda hampir membagi rahasia itu dengan seluruh dunia!" Nada tingginya tak bermaksud membentak. Di telinga Adam, itu terdengar seperti ketidakpercayaan sehingga pria itu melontarkan kekehan lainnya.

       "Saya ingin membantu negara menemukan orang yang berpotensi memenangkan perang. Nyawa ribuan orang ditentukan oleh rahasia itu dan Anda tak bisa memerintahkan orang di pemerintahan untuk merekrut seorang penerjemah karena ini sebuah permainan. Anda membutuhkan seorang pemain." Alisnya terangkat di akhir kalimat guna memperjelas saran yang tersirat.

       "Dengan cara itu? Mempublikasikan rahasia negara di koran yang berkedok artikel ilmu pengetahuan?!" Kali ini, nada tinggi itu merujuk pada amarah dan Adam tak keberatan menerimanya. "Lalu kriptografi dikaitkan agar kami tak menyadari, sedangkan Anda sudah memberitahukan publik akan mempublikasikan artikel yang menarik? Padahal Anda hanya ingin memamerkan kemampuan otak Anda."

       "Tidak," sanggah Adam seketika. "Saya tak bermaksud memamerkan kemampuan otak saya karena mereka sudah tahu soal itu. Saya telah menulis surat pengampunan atas perbuatan saya dan keamanan untuk kasus ini. Tak seorang pun akan tahu soal itu, Tuan Chamberlain. Tanpa pengecualian ayah saya. Semuanya sudah berakhir dan sekarang saatnya pengakuan."

       Neville Chamberlain terjebak dalam tanda tanyanya untuk seperkian menit sebelum berkata, "Apa Anda pikir ini sebuah permainan?"

       Adam pun mengangguk dengan cepat. "Saya ingin berkontribusi ke dalam permainan itu, tapi orang-orang pemerintahan tak akan membiarkan itu terjadi atas nama ayah saya, bukan? Apabila saya berada dalam permainan Jerman, ayah saya akan tahu apa yang saya kerjakan di pabrik radio itu. Sementara orang-orang Anda terus saja merekrut penerjemah dan saya tak bisa Bahasa Jerman. Namun, saya cukup baik berbicara Latin dan itulah mengapa saya tahu tentang rahasia negara karena aenigma berarti teka-teki dan teka-teki di mata saya adalah sebuah permainan."

       "Itu bukan langkah yang pintar, Tuan Wistletone. Apakah Anda memaksudkan ini semua untuk menghindari perang? Bagaimana jika hari itu, Anda terlanjur mempublikasikan artikel soal aenigma si rahasia negara? Tidakkah Anda tahu Jerman akan segera mengubah sarana komunikasi mereka sehingga perang bisa berlangsung jauh lebih lama dari sebelumnya?"

       Ia mengembuskan napasnya perlahan. "Saya tak menghindari perang tapi saya ingin memenangkan perang. Saya tak pandai berkelahi dan bertahan hidup, tetapi saya pandai perhitungan dan permainan. Saya ingin Anda melihat itu, Tuan Chamberlain. Soal publikasi artikel seharusnya tak Anda khawatirkan karena saya tak sebodoh itu. Saya hanya bermaksud mempublikasikan satu untuk Anda, sisanya berisi artikel kriptografi lainnya yang telah mengisi halaman utama koran Anda selama sepekan ini."

The Theory of MetanoiaWhere stories live. Discover now