bagian 04

255K 20.6K 543
                                    

Selamat membaca🦩


****

"Minggu lalu mereka datang melamar kamu," ucap bunda Lisa.

Aisyah membulatkan matanya terkejut "Terus Papa sama Bunda setuju?

Adhes dan istrinya langsung mengangguk bersamaan, membuat Aisyah kembali menangis.

"Kenapa, kalian terima?" tanya Aisyah "bagaimana kalau di jahat sama Asya? Buna sama papa tega?!"

"Kenapa nggak minta pendapat Aisyah, bunda, Papa. Bagaimana kalau dia jahat ke Aisyah?"

Bunda Lisa tersenyum kepada putrinya, ia berpindah tempat ke sampang sang anak "Asya, percaya deh, beliau itu  sosok yang baik kok, dia juga seorang Gus"

"Dia baik kok, bunda sama Papa kenal orangnya. Beliau juga seorang Gus," ujar bunda Lisa.

"Bunda! Aisyah tidak mau menikah dengan Gus…"

"Tidak semua orang sama Aisyah, jangan pernah beranggapan seperti itu" tegur Adhes, sebagaimana ia tau Aisyah pasti teringat kembali pada trauma nya.

Adhes menghela nafas "Memangnya kenapa nak, pemuda itu paham agama, sudah mapan dan bertanggung jawab. Kamu mau cari yang bagaimana lagi? Mau cari yang tampan, dia juga tampan,"

"Aisyah tetap nggak terima. Memangnya papa dan bunda mau Aisyah seperti dulu lagi?"

"Aisyah, tenang. Papa dan bunda tidak sembarang memilih pria menjadi pendampingmu, kami memilih dia, berarti dia baik untuk kamu,"

"Mau yah nak?" bujuk Adhes ikut menimbu.

"Kakek kamu pasti senang, permintaan terakhirnya di kabulkan sama cucu kesayangan," ucap Lisa lagi.

Aisyah menghela nafas panjang,  baiklah Aisyah akan menurunkan ego dan keras kepalanya. Mau ataupun tidak mau, Aisyah harus mau, lagi pula lamarannya sudah di terima kedua orang tuanya, untuk apa lagi menolak.

Walaupun terdengar begitu egois, Aisyah juga tau, setiap pilihan orang tua pasti memang jalan yang terbaik.

"Iya," ucap Aisyah pasrah.

"Alhamdulillah, ya Allah," ucap Lisa dan Adhes.

"Aisyah ke atas," Aisyah lantas bangkit dari duduknya, membuat Adhes dan Lisa menatap putrinya.

"Makanannya nggak dihabisi sayang?" tanya Adhes.

"Nggak nafsu makan," ucap Aisyah setelah itu ia pun beranjak pergi.

Lisa dan Adhes menatap dalam diam punggung anaknya sampai benar-benar hilang di balik tembok.

Lisa menghela nafas, kini wanita itu merasa bersalah "Aisyah nggak senang mas, aku khawatir pernikahan ini akan jadi bumerang untuk Aisyah,"

"Ya begitulah Lisa. Yakin saja, dengan pernikahan ini, semoga pernikahan ini membuat Aisyah lupa dengan trauma nya."

Adhes menarik kursi nya, mendekat kepada istrinya "Kalau kamu yakin, insya allah semua akan baik-baik saja,"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang