64 | Perdebatan Chan dan Chaewon

517 87 5
                                    

"PAK, ADEK SAYA HILANG, PAK! BAPAK BISA NGERTI GAK SIH YA TUHAN..."

Chaewon dengan wajah memerah dan mata berair dengan berani ngebentak bentak Chan dihadapan banyak orang. Chaewon gak peduli misal habis ini dia bakal dipecat. Bagi Chaewon adeknya lebih penting daripada apapun.

Setelah mencoba mencari disekitar tebing, Chaera tetap gak ditemukan. Akhirnya Chaewon sama yang lain nemuin Chan, bermaksud buat minta bantuan Chan buat nyari Chaera.

Tapi ternyata Chan justru terkesan gak peduli sama hilangnya Chaera. Chan justru minta semua pegawainya buat cepet cepet pergi ke bandara. Hal yang akhirnya nyulut kemarahan Chaewon.

"Terus mau kamu gimana? Keberangkatan kita harus tertunda gara gara adek kamu yang tiba tiba hilang? Jangan egois, Chaewon." Tanya Chan

"Pak, tolong mengerti situasinya. Ini gawat banget, Pak. Chaera hilang tanpa jejak. Kita harus lapor polisi." Kata Jeongin, berusaha ngedesak Chan biar ngebantu proses pencarian Chaera.

"Kamu yakin polisi mau bantu? Apa Chaera sudah menghilang dalam kurun waktu 24 jam?"

Bener juga. Chaera menghilang sekitar 10 jam yang lalu. Biasanya kalau mau lapor polisi, harus nunggu selama 24 jam dulu. Tapi ga mungkin Chaewon nunggu selama itu.

"Pak maaf, tapi Chaera bukan menghilang sendiri. Melainkan sengaja dihilangkan." Kaya Hyunjin sambil natap Jihyo.

"Kok kamu natap saya? Kamu nuduh saya ngebunuh Chaera?" Tanya Jihyo ga terima.

"Loh, saya gak bilang kalau Chaera menghilang karena dibunuh. Kok Bu Jihyo bisa nyantol kesana? Keceplosan?"

Badan Jihyo langsung menegang. Yaampun, Jihyo keceplosan. Ini bahaya banget. Gak ada yang boleh tau kalau Jihyo adalah orang yang semalem udah ngedorong Chaera dari atas tebing itu.

Jihyo kemudian pura pura ngelihatin jam tangannya karena pandangan semua orang sekarang tertuju ke dirinya.

"Pak, orangtua saya nitipin Chaera ke Bapak. Jangan lepas tanggung jawab begini dong!" Bentak Chaewon

"Saya sudah jaga, tapi adek kamu lepas sendiri. Saya harus gimana, Chaewon?"

Chaewon nutup matanya kemudian ngehela nafasnya. Chaewon mukul pelan kepalanya sendiri. Di situasi kaya gini justru Chan malah bertindak kaya gini. Bukannya panik atau ikut bantuin nyari Chaera, Chan malah pengen pulang gitu aja.

"Pak, status Chaera saat ini masih istri bapak." Kata Chaewon

"Sebentar lagi kami cerai."

Plak!

Chaewon udah gak bisa nahan dirinya lagi. Chaewon dengan berani nampar Chan yang notabenenya adalah pemilik perusahaan tempat Chaewon kerja, disaksikan sama semua pegawai Chan.

Chaewon udah muak sama tingkah Chan yang semena mena kaya gini. Chaewon udah gak bisa nahan dirinya lagi. Kalau membunuh ga dosa, mungkin Chaewon udah ngebunuh Chan sekarang juga.

"BAJINGAN GAK PUNYA HATI, ANDA MANUSIA ATAU BUKAN??" teriak Chaewon.

"Won, udah cukup. Kamu ngehabisin tenaga dengan marahin Kak Chan. Udah, tenang dulu." Kata Felix sambil meluk Chaewon dari samping biar Chaewon agak mundur.

"Saya udah capek ya sama sikap Bapak. Adek saya manusia, Pak! Adek saya bukan boneka yang bisa Bapak mainin seenak Bapak! Apa nggak cukup semua rasa sakit yang bapak kasih buat adek saya?!" Teriak Chaewon

Suasana disekitar hening. Gak ada yang berani buka suara. Bahkan orang orang yang udah masuk ke dalam bus ngintip keluar jendela buat lihat apa yang udah terjadi.

Marriage Life || Bangchan ✓On viuen les histories. Descobreix ara