43 | Pesta

645 124 28
                                    

Setelah resepsi digelar di siang hari, di malam harinya ada pesta. Masih di hotel yang sama tapi dengan nuansa yang berbeda. Nuansa malam ini lebih cenderung kearah pesta tempat orang dewasa, dimana banyak disajikan minuman beralkohol, juga orang orang yang pada dansa.

Chaera sendiri cuma duduk sendirian sambil nonton Felix sama Chaewon yang lagi dansa. Gak berniat gabung soalnya gak ada pasangan. Jeongin gak bisa dateng, mamanya masuk rumah sakit katanya.

Sebenernya ada Jisung, cuma Chaera gak mau. Jisung yang hiperaktif dan gak bisa diem bakal bahayain Chaera yang lagi hamil nanti.

"Ra, gak mau makan apa gitu? Lo gak laper?" Tanya Jisung

Chaera menggeleng, "Nggak, Kak. Gue masih kenyang."

Gimana gak kenyang kalau tadi siang aja Chaera makan banyak banget. Semua menu dicobain. Sampe Jeongin Capek sendiri harus bolak balik ambilin Chaera makanan. Tapi Jeongin ga masalah sih. Malah suka dia direpotin sama Chaera.

"Murung banget kenapa sih? Harusnya bahagia, kan ini nikahan kakak lo. Daritadi sedih ulu. Ada apa gerangan adek tersayang ku." Kata Jisung yang langsung dapet tabokan maut dari Chaera.

"Najis tolol." Chaera natap sekelilingnya dimana ramai orang lagi dansa sama pasangannya masing masing.

"Kak Jeongin gak ada. Gak tau kenapa gue mau sama Kak Jeongin kali ini." Chaera nundukin kepalanya

"Heh, beneran suka lo sama dia? Jangan deh, Ra."

"Bukan suka, hanya saja gue kan terbiasa sama dia. Ya semenjak dia pindah, gue nempel mulu sama dia. Dia selalu peduli sama gue, juga anak gue. Mungkin anak gue jadi sayang sama dia. Jadi anak gue mau Jeongin ada disini."

"Anaknya atau bundanya nih yang mau Jeongin disini?" Tanya Jisung sambil naik turunin alisnya.

Entahlah, Chaera sendiri juga gak ngerti kenapa rasanya sepi banget kalo Jeongin gak disini. Mungkin karena Chaera terbiasa sama kehadiran Jeongin, jadi sekalinya Jeongin gak ada, rasanya berbeda banget.

"Gue ke kamar mandi dulu ya." Kaya Jisung kemudian ninggalin Chaera.

Chaera cuma diem, nikmati musik yang diputar. Sampai akhirnya seseorang datang.

"Kim Chaera, pertanyaan saya siang tadi belum kamu jawab." Tanya Chan.

Chaera muter bola matanya males. Kesel banget ya sama ini orang. Dulu aja pas dia masih ada dan masih peduli, gak dianggap. Sekarang giliran mau pergi ditahan. Maunya apa coba.

"Kalau aku gak jawab, kamu udah tau kan artinya?" Chaera malah nanya balik.

"Ra—"

"Cukup ya, Chan. Aku lagi pengen sendiri. Tolong pergi darisini."

Chan meringis. Rasanya aneh aja denger Chaera manggil dia pake namanya. Padahal biasanya pake 'om'. Rasanya gak nyaman.

"Tolong panggil saya seperti biasa, Chaera. Saya gak nyaman kalau kamu manggil saya pake nama." Pinta Chan.

"Oke. Jadi gini, aku lagi pengen sendiri, Om. Aku lagi gak mau diganggu. Om pergi aja sana sama Kak Jihyo. Biasanya juga sama dia kan."

"Jihyo lagi gak ada. Tolong jawab dulu pertanyaan saya, Ra. Sebelum kamu jawab saya gak akan pergi."

Chaera meremas dress yang dia pake. Pengen marah tapi ini lagi di tempat rame.

"Bukannya Om sendiri yang dulu minta aku buat pergi? Om sendiri kan yang bilang bahwa Om pengen aku menjauh karena pengen menjaga perasaan Kak Jihyo. Yaudah, aku turuti kemauan Om. Tapi kenapa malah Om yang sekarang gak ngebolehin aku pergi? Labil banget kaya abg!" Bentak Chaera

Marriage Life || Bangchan ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora