"Sama-sama" balas Maclo cuek namun Zizel tetap tersenyum. 

Keesokan paginya Zizel menjadi asisten rumah mewah ini, menyapu, ngepel, nyaring kolam renang, serta kamar mandi. Maclo selesai mandi berdecak kagum atas stamina yang dimiliki Zizel seperti wonder woman.

"Rajin banget istri pertama gua" puji Maclo bersandar melihat Zizel membersihkan cermin kamar mandi.

"Lo beneran udah nemu buat yang kedua? Siapa! Gua mau bikin list tug-"

"Di keluarga gua nggak boleh yang namanya poligami atau perceraian. Jadi nikmatin aja satu atap sama gua, produk gua kagak ngecewain kok" Maclo mendekati Zizel lalu mengecup singkat pipi itu sembari berjalan keluar.

Zizel menatap datar dan menghapus bekas kecupan Maclo, ia padahal ingin menjadi bebas seperti dulu yang jika hari libur kesempatan bangun siang kini harus pagi membersihkan rumah, hari liburnya dijadikan waktu beres-beres.

"Lo mau sarapan apa Zel, gua mau nyari sarapan nih ke depan" seru Maclo yang sudah di depan pintu.

"Bubur Clo! Sama beliin es krim" teriak Zizel.

"Yaudah. Gua otw dulu, gua balik belum rapi kagak gua kasih makan lo" ancam Maclo.

"SIAP BOS!" Zizel memberikan hormat dan buru-buru merapikan.

"Dua tiga dua tiga dua tiga! Sapu kiri sapu kanan, lap depan, lap belakang. Putar-putar--AKHHH!" pekiknya kala sudah 10 menit Maclo keluar.

20 menit berlalu, Maclo kembali dengan membawa dua styrofoam bubur dan es krim ia meletakkan di meja teras menunggu Zizel.

"Ambil minum Zel" titahnya ketikan Zizel menyapu sampai teras.

"Lo ambil sendiri kek Clo, yarob..." keluh Zizel ia belum sarapan udah banting tulang.

"Dosa lo nyuruh suami" Maclo menakuti.

"Jadiin istri babu juga dosa, lo nyuruh gua pas banyak kerjaan padahal lo bisa ambil sendiri" balas Zizel yang mampu membuat Maclo berdiri lalu ke dapur.

Cowok itu kembali membawa dua gelas dan memakan bubur lebih dulu tak mau kelamaan menunggu Zizel.

"Ckckck! Alasan gua nggak mau nyari pembantu sama bini lagi karena lo udah paket komplit Zel" Maclo memandang lapar Zizel yang tengah menyapu.

"Apanya?" Zizel meletakkan sapu dan duduk di sebelah Maclo.

"Vibe babunya dapet, terus seksehnya dapet" lanjut Maclo dengan satu mata mengedip menggoda.

"Kok lo makan bubur diaduk sih" geli Zizel.

"Suka-suka gua lah masalah buat lo" sentak Maclo.

"Kayak muntah Oren" celetuk Zizel kemudian.

Zizel menghela napas dalam-dalam lalu ia kembali makan buburnya namun dengan segala kejahilan Maclo mengaduk bubur yang dimakan Zizel.

"Maclo... Sumpah lo kenapa sih" lirih Zizel langsung menendang kursi cowok itu. "Tau ah mana laper kalau begini gua gak mau makannya!" ogah Zizel.

"Yaudah nggak usah dimakan buat gua aja" Maclo menaikan sebelah alis mengejek.

Zizel berdiri dan kembali masuk ke rumah, gadis itu pergi ke kamar melanjutkan drama yang ia tonton.

Waktu terus berputar sampai akhirnya jam 10 namun Zizel tak keluar dari kamar. Maclo yang mengingat gadis itu belum sarapan membuka pintu kamar melihat Zizel membuang muka darinya.

"Makan dulu sana" suruh Maclo.

"Nggak laper" tolak Zizel masih kesal.

"Jangan sok ngambek gitu deh lo artefak! Berharap gua pujuk? Strawberry mangga sawo sorry nggak mao" cerocos Maclo berjalan keluar menutup pintu kasar.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now