T D A | 15

83 22 0
                                    

Halo semuaaa

Maaf kalo feel nya ga dapet, aku lagi PAS, jadi sibuk ngehapal, ini juga nulis kalo ada waktu.

Buat kalian yang lagi PAS semangat yya!

Kalo ada typo/kata ga nyambung mohon sorry aku ga revisi sebelum publish!

Happy reading!

15. Aneh

Brak!

Brak!

Rara menendang-nendang pintu rumah kumuh itu. Dari semalam kemarin Rara belum bisa keluar dari rumah ini karna Aksa mengurung nya di sini tanpa di beri makan juga minum.

Rara memukul pintu itu kesal. Dugaannya salah, walau pintu itu terlihat kumuh ternyata masih kuat dan susah sekali untuk di dobrak.

Rara menatap pintu itu nyalang. "Lo tuh punya dendam apa sama gue, hah? Kenapa lo betah banget nutup? Gue laper pengen makan!" Amuk Rara dengan kesal, dia terus saja memarahi pintu yang nyata tidak hidup.

Orang yang sama, yang mengaku bernama Black atau Aksa yang sangat terlihat kejam bak psikopat yang sangat aktif. Aksa menatap Rara dari belakang dengan datar. Dia berjalan mendekat Rara.

Duk!

Aksa mendorong belakang kepala Rara dengan keras, membuat Rara merasakan pusing. Aksa mendorong belakang kepala Rara lagi lebih keras.

Duk!

Duk!

Rara menendang benda pusaka Aksa dari belakang. Dia menatap Aksa yang merintih pelan dengan tatapan marah. "Lo punya dendam pribadi apa sama gue, hah!"

Aksa menegakkan badannya. Dia menatap Rara remeh, dia berdecih ke arah Rara. Aksa menarik Rara dan membanting Rara ke bawah dengan keras.

Rara merintih sakit, dia berdiri dan menonjok muka sok keren milik Aksa. Rara bukanlah gadis lemah, bukan juga gadis sok kuat. Baginya ini namanya penindasan, dia tidak pernah memiliki salah pada Aksa tapi mengapa Aksa seperti menyimpan dendam kesumat padanya? Seakan dia orang yang sangat jahat.

Merasa Aksa tengah tumbang, dia memanfaatkan ini untuk balas dendam. Rara mendekat dan menarik-narik rambut Aksa dengan kuat, membuat pola memutar. Mendengar rintihan Aksa membuat Rara semangat.

"Sakit Ganteng?" Tanya Rara dengan senyum devil-nya. Dia membenturkan kening Aksa ke tembok.

Duk!

Duk!

Duk!

Rara melepas pegangannya dari rambut Aksa, membuat rambut yang rontok berjatuhan. Rara menatap heran Aksa, mengapa cowok ini tidak berdarah ketika dia membenturkan keningnya? Sedangkan dia berdarah di keningnya.

Dari bawah Aksa menarik kaki Rara membuat Rara jatuh dengan posisi duduk, bokongnya merasakan sangat linu. "Ssshhh..."

Aksa berdiri dan menunduk, dia menonjok pipi Rara lagi, membuat banyak lebam di pipi mulus Rara. Rara hanya pasrah menikmati semua luka yang di beri Aksa, dia sangat lemas, rasanya ingin mati.

Rara melihat ke arah pintu, melihat gadis bertopeng, jika di lihat badannya sangat mirip dengan Arsya, bahkan jalannya pun mirip.

Pintu di dobrak dengan sekali dorongan. Gadis yang di pintu menghilang tiba-tiba.

Antartika menatap Rara cemas. Antartika mendorong lelaki yang sedang menyiksa gadisnya, milik-nya.

Antartika menatap lelaki yang memiliki banyak luka sayatan dan luka lebam di pipinya yang sudah membiru.

The Devil Antartika [END]Where stories live. Discover now