T D A | 3

193 60 5
                                    

Hai semuanya

Aku up lagi ya, btw maaf tadi sore aku benar-benar tidak ada sinyal, sekarang baru ada.

Kalian jangan lupa vote dan komen biar aku semangat buat up nya.

Happy reading...

3. Kotak hadiah untuk Rara

"SELAMAT MORNING, BABU-BABU KU!" Teriak Pajra ketika sampai di dalam kelas. Ini sudah biasa, suara toa milik Pajra akan menyapa setiap pagi nya yang seperti terompet sasangkala.

Arsya menutup telinga nya, wajar, dia berada di sebelah Pajra. Suara Pajra mengalun indah ke telinga milik Arsya, rasanya ingin pecah. "Lo tuh, masih pagi, udah bikin gue badmood!" Kesal Arsya. Rasanya sangat tertekan bersahabat dengan Pajra.

Nsyah menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak heran, sahabat-sahabat nya ini sangat berisik, seperti lebah.

Mereka duduk di kursi masing-masing. Acha yang sebangku dengan Rara, menatap Rara yang sedari tadi hanya diam. Biasanya, Rara lah yang paling heboh setelah Pajra. "Napa lo?"

Rara masih diam, dia menelungkapkan kepalanya. Dia menggeleng-geleng menjawab pertanyaan Acha.

Acha melirik Arsya, memberi kode. Arsya yang mengerti, langsung mengangguk.

Arsya menggeserkan kursinya supaya berdekatan dengan Rara. "Ra, lo putus sama pacar erpe lo lagi?" Tanya Arsya.

Rara mengintip sedikit, sungguh, dia sudah jarang bermain roleplayer atau rp-itu. Arsya sangat menyebalkan, dia merasa di sepelekan karna tidak laku di dunia real life. Tapi sekarang tidak, dia sudah ada Antartika.

"Ra, atau lo keinget Mr. Ex lo itu?"

Sudah Rara harus menyumpal mulut Arsya. "Sotoy lo!" Rara mengangkat kepalanya. Rara ingin bercerita tentang Antartika, saat kemarin.

Rara melirik semua sahabatnya. "Gue mau cerita," ucap Rara.

"Cerita, ya cerita," jawab Acha dengan tenang nya. Rasanya, Rara ingin merobek habis muka Acha yang sok polos itu. Walau memang, muka Acha terlihat polos.

"Dasar lo, Jomblo Abadi!" Maki Rara.

"Ck, banyak bacot! Cepet, mau cerita apa?" Tanya Nsyah yang sudah tidak memiliki kesabaran.

Rara membenarkan duduknya, dia akan bersiap untuk bercerita.

Flashback

"Yang orang bilang itu, emang benar," jawab Antartika.

Rara menatap Antartika sejenak, dia masih menyerap ucapan Antartika. "Jadi ... lo mayat hidup gitu?" Tanya Rara dengan wajah polos nya.

Antartika gemas melihatnya, dia mencubit pipi Rara yang hangat. "Ya, menurut lo?"

Rara diam, dia bingung. Cubitan di pipi Rara, berubah menjadi elusan lembut dari tangan yang sangat dingin, milik Antartika.

Rara memegang tangan Antartika yang ada di pipinya. "Sebenarnya ... lo itu, siapa?" Rara menatap intens Antartika, meminta jawaban yang memuaskan.

"Antartika."

Rara mencebikan bibirnya, kesal. "Seriuss!"

Antartika tersenyum tipis, itu sedikit membuat Rara kaget. Antartika memajukan wajah nya, dan berbisik di telinga Rara. "Lo gausah tau gue siapa, intinya, yang ada di pikiran lo itu, bisa aja itu jawaban nya." Antartika menjauhkan wajahnya.

The Devil Antartika [END]Where stories live. Discover now