T D A | 14

79 26 2
                                    

Baca chap sebelumnya dulu, soalnya nyambung.

HALO SEMUAAA

MUNGKIN PART INI MENGANDUNG KE BINGUNGAN YANG MUNGKIN BUAT KALIAN SUSAH TIDUR!!

VOTE DAN KOMEN AGAR AKU SEMANGAT UP KAYA GINI!!

SIAPPP? OKE, HAPPY RIDING!!

14. Dimana Rara?

Aksa memberhentikan tawanya, dia bangkit dari duduknya. Wajahnya memperlihatkan wajah dinginnya.

Dari depannya ada seorang pemuda yang jauh lebih tua setahun dari Aksa. "Sorry, Sa, gue telat," ucapnya menyesal.

Aksa berusaha berdiri tegap, sayang kepalanya terlalu sakit. Dia menatap Ziki. "Sudah saya duga, perang akan mulai."

Ziki membantu Aksa untuk berdiri tegap. Dia menggeram kesal karna tau Antartika memang sangat keras kepala. "Shit, dia bodoh!" Umpatnya.

Aksa dan Ziki berjalan memasuki gang. Waktu sudah sore, cuaca sudah mendung membuat langit menjadi gelap.

Mereka berdua akan berperang untuk menyelamatkan dua orang yang nyatanya sudah meninggal. Dalam pikiran Aksa maupun Ziki tidak ada pikiran untuk memusnahkan Bartas Raja dari Kansaston, atau pun 100 prajurit di dalam rumah sederhana itu. Sangat mustahil bukan jika mereka bisa memusnahkan Bartas dan 100 prajurit yang berasal dari iblis?

>>> T D A <<<

Rara kelimpungan, dia bingung mengapa HP Antartika tidak aktif sedari pagi? Dia jadi takut Antartika kenapa-napa, apalagi Rara terus saja dapat chat dari nomor yang tidak di kenal.

Sekarang waktu menunjukkan jam sembilan malam, membuatnya semakin resah. Lagi, Rara mendapatkan chat dari nomor tak di kenal.

+628xxxxxxxxxx

Bagaimana? Apakah
Kamu sudah rindu pada
Pacarmu?

Siapa lo, njing?

Saya, Black

Lo apain pacar gue,
sialan!
Read

Rara membanting HP-nya ke kasur, dia mengacak-acak rambutnya frustasi.

Tiba-tiba HP nya berbunyi lagi, tanda ada yang mengirim pesan padanya. Dia mengambil HP itu dan melihat pesan dari nomor yang sama.

Nomor tidak di kenal itu mengirim lokasi. Tunggu, lokasi apa itu? Mengapa orang gila ini mengirim lokasi, apa di situ ada Antartika?

Tidak tunggu lama, Rara bersiap-siap untuk menuju ke lokasi yang di beri orang yang menurutnya gila itu. Rara keluar lewat balkon kamarnya, karna malam-malam seperti ini untuk keluar lewat pintu depan akan mendapatkan banyak pertanyaan dari Sang Bunda yang sudah berada di rumah.

Rara menginjak dahan pohon yang besar, ketika sudah dekat dengan tanah, dia meloncat. Untungnya satpam di rumahnya tidak mendengar suara yang dia buat.

Rara mengeluarkan motor matic-nya, dia keluar lewat belakang rumahnya. Dia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi karna terlalu khawatir kepada sang kekasih.

Perlu 15 menit untuk sampai di lokasi yang di tuju. Rara turun dari motornya, yang dia lihat hanya rumah kumuh yang sudah tidak layak untuk di tempati. Tembok yang sudah retak, dan ada juga yang sampai bolong membuat angin luar masuk ke dalam.

The Devil Antartika [END]Where stories live. Discover now