55 || Pengkhianat

Start from the beginning
                                    

“Maksud lo apa, Al?” teriak Raka tak terima. Tiba-tiba saja Alendra menuduhnya. “Buat apa gue berkhianat sama Dirgoun, Al?”

Alendra terdiam sejenak, ia pun melangkah penuh perhitungan. Wajahnya terlihat dingin dan datar.

“Jelas lo mencurigakan selama ini, waktu basecamp kita di serang lo juga mendadak pergi kan? Kemana lo waktu itu? Apa jangan-jangan lo juga yang bocorin lokasi basecamp?
cecar Alendra mencengkram kerah jaket Raka.

“Al! gue nggak tahu apa-apa! Waktu itu gue beneran ada urusan penting, dan gue juga nggak tau tentang penyerangan itu. Lo sahabat gue, mana mungkin gue juga berkhianat ke lo,” ujar Raka, nada bicaranya terdengar begitu frustasi.

“Al, lo jangan asal nuduh Raka. Dia sahabat kita, dan nggak mungkin juga dia berkhianat sama lo atau bahkan Dirgoun.” Lerai Dino, ia menarik lengan tangan Alendra untuk mundur.

“Al, sumpah bukan gue. Gue nggak tau apa-apa, tentang kenapa gue baik-baik aja karena tadi gue bantu beberapa orang yang terluka parah buat di bawa ke rumah sakit. Sorry, gue emang nggak terlibat banyak di penyerangan kali ini. Karena gue harus bantu teman-teman yang lain, Al. mereka sekarat,” ujar Raka, matanya bergerak liar mencoba menyakinkan teman-temannya yang lain bahwa memang bukan dia pengkhianat nya. “Ayolah, Al. percaya sama gue. Bukan gue, gue nggak mungkin untuk berkhianat.” Ucapan Raka kali ini justru dibalas dengan tundukkan kepala yang mana sebagai respon tidak ada yang percaya dengan perkataan Raka.

“Din, lo percaya kan sama gue? Lo tau gue kan? Nggak mungkin gue berani untuk berkhianat.”

Dino terdiam tidak membuka suara. Kepalanya perlahan menggeleng seketika membuat Raka menggusah napas kecewa.

“Al, gue bu_”

“Bang Al, bang, bang. Nih ada paket buat lo katanya.” Galen datang membawa satu kertas berwarna coklat yang kemudian diserahkan kepada Alendra.

Alendra membuka kertas tersebut dengan Gerakan tak sabaran. Di dalam kertas tersebut terdapat beberapa lembar foto.

Napas Alendra memburu kencang, remasan pada foto tersebut semakin kuat. Di dalam foto tersebut, ada Raka yang sedang bertemu dengan Jovian. Dari foto itu juga sudah di pastikan bahwa memang lah Raka si pengkhianat.

“RAKANJING! SIALAN! BANGSAT! DASAR LO PENGKHIANAT RAKA!”

Alendra yang semakin emosi langsung menerjang Raka, ia memukuli Raka membabi buta membuat semua orang terpekik tak percaya.

Dino dan Arig berusaha menahan serangan Alendra dengan cara memegangi nya dan membawa Alendra sedikit menjauh dari Raka. Sedangkan Lois dan juga Budi membantu Raka yang terkapar terkena pukulan keras Alendra.

“Lo bilang lo itu sahabat gue? Sahabat mana yang berani untuk berkhianat, Rak?! Lo kemarin ketemu sama si Jovianjing, Raka! Bangsat lo!” Alendra melempar foto itu hingga mengenai kening Raka.

Mata Raka terbelalakk tak percaya, bagaimana foto ini bisa ada? Ia memang menemui Jovian, tapi ia juga memiliki alasan kenapa bisa menemui Jovian.

“Al, gue bisa jelasin tentang foto ini. Gue bisa jelasin kenapa gue kemarin bisa ketemu sama Jovaian, dengerin penjelasan gue dulu plis.” Mohon Raka.

“It’s not appropriate for a traitor to be given a chance to explain.” “Mulai sekarang, lo bukan lagi anggota inti Dirgoun, lo gue keluarin dari Dirgoun!” ujar Alendra menggeram tertahan.

Raka menggelengkan kepalanya kuat, “I have the right to defend myself, I also have the right to give an explanation so that everyone deos not understand.”

AlendraWhere stories live. Discover now