After The Ending

119 12 0
                                    


Berakhir. Sepenggal kata yang kini terlintas di benak Jungkook saat melihat para warga membangun kembali desa Arkala mereka yang rusak karena perang. Mantel hitamnya melambai - lambai tertiup angin, tudung yang ia kenakan menutup separuh wajahnya yang rusak. Jungkook mengela nafas berat, hari ini adalah hari terakhirnya di Arkala. Sebentar lagi dia dan mereka yang tersisa pergi meninggalkan Neyhomer, berpindah ke satu sisi bumi yang minim penduduk. 

Midlight. Tempat mereka beristirahat dan jauh dari peradaban manusia. Keputusan ini dibuat setelah adanya pertemuan antara dua clan, mereka berpikir kalau kehadiran mereka hanya dapat membuat kerusakan dan mengancam kehidupan para manusia disekitar. Mereka banyak merengut nyawa orang tidak bersalah. Kebangkitan Hydra, dan perang Medusa. Para warga Arkala dan Neyhomer hanya menjadi korban dari perbuatan dua clan. 

Langkah anggun menghampiri Jungkook, pria itu tidak berkutik sampai sosok itu berdiri di sampingnya. Ikut memerhatikan pemandangan yang sama dengannya. 

Neoma Minju, sebuah keajaiban gadis itu berhasil selamat setelah Suho mengoyak pundaknya, dan membuatnya kehilangan banyak darah. Dia bisa saja mati jika tidak karena Jeffrey mengubahnya menjadi slaah satu golongannya. 

" Kita harus pergi. " ucap gadis itu. 

Jungkook mengangguk, dan berbalik meninggalkan Minju. 

Jake berpas-pasan dengan kakaknya saat hendak menemui Minju, mereka hanya bertukar tatap dan kembali berjalan. 

" Dia masih tidak mau bicara. " Jake mengalihkan perhatian Minju. 

Gadis itu pun menjawab dengan anggukan. 

" Sekarang sudah berjalan 4 bulan setelah perang Medusa terjadi, dan saudaraku masih belum berani membuka mulutnya. " 

" Jake, kamu tahu sendirikan alasannya kenapa. " Minju memutar badan kearah pria di sampingnya, " Jangan paksa Jungkook, dia masih berduka karena kehilangan saudariku. " 

Apakah hanya Jungkook saja yang tersesat di labirin duka? Tidak, mereka semua. Mereka semua kehilangan orang yang mereka cintai di peperangan. Kehilangan keluarga, saudara, anak, dan kekasih. 

Kenyataan kalau luka akibat perang tidak hanya menyerang fisik mereka, tapi juga hati dan mental mereka. Membuat kedua clan ini tidak bisa menjalani hidup seperti dulu kala. Mereka tenggelam ke dalam jurang penyesalan, tersesat di labirin duka, dan terbutakan oleh rasa rindu. Tidak sekali dua kali-hampir setiap hari, sosok Jian, Sehun, dan Haechan. Mampir ke mimpi mereka, tersenyum di atas rasa sakit dan kesedihan. 

Karenanya, dua clan ini selalu terbangun dengan air mata membasahi wajah. 

Jeffrey duduk di bawah pohon rindang, meneguk botol winenya setelah bekerja seharian, menata persediaan wine dan makanan di kereta kuda untuk perjalanan mereka nanti. Suho memerhatikan pria itu dari pinggir sungai, setelah membasuh wajahnya dengan air, manusia serigala bertangan satu itu menghampiri Jeffrey. Duduk di sampingnya dengan mulut terkatup. 

" Semuanya sudah siap, kita bisa pergi sekarang. " kata Jeffrey, nada suaranya terdengar tidak bertenaga. 

" Jef. " panggil Suho, " Aku minta maaf. " 

" Permintaan maaf tidak bakal bisa mengembalikan semuanya seperti semula Suho. " 

" Karenaku kita_ " si tangan satu itu tidak bisa melanjutkan ucapannya. Suho yang biasanya terlihat tegas dan tidak punya hati, sekarang rapuh karena kehilangan sosok adik kesayangan. sama seperti yang lain, Suho tidak bisa memaafkan diri sendiri. 

Jeffrey menyandarkan kepalanya di pohon yang ia sandari, mendongak menatap langit biru dengan awan - awan tipis menghiasi. Membayangkan diatas sana Haechan tertawa lepas, berlarian kesana kemari seperti burung bebas bersama saudarinya Jian. 

Blue Moon [✔️]Where stories live. Discover now