14. Meet, Irene

64 13 2
                                    


- Happy Reading -








" When the past reminds us how painful it was back in the day

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" When the past reminds us how painful it was back in the day. "
















" Dia ... "

" Jian!! " panggil Jin. Berlari menghampiri putrinya dan memeluknya erat tiba - tiba, " Putriku yang cantik, ada yang bisa ayah bantu? "

Jian memaku di tempat, berusaha mencerna situasi, " T-Tidak ada ayah, terima kasih. "

Gercap Jian mengambil liontinnya dan kabur.

Hening. Kepergian Jian membawa hawa - hawa canggung menyelimuti Jeffrey dan Jin. Berdiri bersanding, dengan mulut terkatup. Mata melayang mengarah ke sembarang arah, sampai tak sengaja saling bertemu. Makin mempertebal kecanggungan.

" Jin, a-aku_ "

" Haechan pasti membutuh pertolonganku. " Jin menindih ucapan Jeffrey. Beranjak pergi, namun sebelum itu ia sempat memberi tatapan dingin ke anggota clan Lucine Vangs itu.

Jaffrey memandang punggung Jin yang berjalan menjauh darinya. Dalam hati ia berbisik, " Liontin itu ... milikku. "







****











" Jungkook! "

Suara merdu yang berasal dari gadis yang berlarian ke arah taman, menarik perhatian si pria pemilik nama. Kedua tangannya yang tadi memegang kapak, langsung beralih melebar. Menangkap gadis mungil miliknya.

" Ternyata kamu disini. Aku mencarimu  dari tadi. " ucap Jian, menenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan Jungkook.

Jungkook yang gemas mengacak puncak rambut Jian, menciumnya sekilas, " Maaf. Aku lagi siap - siap buat nanti musim dingin. "

" Mau aku bantu. " Jian mendongak. Menunjukkan senyum manis yang terlukis di wajah cantiknya.

" Tidak perlu Ji. Kamu pasti kelelahan, istirahat sana. Habis ini aku selesai. "

Jian menggeleng, memautkan bibir seperti anak kecil, " Aku bosan Kook. Haechan sama Jake sibuk, ayah juga. "

" Kalau begitu. " Jungkook tiba - tiba menggendong tubuh Jian, membuatnya seperti bayi koala yang menggelantung di tubuh ibunya, " Ikut aku sebentar. Aku mau menunjukkan sesuatu. "

Tidak ada alasan untuk Jian menolak. Tentu dia langsung mengangguk kepala cepat, membiarkan Jungkook membawa tubuhnya masuk ke dalam hutan. Entah menuju kemana. Jian sama sekali tidak menaruh curiga padanya.

Semakin mereka masuk ke dalam hutan, semakin minim cahaya matahari  menyinari diri mereka. Remang - remang cahaya di sela pepohonan terlihat seperti butiran bintang di siang hari. Jian mendongak, menikmati pemandangan indah ini.

Blue Moon [✔️]Where stories live. Discover now