"Ada masalah apa lo sama kak Aurel?" Tanya Cia sinis menghiraukan Bagas dan Aidan.

Gevan yang mendengar pertanyaan Cia hanya menatap dingin Cia, "Urus pacar lo, Dit!"

Raddit segera berdiri mendengar nada dingin yang Gevan keluarkan, dia dengan lembut melepaskan tangan Cia dari kerah Gevan. Raddit tahu Gevan lagi dalam mode senggol bacok. Dia menatap wajah Cia yang tak mengenakkan lalu menggelengkan kepalanya.

Cia yang melihat itu menatap tak suka ke arah Raddit, "Kamu bela dia?"

"Aku gak bela siapa-siapa! Ayo ikut aku!" Ajak Raddit menarik tangan Cia pergi dari kantin.

Sebelum Cia pergi matanya tak sengaja menatap ke arah Dion yang menatapnya kaget, "Dion! Tunggu hukuman dari gue!"

Dion yang baru pertama bertemu dengan Cia setelah sekian lama pun kaget, hukuman apa yang dimaksud oleh Cia itu?

Dion mengendikkan bahu mungkin karena dia tak bertemu langsung dengan Cia saat sahabatnya itu datang pertama kali ke sekolah. Matanya melihat ke arah Aurel yang makan dengan orang yang tak dia kenal, sepertinya ini waktu yang tepat untuk dia meminta maaf.

Raddit dengan lembut menggandeng tangan Cia. Mata Cia dan Raddit berpapasan dengan Lita, Jihan, Rea, dan Anggi yang berdiri di depan pintu kantin.

Cia yang melihat Jihan pun menatap sengit, "Ngapain lo pada di sini jadi penjaga kantin?"

Jihan menatap kepergian Cia dan Raddit, terlukis seringai terpasang di wajahnya.

"Lita! Lo gak cuma bikin Aurel-Gevan bertengkar tapi Cia-Raddit juga! Lo punya kesempatan Rea," ucap Jihan.

Rea yang mendengar itu pun tersenyum senang, dirinya sudah memendam rasa cinta pada Raddit dan ini adalah kesempatannya.

Lita yang mendengar hal itu tersenyum puas, "Itu bonus yang gak gue duga, tapi gue belum puas! Gue gak berhasil bikin Aurel gak naik kelas!"

"Mungkin lo gak bisa bikin Aurel gak naik kelas, tapi gosip tentang dia yang nyontek udah ke sebar satu sekolah! Mungkin mereka ngira Aurel nyogok guru biar dia dibebasin," ucap Anggi memainkan rambutnya.

Lita, Jihan, dan Rea yang mendengar hal itu pun tersenyum menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Anggi.

"Yok masuk! Gue laper." Ajak Rea untuk masuk ke kantin.

"Eh bentar! Liat! Dion nyamperin Aurel," ucap Anggi menunjuk ke arah meja Aurel.

Jihan yang melihat itu wajahnya menjadi keruh, kedua tangannya terkepal. Hatinya memanas melihat sang mantan kekasih menghampiri Aurel, cewek yang begitu dia benci.

Bagaimana dia bisa lupa jika hubungan Aurel dan Gevan hancur, Dion bisa mendekati Aurel!

***

"Gue mau ngomong!"

Aurel mengangkat wajahnya, mulutnya yang penuh dengan mie ayam menatap bingung Dion yang ada di depannya.

Mulutnya dengan pelan mengunyah mie ayamnya sampai halus lalu menelannya. Tangannya mengangkat es jeruk yang dia pesan lalu menyedotnya.

"Lo udah ngomong!" Balas Aurel dengan malas.

Dion yang melihat reaksi Aurel pun tak menyerah, "Okay gue bakal ngomong di sini!"

Aurel yang mendengar hal itu pun mengeryitkan dahinya menerka-terka apa sekiranya yang ingin Dion bicarakan. Matanya tanpa sengaja bertatapan dengan mata Gevan.

Mengikuti instingnya, Aurel menganggukkan kepalanya dia berdiri dari duduknya.

"Ikut gue!"

Aidan yang melihat kepergian Aurel dan Dion pun menatap ke arah Gevan yang berwajah keruh. Hubungan Aurel sama Gevan beneran ada apa-apa?

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang