Pertemuan Pertama

12.9K 821 47
                                    

Dua Puluh satu tahun kemudian

"Ndre, Ndre! Kinan nyebur ke danau dan nggak balik lagi ke permukaan!"

"Lah kok nggak lo tolongin, sih?!"

"Gue nggak berani berenang di danau!"

"Ash, payah banget sih, lo! Kalau Kinan kenapa-napa, kita bakal digorok sama bokapnya!"

Andre membuang sosis yang hendak dijadikannya sarapan dan segera berlari ke arah danau. Di sisi lain, teman-teman mereka yang baru kembali dari mencari kayu bakar dan tampak heran melihat keduanya saling berkejaran tunggang langgang menuju danau, buru-buru ikut berlari dan menyusul. Namun sesampainya Andre di danau, ternyata tempat itu sepi. Tidak ada satu pun manusia dijumpainya, bahkan sama sekali tidak tampak tanda-tanda jejak keberadaan Kinan seolah gadis itu memang tidak pernah berada di sana sebelumnya.

Sejurus teringat bahwa Kinan sebenarnya juga seorang perenang andal, Andre seketika mengumpat-umpat kepada Maya yang baru berhasil menyusulnya tiba di sana.

"Lo ngerjain gue, ya?" serunya kesal pada Maya yang masih ngos-ngosan dan kebingungan.

"Ngerjain apa maksud lo?"

"Nggak ada siapa-siapa, gini kok! Kinan pasti ngumpet, kan?"

Maya melotot dan bergegas berlari menuju lidah dermaga yang menjulur ke tepian danau, tempat di mana tadi ia yakini sebagai titik temannya itu menceburkan diri. Kemudian mulai berseru memanggil namanya, "Kinan! Kinan!"

Gadis berambut keriwil sebahu itu berlari ke sana kemari menyusuri bagian lain tepian danau sambil terus mengarahkan pandangan ke dalam air. Tangisnya yang mulai berjatuhan tidak membuat Andre lantas percaya bahwa Maya sungguh-sungguh tidak bercanda. Mengingat ia sudah sering sekali menerima prank dari teman-teman jahil lainnya.

"Kalian mau nge-prank gue, kan? Nggak lucu tahu, kalau gini caranya. Kinan tuh bisa berenang!"

"Nggak ada yang niat nge-prank lo, bangsat! Buruan bantu cari kek, timbang ngebacot aja lo!"

"Ya nyarinya di mana? Danau ini luas dan nggak ada tanda-tanda jejak keberadaan dia."

"Budek, lo? Dari tadi gue bilang kalau Kinan nyebur di ujung dermaga! Cari dia di dalam air!"

"Nggak ada tanda-tanda air beriak bekas diceburin di sana. Kalian pasti niat nge-prank emang!"

Sementara kedua manusia itu terus ribut bertengkar mencari teman mereka, dari atas istananya di puncak Gunung Kukusan, Satya menyeringai puas.

"Anak-anak yang dibesarkan dari uang haram akan tumbuh serupa sampah daur ulang. Walau telah dimodifikasi sedemikian rupa dengan gelimang harta dan materi, tetap saja mereka pada akhirnya akan menjadi sampah turunan," kemam Satya sebelum kembali menutup korden putih yang membingkai jendela istananya.

Saat kemudian pria jangkung atletis berbalut setelan serba hitam itu berbalik badan, seorang wanita bertubuh pendek, gemuk, dengan pakaian kebaya kutu baru dan jarik serta gaya rambut kelabu yang dicepol khas gaya emban zaman dulu, tampak sudah berdiri di ambang pintu kamar yang sengaja dibiarkan terbuka oleh Satya.

"Manusia itu sudah siuman, Yang Mulia. Apa yang harus saya lakukan sekarang?" lapor Ngatmi dengan wajah menunduk patuh. Tak berani menatap wajah sang tuan kendati sudah sangat lama ia menjadi abdi raja naga air itu.

"Tinggalkan istana sampai aku meminta kamu kembali ke sini lagi." Satya lantas berjalan keluar. Mendatangi Kinan yang tadi ia tempatkan di kamar utama yang dulu Satya tempati bersama dengan mending sang istri, Tatya.

Cinta Raja Naga (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang