Chapter 5 - Beautiful Lady With Ocean Blue Hair

Start from the beginning
                                    

Eladio yang sejak tadi terpana dengan pesona kecantikan Madelaine langsung terkesiap dan mengangguk dengan canggung.

"Iya nona, anda tidak perlu khawatir. Saya pasti akan menjaga Allen dengan baik."

"Baiklah." Balas Madelaine. "Kalau begitu saya permisi dulu."

"Tu-tunggu nona!"

"Iya?"

"Jika anda tidak keberatan, apakah saya boleh mengetahui dimana tempat tinggal anda?" Pertanyaan yang Eladio ajukan berhasil membuat Madelaine terdiam. Ini adalah hal yang begitu asing baginya, sebab tidak pernah ada satupun pria yang mengajukan pertanyaan seperti itu kepada dirinya.

Huh, Madelaine harus menjawab apa?

"Ji-jika nona keberatan nona tidak perlu menjawab pertanyaan saya. Maaf karena saya telah lancang atau melewati batas saya sehingga membuat anda merasa tidak nyaman." Eladio lagi-lagi tampak canggung, sementara Madelaine segera menggelengkan kepalanya.

"Bukan begitu.. Hanya saja, saya tidak yakin apakah anda akan percaya atau tidak jika saya mengatakan bahwa saya tinggal dikediaman milik duke Vyacheslav."

"Ah anda tinggal di kediaman yang mulia duke.. Tu-tunggu dulu! Apa??" Eladio terlihat begitu terkejut. "Anda tinggal disana? Kediaman besar duke Vyacheslav, sang komandan pasukan militer itu??"

"Benar. Itu adalah tempat yang cukup buruk, namun tidak seburuk itu juga sih."

"Ah begitu.." Eladio menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Kalau begitu saya undur diri, sebab saya harus segera kembali."

"Baik nona, hati-hati dijalan."

"Tentu, kau juga." Madelaine tersenyum hangat, "Sampai jumpa lagi tuan kesatria, dan juga Allen!"

"Iya sampai jumpa nona."

Selepas Madelaine merenggang pergi meninggalkan Eladio dan Allen. Allen sontak segera menatap kearah Eladio dengan sorot curiga.

"Kak Eladio, apakah kakak menyukai nona itu?"

Eladio menoleh dan menatap kearah Allen lalu mengulas senyuman hangatnya. "Mungkin iya atau mungkin tidak?"

"Huh! Ayo mengaku saja! Kak Eladio menyukai nona itu kan? Jangan mengelak! Lagipula aku juga jika menjadi kakak pasti akan jatuh cinta kepada nona itu sih. Dia sangat cantik dan juga keren! Nona juga pemberani! Ah.. Rambutnya yang biru! Seperti sebuah samudra!"

Celotehan Allen membuat Eladio terkekeh.

"Sudah berhenti meracau, sekarang ayo kita segera kembali dan mengobati luka memarmu itu."

Allen mengangguk setuju, "Iya, ayo."

Ketika Eladio mengangkat tubuh mungil Allen kedalam dekapannya, Allen kemudian kembali membuka celah bibirnya dan mengajukan sebuah pertanyaan kepada Eladio.

"Tapi kak El, ngomong-ngomong apakah kita dapat bertemu dengan nona cantik itu lagi?"

"Hmm.. Entahlah? Mungkin saja bisa, mungkin juga tidak."

BEYOND THE HORIZONWhere stories live. Discover now