32

69 6 0
                                    

Hari ini, aku memutuskan untuk masuk kembali ke kampus. Menyerahkan tugas-tugas yang sempat terbengkalai selama aku sakit, dan juga segera melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, tentang kelulusan. Ya, seharusnya dekat-dekat ini aku lulus. Hanya saja, mengingat semua hal yang terjadi berdekatan seperti waktu lalu, aku harus pasrah menunda kelulusan. Dan tentu saja, aku berangkat ke kampus dengan Galang. Kali ini aku mencoba untuk menggunakan skruk untuk membantuku dalam berjalan.

Mobil Galang berhenti secara perlahan saat sudah sampai di dalam parkiran mobil kampus. Dan dari dalam mobil aku bisa melihat Silvi yang melambaikan tangannya ke arah kami. “Kau yakin bisa menggunakan skruk itu?” Galang sekali lagi menanyakan hal yang sama sejak kami berangkat dari rumah.

Aku menatap ke arahnya, dan memasang wajah jenuh. Galang hanya meringis dan mengangkat kedua bahunya. “Aku hanya khawatir...” lanjutnya lagi.

“Aku akan baik-baik saja, oke?! Tidak apa-apa... aku bisa kok memakai skruk itu, jangan khawatir. Lagipula nanti ada Silvi dan juga Magdum yang akan membantuku,” jawabku mencoba untuk semakin meyakinkannya.

Galang menghela napasnya, dan aku yakin dia akan mengalah. “Baiklah-baiklah, kalau begitu. Aku akan mengambilkan skrukmu dulu.”

Dan dengan segera Galang keluar dari dalam mobil dan mengambil skruk yang diletakkan di dalam bagasi. Aku tersenyum, dan menyiapkan tasku sekali lagi. Serta membuka pintu mobil, saat melihat Silvi sudah berada dekat dengan mobil Galang ini. “Hei...” Aku menyapa Silvi.

“Hei. Bagaimana keadaanmu? Kamu sudah membaik? Aku sangat merindukanmu, kau tahu...” Silvi memberondongku dengan ucapannya yang bahkan tidak memberiku jeda sedikit pun untuk menjawabnya.

Galang datang dan membantuku untuk berdiri di kedua skruk-ku. “Terimakasih, Galang... aku harus segera menyelesaikan beberapa hal dengan para dosenku sekarang. Sampai nanti...” Dengan segera, Silvi ikut membantuku dan berjalan bersamaku beriringan.

“Ya... sampai jumpa.”

“Dan Silvi, aku baik-baik saja, oke... jangan khawatir. Lagipula, ini hanya sebentar sakitnya, akan segera sembuh juga.” Aku mengatakannya saat aku dan juga Silvi berjalan di lorong kampus.

“Ya-ya aku tahu itu. Hanya saja aku merasa sangat khawatir oke. Kamu bahkan tidak akan percaya apa yang terjadi selama kamu di rumah sakit, oke!”

Aku menoleh ke arah Silvi. “Apa yang terjadi memangnya?”

Dia tersenyum malu-malu. Oh, aku bahkan tidak pernah melihat Silvi sebahagia itu sebelumnya. “Kau ingat Bayu? Salah satu anak buahnya Pak Galang, kami sering bertemu minggu-minggu ini. Dia sangat manis dan kamu tahu dia memperlakukanku tidak seperti banyak orang kebanyakan. Dia bahkan juga mengajakku berkencan. Pagi tadi Bayu menghubungiku dan juga bilang, bahwa pekerjaannya sudah selesai hari ini. Ku pikir, Pak Galang akan mendapatkan informasinya dari Bayu tentang peneror itu dan orang yang membuatmu kecelakaan.”

Aku terngaga mendengar ceritanya barusan. “Itu bagus... setidaknya kamu tidak jomblo lagi, bukan? Dan sepertinya Bayu memang sungguh-sungguh denganmu. Itu juga bagus. Dan mungkin nanti aku akan menanyakannya pada Galang. Semoga saja semua masalah yang terjadi bisa lebih cepat selesai.”

Aku dan Silvi pun sampai di depan ruang dosen, dan detak jantungku semakin cepat rasanya. Ini akan jadi jauh lebih sulit untuk dilakukan. Tapi aku yakin, aku bisa melakukannya. Mengumpulkan banyak tugas yang sudah selesai ku kerjakan selama sakit, dan tinggal mengumpulkannya. “Aku juga akan masuk jika kamu takut. Lagipula, kita akan lulus bersama tahun ini. Aku akan melakukan konsultasi dengan dosen pembimbingku, selagi kamu mengumpulkan tugas-tugasmu.” Ucap Silvi yang membuatku merasa tenang. Setidaknya akan ada teman.

“Oke deh...”

Dan ya, tentu saja aku masih merasa takut, khawatir yang bercampur aduk. Aku menghela napasku secara perlahan, dan mulai berjalan perlahan dengan skruk di bawah kedua lenganku. Dan aku semakin yakin, saat aku masuk ke dalam ruang dosen, hampir semua dosen itu memperhatikan aku. Apalagi, aku juga merasa bahwa hampir semua dosen di fakultasku ini mengetahui tentang hubunganku dengan Galang. Yang aku harapkan adalah semuanya akan baik-baik saja, meski aku hanyalah seorang mahasiswi dan Galang adalah dosen disana. Itu tidak akan mempengaruhi pandangan mereka tentangku, bukan? Itu adalah harapanku dari mereka semua. Dan semoga saja bisa terjadi. Baiklah, aku harus segera mengumpulkan tugas-tugas itu dan setelahnya aku bisa melakukan konsultasi dengan dosen pembimbingku juga untuk kelulusanku tahun ini.

Don't Let Me Go ✔️ {TERBIT}Where stories live. Discover now