56. KUBUS DAN TULANG RUSUKNYA

252 28 144
                                    

Hai🧡

Absen 💗

Spam komen 💌

Happy Reading ❤️

56. KUBUS DAN TULANG RUSUKNYA.

"Cinta bukan tentang yg terbaik, tetapi tentang siapa yg menerimamu dengan baik."

"Belajarlah mencintai orang bukan dari covernya, pahami dia dan kamu akan tau bagaimana luar biasanya dia."—Reine Chessy Maheswari.


Rasa benci yang ada dalam hati sering kali membuat kita kehilangan rasa perduli pada seseorang. Benar tak perduli atau sebenarnya perduli tapi gengsi mengakui? Reine menutup pintunya, ia melihat pintu ruang kerja Wilbert terbuka.

Reine melangkahkan kakinya menuju ruang Wilbert, mengintip apa yang dilakukan pria paruh baya itu. Terlihat Wilbert sedang meminum obat, hal itu membuat Reine curiga dan langsung masuk.

"Are you sick?" tanya Reine tiba-tiba mengagetkan Wilbert, membuat gelas ditangannya terlepas. Gelas itu pecah tak lagi berbentuk.

"Reine? What are you doing here?" tanya Wilbert dengan raut wajah terkejut, tangannya memegang dada sebelah kiri.

"I accidentally saw your door open.  What did you drink earlier?" tanya Reine menatap Wilbert curiga.

Wilbert menarik napas perlahan, "Only vitamins.  It's noon, you better go to school soon."

Reine memicingkan matanya, ada yang tidak beres. "Okey."

Reine keluar dari ruang Wilbert. Pikirannya masih belum percaya jika itu hanya vitamin.
Di garasi ia melihat ada Alex berdiri di mobil yang akan Reine pakai.

"Alex? Apa Tuan sakit?"

Alex menelan ludahnya, "Tidak nona."

Bola mata Alex berputar cemas, "Jangan berani mencoba berbohong denganku, Alex!" peringat Reine lalu masuk ke dalam mobilnya.

Bagaimana cara saya mengatakannya, Nona? Jika saya juga terikat janji dengan Tuan, batin Alex.

*****

Mobil Rafanizan datang bersamaan dengan mobil Reine yang berada di belakangnya, mereka parkir sebelahan. Reine bergegas keluar dari mobil dan menghampiri pintu mobil Rafanizan.

"Pagi pacar," sapa Reine. Rafanizan membalas sapa Reine dengan senyum.
Kyra yang melihat adegan itu langsung membanting pintu mobil Rafanizan keras. Hingga mengagetkan Reine dan Rafanizan.

"Woy! Santai aja nutupnya," tegur Rafanizan, mobil yang ia pakai ini adalah mobil kesayangannya.

"Pingin bilang kali, Ky. Biar ditembak Kak Ammar sekali lagi, terus lo terima deh," goda Reine.

Kyra memutar bola matanya malas, "Najis!" Kyra meninggalkan Rafanizan dan Reine di parkiran.

"Sirik dia Kak," Reine menatap punggung Kyra.

Rafanizan mengulurkan tangannya ke samping, "Mau masuk bareng?" tanya Rafanizan.

Dengan cepat Reine menerima tangan Rafanizan dan menggenggamnya erat.

"Seneng banget." Reine tersenyum girang.

"Apa pun yang bikin lo seneng, bakal gue lakuin," ucap Rafanizan mengeratkan genggamannya.

Sampai di lapangan, semua mata tertuju pada mereka berdua. Sungguh pemandangan yang sangat langka Rafanizan masuk ke sekolah mengandeng tangan perempuan. Griska, Kellyza, dan Bunga yang baru kembali dari kantin melihat itu langsung menghampiri.

RAFANIZAN [END] Where stories live. Discover now