Hai🧡
Absen 💗
Komen 💌
Happy Reading ❤️
35. MASA PERALIHAN JABATAN.
"Kenapa harus narkoba? Kalau kamu aja udah bikin candu."—Reine Chessy Maheswari.
Banyak orang di luar sana yang sangat pandai menyembunyikan penderitaannya. Bohong jika selama ini Reine tak terluka. Sedang berdusta Reine, jika ia mengatakan bahwa tak apa-apa.
Rafanizan mengajak Reine duduk di warung pinggir jalan yang tak jauh dari pemakaman. Sedangkan Ammar dan Kyra menunggu mereka di dalam mobil.
"Diminum dulu," ucap Rafanizan. Dengan tangan yang masih gemetar Reine mengambil minuman itu.
Reine meletakkan gelas itu di meja, ia masih tak berani menatap wajah Rafanizan. "Thanks."
"Kalau mau bilang terima kasih lihat orangnya," ucap Rafanizan mengangkat wajah Reine.
Reine menatap Rafanizan, wajahnya terlihat tenang, sorot matanya sangat damai di tatap.
"Kalau kangen sama Mama, bisa datang besok 'kan? Nggak harus malam-malam gini," meski tak menunjukkan secara langsung, Rafanizan juga mencemaskan Reine.
Dimana perginya Reine yang Rafanizan kenal selama ini? Reine yang sangat menyebalkan, sangat menjengkelkan hingga ingin ia jauhi.
Tangan Rafanizan meraih pipi Reine, menghapus air mata yang mengaliri pipi Reine.
"Entah kenapa gue nggak suka lihat lo nangis. Boleh gue minta lo buat berhenti nangis?" pinta Rafanizan, Reine hanya tersenyum kaku melihat perilaku Rafanizan.
"Sejak kapan lo perhatian gini sama gue? Biasanya aja dingin banget, marah-marah mulu," akhirnya Rafanizan mendengar suara Reine.
Rafanizan tersenyum menatap Reine, "Emang gak boleh gue perhatian sama lo?"
"Boleh banget, tapi kalau sementara mending gak usah. Lagi capek, nggak mau nambah luka," papar Reine senyum manis di bibirnya kembali hilang.
"Mau gue peluk?" tawar Rafanizan menatap Reine dalam.
*****
"Jangan cintai aku, aku sudah terlalu hancur untuk dicintai. Carilah bahagiamu di orang lain."—Kyra Aubre Hendrawan.
Di dalam mobil, Ammar dan Kyra terus mengamati Rafanizan dan Reine. Mereka cukup terkejut melihat Rafanizan memeluk Reine.
"Mau gue peluk juga?" tanya Ammar seolah paham.
Kyra langsung menoleh, menatap tajam Ammar, "Dalam mimpi lo!"
"Siapa Andre, Ky?" cetus Ammar tiba-tiba, sudah sejak tadi Ammar menahan diri untuk tidak menanyakan hal itu.
Mata Kyra tak lepas dari wajah Ammar, "Ngapain tanya tentang Andre?"
"Dia siapa lo? Mantan lo yang meninggal itu?" tanya Ammar bertubi-tubi. Ia lepas kendali kali ini.
"Bukan urusan lo," Kyra sinis menatap kembali ke arah Rafanizan dan Reine.
Ammar tak bisa jika digantung jawab seperti yang dilakukan Kyra, Ammar mendekat dan menarik Kyra dalam pelukannya.
"Gue mau tau semua urusan lo. Gue mau tau seberapa parah luka lo, biar gue bisa pilih obat mana yang mau gue gunakan ke elo," dalam dekapan itu Ammar mengeluarkan semua unek-uneknya.
YOU ARE READING
RAFANIZAN [END]
Teen Fiction"𝓓𝓾𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪, 𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓻𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓴𝓪." - 𝐍𝐢𝐥𝐥𝐚𝐤𝐬𝐦, 𝑅𝒜𝐹𝒜𝒩𝐼𝒵𝒜𝒩. "Bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan y...