55. DETERMINAN, LIMIT, DAN FUNGSI ALJABAR : 27

263 35 133
                                    

Hai 🧡

Absen 💗

Spam komen 💌

Happy Reading ❤️

55. DETERMINAN, LIMIT, DAN FUNGSI ALJABAR : 27.

"Cukup kau disamping ku akan ku buat duniamu jauh lebih berwarna."

Malam ini Reine memberanikan diri untuk menemui Wilbert. Ada banyak pertanyaan yang harus Wilbert jawab. Kyra tak bisa menahan Reine, gadis ini sudah masuk ia harus tenggelam juga.

"Lo yakin mau nemuin bokap lo?" tanya Kyra sedikit ragu.

Reine mengangguk, "Harus Ky, apapun jawab dia gue siap." Kyra mengangguk lalu membiarkan Reine masuk ke ruang kerja Wilbert.

Mata Reine langsung menangkap pria paruh baya yang membelakangi dirinya. Wilbert yang menyadari kehadiran Reine melepas bekas infus ditangannya, memasukkan obat-obatan di laci. Wilbert memutar kursinya.

"Is there anything you need Reine?" tanya Wilbert menatap putrinya.

Mata Reine berpencar menatap satu persatu tubuh Wilbert. Muka Papa kenapa pucat dan kelihatan lemes gitu? Papa sakit?

"Your honesty," jawab Reine singkat.

Wilbert menyeritkan alisnya, tak lama kemudian ia paham arah mana pembicaraan Reine. "About Rafanizan and the accident five years ago?" Reine mengangguk.

"Bukankah kamu sudah mendengar dari Justin?" tanya Wilbert lagi.

"Saya mau dengar dari mulut anda," balas Reine matanya tak lepas dari bibir Wilbert yang terlihat sangat pucat.

Wilbert berdiri, menyenderkan punggungnya di meja kerja.  Ia ingin menatap wajah putrinya lebih dekat.

"Marko, dia tau lokasi pasar gelap yang Papa buat. Dia ingin melaporkan ke polisi. Papa mengejarnya, dia memilih jalan yang cukup ramai orang. Dengan liciknya dia mengecoh Papa, kecepatan mobil Papa tidak bisa dikendalikan tiba-tiba saat anak kecil melintas begitu saja. Rafanizan datang menyelamatkan gadis kecil itu, tapi sayangnya ia justru ikut tertabrak," jelas Wilbert kembali mengingat momen memilukan itu.

"Why have you never told me about this before?" tanya Reine.

"Apa kamu pernah menemui Papa hanya untuk menanyakan bagaimana kondisi Papa?" tanya balik Wilbert.

Deg!

Dada Reine terasa sakit, benar selama 10 tahun ini ia tak pernah perduli dengan keadaan Wilbert, ia justru sangat malas jika harus berbicara dengannya. Jika bukan karena Rafanizan, Reine tak akan pernah mau menanyakan hal ini.

"Do you love him, Reine?" tanya Wilbert menatap Reine serius.

Reine mengangguk, "Yes very. He's my boyfriend," jawaban Reine membuat Wilbert menegakkan badannya.

"Are you serious? Does he love you too?" Wilbert tak menyangka hubungan mereka akan melangkah sejauh ini.

"Of course. Anda keberatan?" tanya Reine menatap sengit Wilbert.

"Tentu saja! Bagaimana jika ia menyakitimu? Meninggalkanmu?" Saat Wilbert mengetahui kondisi Rafanizan, itu membuatnya takut, takut akan putrinya yang akan menanggung dosanya selama ini.

Reine dapat menangkap aura ketakutan di mata Wilbert.

"Jika anda masih punya hati. Bertanggungjawab lah sekali lagi, Carikan donor ginjal yang cocok untuk Rafanizan."

RAFANIZAN [END] Where stories live. Discover now