Chapter 17 : Warn

Start from the beginning
                                    

Salju berguguran, dominan putih adalah warna Turin dan kedinginan suhu saat itu. Kepingan salju mengumpul di berbagai sudut, disingkirkan oleh beberapa maid yang merupakan pekerjaan pelayan nan ada di sana.

Seorang gadis cantik tengah memandangi taman mansion yang berubah menjadi wadah uap air putih nan dingin begitu banyak. Ia menopang dagu dengan tangan. "Maria," panggilnya pada pelayan pribadi.

"Ya, Nona?"

"Sarung tanganku," perintahnya menyodorkan tangan, di mana pelayannya itu langsung memakaikan.

Namun, detik selanjutnya gadis tersebut langsung berlari ke taman yang di mana banyak tumpukan salju. Hal itu sontak membuat semua insan yang melihat, panik, sebab jika sesuatu terjadi pada Letizia saat mereka berada di sekiar gadis itu, Gabrielle tidak akan memaafkan mereka.

"Nona!" jerit mereka bersamaan.

Maria langsung berlari ke arah nonanya, tanpa peduli ia hampir terjatuh beberapa kali lantaran begitu banyak salju menghalangi jalan mereka. Ya, ia tidak meragukan seberapa mengerikannya Gabrielle dalam menghukum mereka. "Nona, kau bisa sakit!"

Pluk!

Bukannya diindahkan, Maria malah menerima gumpalan salju ke wajahnya.

"Haha!" tawa Letizia kegirangan.

"Nona, kembalilah ke dalam! Salju sedang turun!" larang mafioso yang berjaga taman.

Namun, lagi-lagi Letizia melempar mereka dengan salju sambil berlari girang. Tidak berselang lama, sebelum mafioso lain mencoba mengepung Letizia. Letizia tersenyum miring, tanpa kesulitan, ia mampu menghadapi kedua mafioso itu dengan kelincahan juga kecerdasaannya. Letizia beruntung karena salju cukup membuat permukaan licin, sehingga ia bisa lewat di antara kedua kaki salah satu mafioso tersebut.

Di sisi lain, Ace baru saja keluar dari Stanza Della Penitenza, menerima hukuman atas tidak mampu menjaga Letizia kemarin sore. Ia dibuat tercengang dengan perempuan nan tengah berlari dikejar kedua mafioso di bawah hujan salju, lewat jendela kaca.

Ace melepas bopongan Rafaele yang mencoba membantunya, berjalan tertatih-tatih dengan sedikit kasar lantaran kesal, apa gadis itu berniat membunuhnya? Ace meringis saat dirasa di punggungnya semakin nyeri kala ia sedikit menabrak pintu lift.

"Dewi persetan," umpatnya.

Begitu pintu lift terbuka, ia sesegera mungkin pergi ke taman. "Mafioso!" teriaknya tegas, membuat siapa pun merinding mendengar. Bahkan, para wanita memekik tertahan karena kesan seksi pria itu, ditambah Ace topless, meski menampilkan bekas memar cambuk di punggungnya. "What the fuck are you starring at?!" bentak Ace kesal, tidak semua mafioso berani mengejar dan menegur Letizia. "Se si è ammalata, metterò tutte le vostre teste sul filo del lancia!"

Para insan merinding mendengar bentakan Ace, suara, dan ancaman pria itu membuat semua orang berbondong-bondong mengejar Letizia. Bahkan, saking mengerikannya itu, Letizia membeku di tempat sekaligus tercengang dengan keadaan Ace, sehingga para mafioso menangkapnya pun ia tidak mampu berkutik. Entahlah, raja kengerian dimahkotai oleh Gabrielle, tapi entah mengapa Ace sebagai asistennya terkena percikan kengerian level atas itu.

Letizia meneguk saliva, melangkah pasrah masuk ke mansion sambil memerhatikan Ace yang ternyata tidak hanya tubuhnya terluka, melainkan wajah tampannya pun sedikit memar bekas cambukan. Siapa yang berani-beraninya melukai asisten daddy-nya itu?

"Ace, apa yang terjadi padamu?" tanya Letizia takut. Apa mungkin Gabrielle sendiri yang melakukannya? Tidak mungkin Ace nan kuat dan pemberani itu dapat dilukai sebanyak ini, bukan?

Ace menatap sisi lain mansion, membuat Letizia ikut menoleh, akan tetapi sosok yang tadinya tengah di tatap Ace pergi begitu saja. Pria itu kembali menetapkan netra pada oniks kecokelatan Letizia. "Berhati-hatilah," bisiknya tepat di telinga Letizia.

Letizia merinding, menatap tangan kanan Gabrielle itu beranjak pergi. "Apa maksudmu, Ace?!" Ia tidak suka Ace memberikan teror semacam itu padanya. Lagipula ia punya Gabrielle, orang bodoh mana yang mau masuk ke dalam neraka dengan suka rela? Letizia adalah milik Gabrielle! Siapa yang berani mencelakainya?!

Namun, Ace hanya tersenyum misterius ke arah Letizia tanpa penjelasan sebelum pergi ke kamarnya. Ah, benar, pria itu hanya ingin menakut-nakutinya untuk terus berhati-hati karena nyawanya adalah nyawa Ace. Gabrielle tidak akan memaafkan seisi mansionnya jika terjadi sesuatu pada Letizia di sana. 

"Awas kau, Ace!"





#To be Continue...



311021 -Stylly Rybell-
Instagram maulida_cy

Gabrielle's [COMPLETED]Where stories live. Discover now