Part 3

12.3K 1.2K 44
                                    

Semoga selalu suka book nya ya☺️




.
.
.


Happy reading

























Sore berganti malam, pengawal Kim dan para pengawal lainnya bersiap pergi mendampingi pangeran untuk menjemput Sang calon ratu. Jaemin sudah siap dengan pakaiannya yang serba hitam, menunjukkan sekali dengan kepribadiannya yang dingin dan arogan. Terkecuali untuk haechan,,, mungkin?.

"Kim sudah siap?" Tanya jaemin pada tangan kanannya.

"Sudah tuan.." balas Kim.

"Baiklah, ayo segera sebelum hari terlalu larut. Aku tidak ingin membuat calon ratuku menunggu.." Jaemin berkata dengan nada yang datar dan dingin.




***

Haechan tengah bersiap dibantu Ten. "Anak ibu sangat cantik, pangeran Jaemin pasti akan terpesona denganmu sayang.." Ucap Ten sambil memoles wajah haechan dengan make-up tipis.

"Ibu echan kan laki-laki, seharusnya tampan bukan cantik.." balas sang anak, ten tertawa mendengar ucapan haechan.

"Iya kesayangan ibu, haechan tampan sekali. Emm tampan tapi... lebih ke manis sayang.." ucap Ten yang tertawa kecil sambil mengusap lembut rambut haechan.

"Ibu apakah pangeran Masih lama?"

"Mungkin sebentar lagi sayang, memangnya kenapa kesayangan ibu...hmmm?"

"Eungg...tidak ada, Echan hanya bertanya.." Haechan menatap ibunya dengan bibir mencebik lucu dan jangan lupakan pipinya menggembung.

Ten Bingung, kapan anaknya ini tidak menggemaskan.
Ten kembali termenung, ia tidak bisa membayangkan jika berjauhan dengan sang anak. Sehari saja tidak melihat wajah sang anak hati Ten resah

"Ibu.. Bu..ibuuu." Haechan menepuk pundak sang ibu.

Ten tersentak dari lamunannya.
"Hah..y-yaa sayang kenapa? Haechan perlu sesuatu nak?" Ucap Ten seraya mengusap lembut rambut haechan.

"Eunggg... tidak Bu, ibu kenapa melamun? Apakah ada Masalah?"

"Tidak ada sayang, ibu hanya memikirkan bagaimana nantinya ibu jika berjauhan dengan haechan-ie. Ibu tidak rela rasanya melepaskan mu dengan pangeran Jaemin, walaupun itu memang takdir mu nak." Ten memandang sedih sang anak.

"Ibu jangan khawatir, echan akan meminta pangeran Jaemin agar ibu tinggal di mansion istana.. hihi oke ibu, jadi jangan sedih lagi othee.." Haechan tersenyum dengan pipi merona, mata yang bulat berbinar indah. Ten berharap Jaemin tidak  membuat senyum indah haechan hilang.

Haechan dan Ten tersentak kala pintu dibuka oleh seseorang, dan ternyata itu Johnny.

Johnny mendekat ke arah anak dan istrinya dengan raut wajah sendunya.

"Haechan-ie ayah ingin berbicara denganmu." Ucap sang ayah.

"Ya. ayah ada apa?"

"Nak apakah kamu masih kecewa dengan fakta yang baru kami ucapkan?" Johnny Masih terlihat sendu, sambil mengelus pipi haechan dengan lembut.

"Ayah jangan khawatir, aku sudah menerima semuanya. Termasuk fakta siapa aku dan jalan hidup ku setelah ini, mungkin memang takdir haechan-ie ayah. Jadi ayah jangan berpikir aku kecewa dengan kalian." ucap Haechan sambil tersenyum indah menatap kedua orang tuanya.

Ten Dan Johnny lega anak mereka menerima semuanya dengan lapang dada.

Mereka berpelukan dengan haechan yang diapit Johnny dan Ten.











.
.
.

Rombongan mobil Jaemin dan pengawalnya sudah sampai dikediaman keluarga Johnny, pangeran Jaemin berjalan didepan dan dibuntuti oleh pengawal Kim dibelakangnya. Sedangkan pengawal yang lainnya berjaga-jaga diluar kediaman Johnny.

Masih asik dengan pelukan anak dan istrinya, Johhny tersentak setelah mencium aroma Jaemin yang sangat dekat.

Johnny langsung melepaskan pelukan mereka.

"Sepertinya pangeran Jaemin sudah sampai, ayah dan ibumu harus menyambut mereka. Haechan-ie tunggu disini ya, nanti ibumu akan menjemput." Johnny tersenyum dan mengusap pipi sang anak.

"Iya. Ayah.." jawab haechan.

Setelah orang tuanya keluar kamar, entah kenapa haechan sangat gugup. Ia membayangkan bagaimana wajah pangeran Jaemin.

Haechan terkejut dengan lamunannya, karena pintu diketuk dan sang ibu berbicara dari luar kamar.

"Sayang cepat keluar, kita harus kebawah dan bertemu pangeran Jaemin.." ucap sang ibu dari luar kamar nya.

"Ya. Ibu haechan akan keluar." Ucap haechan.

Haechan keluar kamar dan melihat sang ibu menunggunya didekat tangga.

"Ayo sayang." Ajak sang ibu.

Semuanya mata tertuju ke arah Ten dan Haechan yang berjalan menuruni tangga, badan mungil haechan tertutup badan sang ibu. Badan Ten mungil tetapi entah itu karena haechan manusia jadi badan nya lebih mungil dari sang ibu.

Tatapan Jaemin yang tadinya tajam dan dingin langsung berganti dengan wajah berbinar, walaupun tidak terlalu kentara. Haechan duduk diapit kedua orang tuanya, tepat berseberangan dengan Jaemin.
Jaemin menatap intens haechan, membuat haechan langsung menunduk dan jangan lupa pipinya yang merona.

Pangeran Na ternyata sangat tampan batinnya memuji sang pangeran.

Haechan tidak menyangka pangeran Jaemin sangat tampan, dengan rahang yang tajam, badan yang tegang, tinggi dan jangan lupa tatapan yang sangat tajam seakan-akan ingin memakan haechan.

Johnny memecahkan keheningan itu.
"Ehem...jadi pangeran Jaemin apakah tuan langsung akan membawa calon ratu sekarang?"

"Ya betul tuan Johhny, kami khawatir yang mulia ratu akan di incar oleh para musuh kerajaan dark moon. Karena isu penobatann pangeran Jaemin menjadi raja dan akan menikah sudah tersebar luas." Ujar kim berkata dengan wajah datar.

"Baiklah kalau begitu, haechan sayang kamu sekarang akan tinggal dengan pangeran Jaemin sebelum acara pemberkatan pernikahan kalian dan penobatan pangeran Jaemin." Johnny tersenyum menatap lekat sang anak

Haechan memandang sang ayah sendu, ia masih tidak siap berpisah dengan kedua orang tuanya.

Johnny seakan paham dengan tatapan sang anak.

"Tenang saya haechan-ie ayah dan ibu juga akan berada di dekat mu, tetapi tidak sekarang. Ibu dan ayah masih akan menyelesaikan sesuatu dulu setelah itu kami juga akan berada di mansion istana, othee.. bear jangan sedih ya." Bujuk sang ayah.

Haechan mengangguk lucu mendengar ucapan sang ayah, semua orang disana ingin sekali mencubit pipi haechan yang gembul dan merona itu. Termasuk pengawal Kim, rasanya ia ingin memeluk makhluk mungil itu karena saking gemasnya. Tetapi ia tidak ingin di hajar habis-habisan oleh tuannya Jaemin, Kim langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi datar karna ia merasa hawa mencekam dari Jaemin Seraya menatap nya.

"Ayo yang mulia haechan, kita harus segera ke mansion istana agar tidak terlalu hari larut." Ucap pengawal Kim.

"Ya baiklah, tapi aku belum menyiapkan bajuku.." panik haechan.

"Tidak perlu, semua keperluan mu sudah di siapkan di mansion istana."

Jaemin berkata dengan wajah yang datar, tetapi ada binar bahagia dimatanya Seraya menatap haechan.

Haechan mengangguk sambil berjalan mengikuti pengawal Kim dan pangeran Jaemin menuju mobil.




Jangan lupa vote sama coment nya gess...Pai Pai leeeeeeeee.
Ai sayang kalian ^_^


TBC or unpublis?

My vampire prince | Nahyuck (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang