Lita begitu bangga melihat Aurel yang memohon padanya seperti ini.

"Kini lo gak punya sahabat lagi Rel! Gue udah rebut sahabat lo dan bentar lagi gue bakal rebut Gevan dari lo, tunggu aja," ucap Lita dengan senyum remeh.

Aurel memandang Lita yang begitu senang melihat dirinya seperti ini.

"Lo kira gue bakal ngomong kayak gitu?" Tanya Aurel sambil mengusap air mata yang tadi menetes.

Lita yang melihat hal itu pun mengeryitkan dahinya.

"Lita! Lita! Lita! Lo pikir gue segampang itu lo hancurin? Ambil dua sahabat gue itu, gue gak butuh sahabat kayak mereka." ucap Aurel dengan nada sinis.

"A-apa maksud lo?" Tanya Lita tak percaya, mana Aurel yang tadi memohon padanya itu.

"Lo salah kalo mikir mereka itu penting dalam hidup gue. Mereka cuma pengrusak yang harus gue jauhin Ta," balas Aurel.

Lita yang mendengar hal itu pun menggelengkan kepalanya tak percaya, "Lo bener-bener jahat Rel!"

"Yahh itu gue, dan lo salah main-main sama orang jahat kayak gue," ucap Aurel tersenyum menyeringai.

"Lo!" Geram Lita sambil menunjuk ke arah Aurel.

"Sstt..jangan tunjuk-tunjuk! Tangan sama jari lo bau pengkhianat," ucap Aurel sambil menepis tangan Lita yang menunjuk ke arahnya.
Lita yang geram dengan ucapan Aurel pun melayangkan tamparan ke pipi Aurel.

Plak.

Aurel memegang pipinya yang terkena tamparan Lita, matanya menatap marah Lita. Dirinya tak terima ditampar begitu saja oleh pengkhianat di depannya ini.

Plak!

Aurel membalas tamparan Lita dengan tamparan keras hingga Lita terjatuh.

"Itu balasan karena lo udah nampar gue," ucap Aurel.

"AUREL!!"

Teriakan itu sontak membuat Aurel dan Lita menoleh ke asal suara, di sana ada Gevan yang menatap tajam Aurel.

Gevan dengan langkah tegas berjalan ke arah Lita dan Aurel. Gevan menatap tajam ke arah Aurel lalu tatapannya beralih ke arah Lita yang masih jatuh terduduk, dengan sigap Gevan menolong Lita.

Lita menyembunyikan senyumannya, kini tak akan ada yang menolong Aurel. Dan sebentar lagi Gevan akan menjadi miliknya.

Setelah merasa Lita bisa berdiri dengan benar, Gevan menatap tajam ke arah Aurel.

"Apa yang lo lakuin?" Tanya Gevan dingin.

Aurel terperangah mendengar perkataan Gevan.

"Lo?" ucap Aurel tak percaya, dimana Gevan yang selalu memakai aku-kamu dengannya kini.

"Gue tanya sekali lagi, apa yang udah lo lakuin?" Tanya Gevan lagi menatap dingin ke arah Aurel.

"Dia mulai duluan Gev, dia  udah nampar aku dulu," ucap Aurel sambil menunjuk ke arah Lita.

Lita yang mendengar hal itu pun menggelengkan kepalanya, "Itu bohong kak, gue gak nampar lo ya. Rel! Gue punya salah apa sama lo? Kalo gue ada salah gue minta maaf, kita bisa omongin ini baik-baik."

Aurel yang mendengar hal itu pun mendecih, "Baik-baik mata lo! Lo duluan yang nampar gue tapi lo gak mau ngaku? Dasar cewek muka dua lo."

"Astaga Rel! Kenapa gue harus nampar lo? Lo gak ada salah apapun lo itu sahabat gue, kalo emang lo mau gue ngerjain tugas lo. Gue bakal lakuin hal itu tapi jangan nampar gitu dong," ucap Lita sambil berkaca-kaca, tangannya menyentuh pipinya yang memerah dengan sudut bibir yang sobek.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Where stories live. Discover now