00

1.2K 53 3
                                    


Maaf, aku mengira akhir ceritaku, seperti Jihan Halana. Bisa mendapatkan hati Septian Aidan Nugroho, atau seperti Acha yang berhasil mendapatkan Iqbal yang dinginya seperti balok es, di benua Antartika.

Ooh, Tuhan katakan padaku kenapa aku tidak seberuntung mereka, KATAKAN! Aku hanya ingin DIA! DIA! dan DIA! aku tidak ingin yang lain. Saya sudah terlalu dalam mencintai, hingga saya lupa caranya melepaskan. TOLONG AKU INGIN DIA!

"HARUSKAH AKU MENGGUNAKAN
SUSUK? PELET? ATAU SANTET SEKALIAN?"

OH TIDAK! TIDAK! SAMPAI KAPANPUN SAYA TIDAK AKAN MENGGUNAKAN CARA KOTOR itu!

JANGAN BILANG! ADA PERPISAHAN DI ANTARA KAMI TUHAN!

BIARKAN AKU BERJUANG MENDAPATKANNYA!!

SESUSAH APAPUN ITU, SEPAYAH APAPUN ITU, SAYA AKAN BERJUANG TUHAN!!

AYO KATAKAN DIA BISA MENJADI MILIK SAYA! KATAKAN! AYO KATAKAN, SAYA MEMAKSA!

"Kak, maaf. Sampai kapanpun, Fajar gak bisa bisa jadi pacar Kakak." ucapnya membuat saliran pernafasa

"Fajar," ucapku lirih.

"Maafin Fajar, Kak. Stop kejar-kejar Fajar lagi, Fajar bukan maling, tolong biarkan Fajar hidup tenang," jelasnya berkata lembut, tanpa ada kata-kata kasar.

Ini benar-benar, pertama kalinya aku mendapatkan penolakan halus. Halus? Yah, bahkan sangat-sangat halus, sangking halusnya, ia bisa menerjang, menghantam, menggerogoti hati serta perasaanku secara perlahan-lahan.

"Tapi gue gak bisa lupain lo begitu aja, Jar! Plis hargai perjuangan gue," ucapku terisak pelan.

"Belajarlah dari sekarang, Kak. Kakak terlalu terobsesi sama Fajar. Inget, Kak, cinta gak bisa di paksain." terang Fajar masih berkata lembut kepadaku.

"Jar," lirih ku lagi semakin terisak.

"Lupain Fajar yah, Kak. Fajar tau ini ga mudah bagi Kakak, Fajar udah mau tamat SMP, Fajar mau pergi sejauh-jauhnya dari Kakak, jadi stop, jangan gini yah, Kak. Izinkan Fajar hidup tenang, dari awal masuk SMP Fajar sama sekali ga bisa tenang, Fajar gak bisa ngerasain masa-masa SMP, gara-gara Kakak!"

"Maaf, tapi aku ga bisa," keluh ku berkata sejujur-jujurnya.

"Pasti bisa!"

Aku semakin terisak. Bilang lah aku lebay! Alay! Norak! Suka sama bocil! Cinta monyet! Terobsesi!

Cepat ucapkan padaku! Aku juga tidak ingin seperti ini. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa mencintai anak SMP tersebut! Katakanlan, aku ingin segara sadar dari ke haluan ini! Katakanlah! Katakanlah!

Tolong! Aku tidak bisa melupakanya! Tapi aku juga ingin memilikinya.

Mas F Where stories live. Discover now