Misi

1.4K 121 7
                                    

Happy reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ✨

"LO RELA NGORBANIN DIR--" Sebuah tangan membekap mulut Cecep
dengan kuat membuat kata yang hampir saja keluar dari bibirnya tertahan.

"Husstt... jangan keras-keras," ujar seorang gadis sambil celingak-celinguk memperhatikan sekelilingnya. Gadis itu meringis menyadari ada banyak pasang mata sedang menyaksikan keduanya.

Putri menarik lengan Cecep, membawa cowok itu ke tempat yang lebih sepi agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.

"Mau kemana?" tanya Cecep penasaran tapi tak ayal ia tetap mengekori gadis didepannya.

"Udah iku aja."

"Kok lo bawa gue ke gudang? Put, gue tau gue ganteng, jujur gue juga sayang sama lo tapi jangan gini, inget dosa..." oceh Cecep saat Putri membawanya ke gudang sekolah.

"Maksud lo apa? Jangan mikir aneh-aneh ya! Gue ngajak kesini buat kasih jawaban atas pertanyaan lo yang kelewat banyak itu."

"Emang kalau jawab pertanyaan harus digudang?"

"Ikut aja deh jangan banyak tanya!" decak Putri hanya dijawab dengan dehaman oleh Cecep.

Ceklek...

"Lo..." Cecep melebarkan netranya saat menemukan Bimo yang sedang duduk bersandar di kursi.

"Kok ada dia?" tanya Cecep pada Putri.

"Nanti lo juga tau, masuk dulu biar gue kunci pintunya." Setelah Cecep masuk dan duduk di kursi kosong.

Putri terlebih dahulu memastikan sekitarnya aman lalu mengunci pintu gudang.

Suasana diruangan ini terasa dingin dan menusuk. Ada rasa canggung antara Bimo dan Cecep mengingat keduanya sudah jarang berinteraksi karena kejadian tempo hari.

Cecep tidak suka suasana tegang seperti ini. Ia berdeham guna mencairkan suasana.

"Jadi tujuan gue dibawa kesini apa?" tanya Cecep to the point. Malas untuk berbelit-belit terlebih lagi dia sudah penasaran dengan semua jawaban atas pertanyaannya.

Bimo menunjuk sebuah papan tulis dipojok ruangan dan membuat Cecep mengikuti arah pandangnya.

"Apaan tuh?" Cecep berjalan menuju tempat dimana papan tulis itu berada.

"Baca."

Hening, tidak ada yang bersuara. Mereka fokus dengan pikirannya masing-masing. Sedangkan Cecep sibuk membaca tulisan di papan tulis sesekali ia mengartikan apa maksud tulisan itu beserta foto-foto yang tertera disana.

"Maksud kalian?" Cecep berbalik menatap Putri dan Bimo bergantian dengan pandangan seolah sedang berbicara tentang maksud semua ini.

Putri mengangguk, ia menghampiri Cecep yang masih berdiri membelakangi papan tulis.

Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang