Salah Paham

1.9K 134 8
                                    

Happy reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading✨

Ini sudah lebih dari satu minggu sejak kejadian dimana Bisma memutuskan untuk menghindari Naya. Bahkan Bisma seolah tidak menganggap Naya ada walaupun gadis itu berada didekatnya. Bisma benar-benar tidak tahu apakah langkah yang ia ambil sekarang benar atau salah. Menghindar dari Naya adalah suatu hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya, tapi untuk saat ini ia terpaksa melakukannya agar Naya bisa lebih menghargai orang yang sedang berjuang untuknya.

Disisi lain, Naya lebih sering menemui Bisma hanya untuk mengajak cowok itu berbicara empat mata. Namun sepertinya usaha Naya tidak membuahkan hasil karena Bisma selalu menolak ajakannya. Naya sudah kehabisan cara agar Bisma mau berbicara dengannya kembali. Namun hari ini untuk terakhir kalinya Naya akan mencobanya lagi, jika memang Bisma masih menolaknya maka Naya memutuskan untuk pasrah saja.

Naya berdiri dari bangkunya. Gadis itu celingak-celinguk mencari keberadaan Bisma. “Dit, lo lihat Bisma gak?” tanya Naya ketika Adit berjalan didepannya.

Adit menoleh ke arah Naya kemudian menggeleng. “Dari tadi gue gak lihat tuh human.”

“Oke thanks.”

“Lo mau ngajak dia ngobrol lagi? Percuma Nay, dia lagi mode kecewa sama lo,” celetuk Adit membuat Naya menunduk lesu.

“Jangan gitu bego, kasihan anak orang jadi patah semangat!” Tio yang sejak tadi berada disamping adit langsung menonyor kepala sahabatnya itu.

“Ya minta sorry, gue cuma ngomong seyuyurnya aja.” Adit memajukan bibirnya sambil menggedikan bahunya.

“Gak papa, kalau kalian lihat Bisma bilang gue ya,” kata Naya dibalas anggukan oleh keduanya.

“Bisma di rooftop, dia lagi sama sahabat lo.” Bimo baru saja masuk ke dalam kelasnya. Cowok itu berdiri didepan papan tulis sambil menatap ke arah Naya.

“Sahabat gue? Siapa?” tanya Naya bingung. Dia hanya memiliki tiga  dan ketiga sahabatnya kini sedang tidak bersama dengannya. Sisi sedang kumpul dengan anak teater, Putri juga sedang duduk bersama Cecep didepan kelas dan Icha…. Ah gadis itu tidak terlihat semenjak bel istirahat berbunyi.

“Sahabat lo, Icha….”

Naya mengerutkan keningnya. Belakangan ini Icha dan Bisma sering sekali jalan berdua, hal itu tidak hanya diketahui olehnya tapi juga oleh siswa-siswi SMA Bangsa bahkan para guru disini pun kerap melihat keduanya.

“Kok gue sering lihat merekabareng ya?” tanya Naya pada Bimo.

“Gue gak tahu, Bisma gak cerita apa-apa.” Bimo menepuk pundak Naya pelan. “Samperin…” lanjutnya kemudian pergi.

Entah dorongan dari mana Naya langsung mengikuti perkataan Bimo. Gadis itu bergegas menuju rooftop. Sesampainya disana Naya meraih gagang pintu rooftop dengan ragi-ragu. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya. Ingatannya tentang kejadian beberapa bulan lalu kembali terlintas diotaknya.

Hallo Mantan! [END]// TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang