Bagas meredakan tawanya dia ikut berceloteh, "List untuk Putra, anak tunggal lolos, kaya raya juga lolos. Terus gak buaya? Pasti gak lolos lah, sulit nih Put!"

"Betul kata Lizha! Mending lo sama gue aja Liz! Gue baik hati sama rajin menabung terlebih gue anak tunggal kaya raya dan gak buaya," ucap Aidan menatap Putra di akhir kalimatnya.

Putra yang mendengar hal itu pun sontak menoleh ke arah Aidan, "Heh! Kalo mau nikung ngomong dulu seenggaknya ngasih lampu send biar gue tahu!"

"Entar gue kasih surat pernyataan nikung buat lo! Tunggu aja!" ucap Aidan tersenyum senang membuat Putra yang melihat itu ingin menumpahkan batagor di piringnya jika dia tak ingat jika dia masih lapar.

***

Setelah makan siang di kantin disinilah Gevan dan Aurel berada di taman belakang sekolah. Mereka berdua meninggalkan yang lainnya di kantin sekolah. Taman belakang sekolah terlihat sepi padahal jika dilihat taman itu terlihat begitu rindang dan nyaman apalagi rumput-rumput yang sengaja di tanam menutupi tanah.

Angin menerpa wajah keduanya, saat ini Gevan dan Aurel duduk berdampingan di bawah pohon yang menutupi keduanya dari panasnya sinar matahari.

"Ngapain kamu ngajakin aku ke sini?" Tanya Aurel penasaran.

Aurel belum pernah datang ke area taman belakang sekolah, dia tak menyangka taman belakang sekolah terlihat nyaman seperti dirawat dengan baik.

Gevan membuka matanya menampilkan kedua mata tajamnya, dia menoleh ke arah Aurel.

"Aku mau berduaan sama kamu, Rel!" ucap Gevan lalu beranjak duduk menjauh dari Aurel lalu membaringkan kepalanya di paha Aurel.

Aurel yang melihat itu dengan reflek tangannya mengelus surai silver milik Gevan membuat Gevan merasa nyaman. Aurel menunduk dan menatap wajah Gevan yang juga menatap ke arahnya.

Gevan mengambil tangan Aurel yang tadi mengelus rambutnya lalu mengarahkannya ke bibirnya.

Cup.

Gevan mengecup lembut tangan Aurel tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Aurel.

Dia menggenggam tangan Aurel dan dia letakkan tepat di atas dadanya.

"Aku berdoa sama Tuhan semoga tangan inilah yang aku genggam untuk saat ini dan selamanya," ucap Gevan sembari tersenyum lembut.

Aurel yang mendengar ucapan Gevan pun tak kuasa menahan senyumannya. Dalam hatinya dia mengamini doa Gevan, dia juga berdoa semoga apapun masalah yang mereka hadapi ke depannya bisa mereka atasi.

"Make me a promise you will always be there no matter what happens or what we go through you willl always be there by my side for ever?" Tanya Gevan dengan nada memohon.

Matanya menatap tepat di kedua bola mata Aurel, mata yang menyiratkan harapan dan takut kehilangan yang amat besar.

Aurel yang mendengar permintaan Gevan pun berkaca-kaca dapat dia lihat betapa Gevan membutuhkannya di kehidupannya seperti dirinya yang membutuhkan Gevan di hidupnya.

"Aku gak bisa janji Ka," ucap Aurel membuat binar di mata Gevan meredup, wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.

Gevan tersenyum perih, apakah dirinya terlalu berharap lebih pada hubungan keduanya.

Aurel yang melihat raut kecewa Gevan pun merasa sedikit panik.

"Hey! Aku gak bisa janji Ka! Aku cuma bisa berusaha untuk penuhi janji itu. Aku bakal berusaha ada di samping kamu apapun yang terjadi," lanjut Aurel.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum