21 - V E I N T I U N O

Start from the beginning
                                    

"Aku baru ingin memberitahumu."

Haechan menyilangkan kedua tangannya didepan dada, "oke, aku mendengarkan."

Jaemin memukul lengan Haechan cukup keras hingga sang empu mengadu, "setidaknya kita pergi ke kelas terlebih dahulu."
.
.
.
.
.
Jeno berjalan menuju bangkunya dengan langkah malas, kemudian netranya menemukan sosok sahabatnya; Hyunjin dan Eric yang sudah duduk di kursi masing-masing.

Kemudian lelaki Lee itu mendudukkan dirinya dikursi miliknya sebelum menggeser tubuhnya sedikit untuk menghadap kearah kedua sahabatnya.

"Hyunjin, Eric." Panggilnya.

Kedua lelaki tampan itu pun menoleh secara bersamaan dengan sedikit takut. Lantaran aura yang dikeluarkan Jeno saat ini begitu menakutkan.

"Katakan padaku dengan jujur. Apa kalian sebenarnya tahu jika aku adalah Elder?"

Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Hyunjin dan Eric bungkam. Tidak tahu harus merespon seperti apa, keduanya terlalu takut jika salah mengambil langkah dan membongkar semuanya pada Jeno.

Namun keterdiaman mereka membuat Jeno semakin yakin, "jadi, kalian sudah tahu, ya?"

"A-apa maksudmu? Tahu apa Jen? Soal kau seorang Elder? Hahahaha." Eric tertawa kaku, "kita tidak tahu apapun." Hyunjin pun mengangguk setuju.

"Kau pikir aku bodoh? Ah, aku memang bodoh. Sampai-sampai aku tidak menyadari sekitarku." Jeno tertawa hambar. Hyunjin dan Eric semakin takut, ada yang berbeda dari Jeno sekarang. z

"Sebenarnya ada apa denganmu, Jen?"

"Jawab dengan jujur, apa kalian berdua bersekongkol dengan keluarga Jung?" Bukannya menjawab, Jeno kembali melontarkan pertanyaan yang membuat Hyunjin dan Eric kembali terdiam.

"Apa yang kau katakan, Jen? Bersekongkol bagaimana?" Tanya Hyunjin.

"Bersekongkol untuk menutupi identitasku yang merupakan seorang Elder." Jeno kembali membungkam kedua lelaki itu. Ia merasa sangat marah, tidak disangkanya jika kedua sahabatnya, orang terdekatnya, ternyata bersekongkol dengan keluarga Jung yang amat dibencinya.

Karena sudah terlanjur ketahuan, Eric pun angkat bicara untuk segera meluruskan, "tapi Jen, kita melakukannya demi kebaikanmu." Ia berusaha mencoba memberi pengertian kepada Jeno.

Jeno tertawa sinis, "demi kebaikanku? Kau hanya belum tahu betapa busuknya keluarga Jung."

"Apa maksudmu?"

"Kau—"

Ucapan Jeno terhenti lantaran obsidiannya mendapati Jaemin dan Haechan yang berjalan memasuki kelas. Tatapan keduanya bertemu. Jeno tertegun, tatapan penuh kesedihan dan kerinduan itu membuat hatinya berdenyut nyeri. Tapi ego kembali menguasai dirinya. Rahangnya mengeras, ia membetulkan posisi duduknya dan menghadap lurus ke depan. Batal menginterogasi kedua sahabatnya karena ego dan perasaannya sedang bertarung didalam dirinya.

 Batal menginterogasi kedua sahabatnya karena ego dan perasaannya sedang bertarung didalam dirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Nerd Alpha | NOMIN Where stories live. Discover now