🌹 Istikharah Cinta 22

7 1 0
                                    

Hari berlalu begitu cepat. Tahu-tahu pagi sudah tiba saja. Jam dinding tengah menunjukkan angka empat di jarum pendek dan jarum panjangnya menunjukkan angka dua. Artinya sekarang pukul empat lewat sepuluh menit waktu subuh.

Ara pun segera bangkit dari tidurnya. Duduk sebentar dan kemudian menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Ketika dia telah memakai mukena da  sudah rapi, dia baru sadar bahwa dia sekarang sedang haid, artinya dia dilarang untuk shalat karena dia masih berhadats besar. Ara bener-bener lupa bahwa dia sedang haid. Ara pun kembali melipat mukenanya dan menyimpannya pada tempatnya tadi.

Akhirnya Ara pun memutuskan untuk mandi saja supaya badannya lebih segar. Setelah mandi, Ara pun segera kembali menuju kamarnya. Di dalam kamar, dia membuka buku pelajaran dan belajar sedikit demi sedikit supaya nantinya waktu ada ulangan harian atau ujian, dia akan lebih siap karena Ara telah mencicil untuk belajar.

Setelah sekiranya bosan, Ara pun beralih menuju rak tempat dia meletakkan novel-novelnya. Ara melihat jam yang terdapat di dinding kamarnya. Tepat pukul lima pagi. Sekiranya masih lama, Ara pun mengambil salah satu novel yang belum dia baca.

Sebenarnya banyak novel yang belum dia baca. Mungkin ada sekitar sepuluh atau sebelas novel kali ya. Banyak juga ya. Novelnya Ara bisa menumpuk seperti itu karena dia berpikir lebih baik membeli sekarang mumpung masih open pre-order lebih baik sekalian saja. Untuk membacanya bisa buat nanti-nanti saja.

Ara mengambil satu novel yang sudah Ara baca tetapi belum selesai dibacanya. Mungkin sudah dibacanya sekitar satu per empat dari novel itu. Untuk biasanya, Ara kehabisan bahan bacaan atau kehabisan novel untuk yang dibacanya, tetapi untuk kali ini kebalikannya. Ara akhir-akhir ini merasa kurang waktu untuk membaca novel. Tetapi tidak masalah, novel-novel yang belum dibacanya bisa dibaca pada saat liburan nanti.

Ara pun membaca novel tersebut. Tak lupa Ara memutar satu lagu dari handphone-nya dengan volume yang kecil dikarenakan sekarang masih terlalu pagi sebenarnya untuk memutar musik, takut ada yang terganggu dengan suara musik tersebut.

Ara membaca novelnya dengan bersenandung ria. Mengikuti lagu yang sedang dia putar untuk saat ini.

Ku terbangun lagi
Di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri
Tak bisa kembali
'Tuk mengubah alur kisah

Ketika mereka tertawa
Ternyata rela tak semudah kata

Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri

Untuk saat ini, Ara memutar lagu Runtuh, lagunya Feby Putri feat Fiersa Besari. Lagu tersebut mewakili perasaan dari Ara teruntuk saat ini.

Ketika kau lelah
Berhentilah dulu
Beri ruang, beri waktu

Mereka bilang "syukurilah saja"
Padahal rela tak semudah kata

Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri

Ha ha ha-ah
Ha ha ha-ah
Ha ha ha-ah-oh

Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah sekali saja ku menangis?
Ku tak ingin membohongi diri

Ku ingin belajar menerima diri

Setelah lagu runtuh selesai, secara otomatis lagu yang terputar adalah Pelukku untuk Pelikmu lagunya Fiersa Besari. Tetapi, lagu yang diputar adalah coveran dari Indonesian Idol X. Ara sangat suka sekali sama mereka. Suka akan kesolidan mereka.

Sandarkan lelahmu dan ceritakan
Tentang apapun aku mendengarkan
Jangan pernah kau merasa sendiri
Tengoklah aku yang tak pernah pergi

Bagiku kau tetap yang terbaik
Entah beratmu turun atau naik

Kadang kala tak mengapa
Untuk tak baik baik saja
Kita hanyalah manusia
Wajar jika tak sempurna
Saat kau merasa gundah
Lihat hatimu percayalah
Segala sesuatu yang pelik
Bisa diringankan dengan peluk

Ara suka sekali lagu-lagu seperti ini. Karena menurut Ara itulah yang mewakili dari keadaanya saat ini. Sebenarnya dirinya itu rapuh, tetapi masih mencoba untuk kuat, mencoba untuk bertahan apapun yang terjadi.

Kau berkata dunia sedang tak ramah
Ya bukan berarti kau mesti berubah
Jadi seseorang yang tak kau ingin
Yang menatapmu asing dari cermin

Bagiku kau tetap yang terbaik
Entah beratmu turun atau naik

Kadang kala tak mengapa
Untuk tak baik baik saja
Kita hanyalah manusia
Wajar jika tak sempurna

Saat kau merasa gundah
Lihat hatimu percayalah
Segala sesuatu yang pelik
Bisa diringankan dengan peluk

Kita perlu kecewa untuk tahu bahagia
Bukankah luka menjadikan kita saling menguatkan

Kadang kala tak mengapa
Untuk tak baik baik saja
Kita hanyalah manusia
Wajar jika tak sempurna

Saat kau merasa gundah
Lihat hatimu percayalah
Segala sesuatu yang pelik
Bisa diringankan dengan peluk
Segala sesuatu yang pelik
Bisa diringankan dengan peluk

Lagu ini adalah lagu OST dari film Imperfect : Karier, Cinta, & Timbangan. Film yang menurut Ara bagus banget. Dulu dia pernah nonton bersama teman waktu dia SMP dulu.

Setelah lagu tersebut selesai, ekor mata Ara mengarah menuju jam di handphone-nya. Sudah menunjukkan pukul lima lewat empat puluh lima. Ara pun menutup novel yang dia baca. Novel tersebut masih setengah yang dia baca. Kemudian, Ara mengembalikan novelnya ke dalam rak novelnya.

Ara pun segera memakai seragamnya. Bersiap untuk pergi berangkat sekolah. Setelah memakai seragam, Ara pun segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang makan.

Di dapur, Bunda masih menyiapkan sarapan.

"Ara, ayo sarapan dulu!" teriak Bunda dari arah dapur. Bunda pun berjalan menuju ruang makan dengan tangan penuh dengan bawaannya, yaitu lauk untuk sarapan hari ini dan juga nasi.

"Eh, ternyata udah keluar dari kamar. Bunda kira masih belum keluar kalau belum diteriakin untuk disuruh sarapan," ucap Bunda.

"Udah, Bun. Abisnya Ara gabut banget, nggak tau mau ngapain lagi. Udah cape belajar."

"Ya udah, ini makan dulu. Bunda siap-siap ganti baju dulu, ya. Nanti kamu selesai makan, Bunda selesai ganti baju terus siap buat berangkat," kata Bunda.

"Siap, Bunda," ucap Ara.

Ara pun segera mengambil nasi dan meletakkan ke dalam piringnya. Ara hanya mengambil sedikit saja untuk sarapan dikarenakan kalau kebanyakan, Ara akan jadi sakit perut dan jika Ara tidak sarapan terlebih dahulu, Ara akan merasa cepat lapar dan kurang fokus untuk sekolahnya.

Di samping itu, sang Bunda pun segera pergi menuju kamarnya untuk berganti baju. Bersiap untuk mengantar Ara ke sekolahnya dan lanjut untuk pergi ke pasar.

Bunda pun selesai untuk bersiap.

"Udah belum, nak?" tanya Bunda berjalan menuju meja makan.

"Udah, Bunda. Bentar Ara minum dulu," ucap Ara. Ara pun mengambil air minum yang telah tersedia di atas meja.

Ara pun bangkit dan menuju kamarnya untuk mengambil tasnya.

"Ayo, Bunda, Ara udah siap."

~oOo~

AUTHOR NOTE

Hai teman-teman. Selamat malam. Udah hari Rabu nih. Terima kasih yang sudah membaca cerita ini, komen, dan juga vote. Sampai jumpa di chapter berikutnya.

Istikharah CintaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant