🌹 Istikharah Cinta 2

32 13 12
                                    

Suasana di dalam kelas 11 IPA 1 menegangkan. Bu Nita, guru matematika, biasa menunjuk salah seorang anak di antara mereka untuk maju dan menjelaskan bagaimana bisa ketemu jawaban itu.

Banyak dari mereka keringat dingin. Takut dia ditunjuk. Berusaha untuk tidak dapat dilihat oleh sang guru. Tetapi nyatanya, yang berusaha supaya tidak terlihatlah yang ditunjuk oleh Bu Nita.

"Fauzan, kamu yang maju dan menjelaskan nomor 1," ucap Bu Nita.

Fauzan yang duduk di bangku paling belakang pojok terkejut. "Duh mampus gue," ucapnya lirih. Pasalnya dia tidak paham dengan soal tersebut. Diantara kesepuluh soal yang diberikan, hanya nomor 1 saja yang dia belum kerjakan karena tidak paham.

Bu Nita sudah menyiapkan spidol untuk digunakan menuliskan jawaban yang benar di papan tulis.

Syifa merasa ada yang memanggilnya. Dia nengok belakang ke tempat Vina.

"Lo tadi belum piket, kan? Nah-"

"Astaghfirullah, lupa! Lupa kalau aku hari ini piket," potong Syifa.

"Nah, sekarang lo ngisi itu spidol. Kemarin gue mau ngisi itu spidol kelupaan," ucap Vina.

"Siap!"

Syifa langsung balik menghadap ke depan lagi. "Ara, anterin aku ngisi spidol, dong," pinta Syifa.

"Ayo, sekalian ngadem di ruang Tata Usaha. Hehe," kekeh Ara.

"Nah boleh tuh."

Syifa bangkit dari tempat duduknya diikuti oleh Ara di belakangnya.

"Bu, izin mau ngisi spidol dulu, kemarin mau ngisi kelupaan," ucap Syifa.

"Oh iya mbak, silakan," ucap Bu Nita kemudian menyerahkan beberapa spidol.

Tanpa mereka sadari, ada yang memperhatikan mereka berdua. Salah. Bukan mereka berdua, lebih tepatnya hanya memperhatikan Ara.

"Astaghfirullahaladzim," ucapnya ketika sadar telah memperhatikan seseorang yang bukan mahramnya.

"Lo kenapa? Kaga ada angin kaga ada hujan tiba-tiba aja istighfar. Kesambet lo?" tanya teman sebangkunya.

"Kalau mau beristighfar harus ada apa-apa gitu? Gak ada apa-apa kok. Inget kata-kata gue," ucapnya.

"Sehari minimal istighfar 100 kali, kalau bisa lebih jauh lebih bagus lagi," kompak mereka berdua dengan suara lirih yang pastinya hanya bisa didengar sama mereka berdua saja.

"Nah itu lo masih inget sama kata-kata gue waktu itu."

~oOo~

"Ra, pegangin dulu. Aku ambil tintanya," kata Syifa sembari memberikan spidol di tangannya ke Ara.

Ara menerima spidol yang diberikan oleh Syifa. Syifa masuk ke ruang TU (Tata Usaha) diikuti oleh Ara. Syifa menuju tempat yang biasa untuk meletakkan botol tinta spidol, stampel, dan lain sebagainya. Setelah ketemu, dia berjalan menuju Ara, lalu mengisi spidol yang tadi dibawanya.

Setelah selesai, Syifa mengembalikan botol tinta tersebut ke tempat semula. Syifa dan Ara keluar dari ruang Tata Usaha dan berjalan menuju wastafel di depan ruang Tata Usaha yang telah tersedia.

Tangan mereka telah penuh dengan corak titik hitam karena terkena tinta spidol tadi waktu mengisinya. Selang beberapa lama, tangan mereka telah bersih kembali.

"Ayo balik, pasti spidolnya ditungguin sama Bu Nita, nih," kata Syifa.

"Iya, Syifa aja tuh lama banget bersihin tangannya," ucap Ara. Pasalnya, Ara sudah selesai dari tadi namun Syifa belum.

Istikharah CintaWhere stories live. Discover now