🌹 Istikharah Cinta 20

5 1 0
                                    

"Pantesan waktu istirahat pertama udah pada abis jajannya, eh taunya gini ya. Pada ke kantin sebelum bel masuk. Atau malah ada yang ke kantin waktu gak ada gurunya," ujar Aini.

"Iya, ih. Jajan yang dari dulu aku pengenin sekarang masih banyak. Tau gitu dari dulu aja, ya, aku gini," ucap Syifa. Tangannya mengambil plastik dan mencomot jajan tersebut lalu dimasukkan ke dalam plastik.

Aini telah mengambil apa saja yang akan ia beli.

"Lo mau beli apa, Ra?" tanya Aini setelah mengamati Ara tidak mengambil jajan satu pun.

Ekor mata Ara bergerak, mencari jajan apa yang akan dia beli untuk kali ini. "Ara mau ini aja," ucapnya setelah mengambil roti dengan selai blueberry.

"Lo yakin cuka mau beli itu aja? Ini masih banyak jajanan, gak mau yang lainnya?" tanya Aini tak percaya kalau Ara hanya membeli sebuah roti seribuan dengan isian selai dari dulu hingga sekarang tidak berubah, selalu selai blueberry.

Ara hanya menggelengkan kepalanya, pertanda sudah cukup itu saja yang akan dia beli.

"Nggak, Aini. Lagian Ara bawa bekal, nanti pasti udah kenyang banget. Bunda bawainnya banyak dan Bunda malah nyuruh buat kita makan bertiga," kata Ara. Dia berjalan menuju mbak-mbak penjaga kantin untuk membayar. Lalu disusul oleh Syifa dan juga Aini.

Setelah membayar, mereka pun segera menuju kelas karena tiga menit lagi bel pertanda masuk jam pertama akan berbunyi.

~oOo~

Baru saja mereka bertiga menginjakkan kaki mereka di kelas, bel berbunyi. Mereka pun segera duduk di tempatnya. Dan suasana kelas masih sepi, hanya terdapat kurang lebih 10 anak. Dapat dipastikan 20 yang lain ini masih perjalanan menuju kelas. Lihat aja habis ini pasti akan datang secara rombongan.

Tak lama kemudian terdengar suara berisik. Semakin lama semakin keras suaranya. Dan benar saja, mereka langsung masuk kelas rombongan, sudah mirip seperti akan tawuran saja.

"Cepetan woi! Keburu gurunya datang!" seru salah satu anak yang terburu-buru ingin cepat duduk di tempatnya.

Mereka pun buru-buru menuju tempat duduknya masing-masing. Kemudian, disusul guru yang datang ke kelas mereka.

"Ra, ayo nanti kita pergi main kemana gitu. Udah lama kita nggak pergi keluar bareng bertiga," ajak Syifa kepada Ara. Aini yang mendengar perkataan Syifa pun membenarkan.

"Bener, tuh. Udah lama banget kita ga keluar main bareng. Ayo lusa kita ke Mie Gacoan aja gimana? Pulang sekolah langsung gitu, nanti kita naik Grab aja bertiga," usul Aini.

"Emm.. Bukannya Ara nggak mau, ya. Tapi, lusa Ara ada penelitian, Pak Ilham udah nanyain mulu gimana progresnya buat penelitian ini. Sama sekalian latihan buat tugas seni budaya itu," jelas Ara.

Mereka bertiga asik ngobrol. Jangan tanya kenapa kok tidak ditegur oleh sang guru. Dikarenakan mereka diminta untuk mengerjakan soal dan boleh diskusi, jadi jangan heran kalau mereka ramai dan tidak kena teguran.

"Yah, kenapa bisa kebetulan barengan gini. Ya udah deh, gimana kalau weekend aja? Sabtu mungkin?"

"Nah, gimana, Ra?"

"Kalau Sabtu sama yang lain nggak diajak buat ngerjain seni budaya Ara mah bisa aja, tapi harus izin dulu sama Bunda," ujar Ara.

"Itu gampang, nanti biar gue izin ke Bunda lo. Pasti dibolehin kok," ucap Aini.

"Tapi Ara nggak bisa janji, cuma Ara bisa usul ke yang lain kalau mau kelompokan hari Minggu aja gitu mungkin ya."

"Nah, boleh tuh. Pokoknya harus bisa kita keluar bareng bertiga. Nanti langsung ketemuan disana aja atau gimana?" tanya Syifa.

Istikharah CintaWhere stories live. Discover now