Agnes terdiam sejenak. Gadis itu kemudian meringis pelan. Agnes kira hanya dia saja yang akan difoto berhubung Rifqi barusan sudah melakukan sesi pemotretan itu lebih dulu. Namun dia sendiri pun tak punya alasan untuk tiba-tiba menolak permintaan itu. Bersikap profesional dan tidak terbawa perasaan.

Hanya itu yang saat ini bisa dia lakukan.

Gadis itu kemudian terpaksa harus mengikuti arahan dari adik kelasnya itu untuk melakukan pemotretan bersama Rifqi. Beberapa orang yang berlalu-lalang di kantin mendadak jadi mak comblang. Agnes tak mengira hal ini akan terjadi, dia sama sekali tidak ada niatan untuk membuat Arin berapi-api.

"Makasih banyak ya kak Agnes, Kak Rifqi," kedua adik kelasnya itu berterima kasih.

Dua siswi itu kemudian melirik Arin dengan wajahnya yang sudah ditekuk, "Makasih juga kak Arin udah ngizinin."

Arin mendengkus kasar, dia tidak sudah tidak bisa menutupi kekesalannya.

"Kali ini bukan keinginan gue ya Rin, kalau fotonya dipublikasi juga itu bukan sama gue," Agnes meluruskan sebelum gadis itu ikut pergi meninggalkan mereka berdua.

Arin mengepalkan tangannya. Entah mengapa ucapan Agnes barusan terdengar seperti sebuah sindiran di telinganya. Sebisa mungkin Arin berusaha untuk meredam emosinya.

"Cie selamat ya akhirnya kepilih jadi ketua OSIS," ujar Arin sarkastik ketika Rifqi sudah kembali pada posisi semula.

"Kok kaya yang gak seneng gitu sih pacarnya jadi ketua OSIS?"

"Soalnya kamu jadi makin keren," jawab Arin asal.

"Ya bagus dong."

"Nanti makin banyak yang ngefans sama kamu."

"Ya bagus dong sayang."

"Ihh kok bagus sih? Tar yang suka sama kamu jadi banyak aku gimana?!" Ungkap Arin nyaris membentak. Gadis itu kesal karena Rifqi sejak tadi tidak bisa menangkap arah pembicaraannya

"Rin, dengerin yah mau berapa banyak pun cewek yang suka sama aku kalo aku maunya sama kamu gak jadi masalah kan?" jelas Rifqi berusaha untuk menenangkannya.

"Bahkan selena gomez sekali pun kalau dia suka sama aku ya aku akan tetep milih kamu."

Arin melipat bibirnya berusaha untuk menutupi senyumnya. Sial, Rifqi memang selalu berhasil membuat jantungnya kembali berdebar setelah dibuat kesal. Cowok itu tak pernah gagal menjadi alasan Arin untuk tesenyum.

"Hmm masa?" 

"Kalo Jessica dari SNSD yang suka sih kayanya aku gak bisa nolak," jawab Rifqi.

Lengkung pada bibir gadis itu langsung memudar dalam sekejap. Raut wajahnya kembali ditekuk seperti semula.

"Ihhh Rifqi!!" Arin otomatis melayangkan tangannya pada bahu cowok itu dengan hentakan yang cukup keras.

Tawa Rifqi pecah begitu saja melihat reaksi dari kekasihnya, "Becanda saayaangg."

"Lagian kamu nih ya suka ada-ada aja, masih pagi loh," lanjut Rifqi.

Sebelum Arin kembali menanggapinya, segerombolan siswa tiba-tiba berlari di koridor yang melewati kantin. Mereka semua berlari mengarah ke ruang kelas Rifqi.

Perasaan Rifqi tidak enak. Sepertinya terjadi sesuatu di kelasnya. Sepertinya orang terdekatnya ikut terlibat juga.

"Farrel!!" Rifqi mencegat kepergian Farrel ketika cowok itu datang dari arah yang berlawanan. Cowok itu segera menghampiri Rifqi yang baru saja memanggilnya.

"Rel ada apaan sih ribut-ribut?" Tanya Rifqi penasaran.

Farrel memijat pelipisnya, dia tahu Rifqi pasti akan terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, "Si Aldino berulah."

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Where stories live. Discover now