extpart

15.6K 1.8K 89
                                    


Kalo ada typo kasih tau.

Selamat membaca🐔

***

Delapan tahun kemudian....

"Orion o'on, itu Liyam nya jangan diajakin nonton film psikopat! Dia masih kecil, bego! Jadi bapak kok gak bener!"

"Max sayang, itu dedek Alam nya masih bayi. Jangan diajakin main bola dulu yaa...."

"Alga sama Kak Dipta bawa Rizam ke mana heh?!"

"Ini pak Niko juga disuruh beli pembalut kok lama bener, keluyuran kemana sih?!"

Lina memijat keningnya frustasi. Ntah lah, setelah memiliki anak dia sekarang jadi sangat suka marah-marah. Apa lagi kalau bukan marah sama bapak dari anak-anaknya. Semuanya benar-benar merepotkan.

Liyam Garisma Arsa.

Adalah anak pertama Lina. Berumur lima tahun, Liyam itu mandiri, cuek sama orang asing. Yang paling penting, bacah laki-laki itu adalah generasi cogan. Jangan diragukan ke tampanannya!

Dia memiliki nama panggilan khusus untuk ke lima Papa nya. Yang pertama, Papa datar untuk Dipta. Alasannya karena Dipta yang jarang berekspresi.

Kedua, Papa tidur untuk Alga. Alasannya karena Alga suka tidur, dan sangat susah dibangunkan.

Ketiga, Papa baby untuk Maxime. Di berikan nama panggilan seperti itu karena menurut Liyam, Papa nya itu lebih manja ke Lina di bandingkan dengan dirinya.

Ke empat, Papa batu untuk Orion. Alasannya karena Papa nya yang satu ini keras kepala, selalu merasa benar dengan pendapatnya sendiri.

Dan yang terakhir, Papa babu untuk Niko. Kalo yang ini adalah Papa favorite Liyam, karena apa yang Liyam ingin kan selalu dituruti.

"Liyam, Mama kan sudah bilang jangan main sama Papa batu. Dia itu Papa sesat," ucap Lina berkacak pinggang didepan Liyam. Saat ini dia sedang memakai daster merah motif bunga-bunga, dan dengan rambut yang di cepol asal.

"Iya Mama, Iyam gak ngulangin lagi," balas Liyam.

Lina memutar bola matanya, sudah yang kesekian kalianya anak itu berkata seperti ini. "Ngomong doang, nanti juga diulangi."

"Hehe, kan Iyam gak janji," ucap Liyam dengan cengiran lebar.

"Yam, adek Rizam, Papa datar, sama Papa tidur kemana?" tanya Lina.

Liyam menggelengkan kepalanya. "Gak tau Ma, Papa tidur sama Papa datar kan suka bawa adek Zam mojok buat tidur," jawab Liyam.

"Yaudah, kamu sana main lagi. Mama mau cari trio kebo itu dulu," ucap Lina, yang di balas dengan acungan jempol oleh Liyam.

Jempol loh yaa, bukan jari tengah.

Lina berjalan menuju taman belakang rumah. Tidak tau mau ngapain, tapi firasatnya menyuruh dia untuk kesana. Lina mendengus, tatapannya jatuh pada tiga orang laki-laki yang sedang tidur dengan nyaman di ayunan.

Harizam Erlangga.

Adalah anak kedua Lina. Berumur dua tahun, tapi sudah memiliki hobi tidur seperti Alga. Ibaratnya seperti barbie, kalo Aurora putri tidur. Maka Rizam putra tidur, dan Alga raja tidur nya.

Tidak jauh berbeda dengan Liyam, Rizam kecil juga memanggil ke lima Papa nya dengan cara yang berbeda-beda. Namun tidak memakai julukan, semuanya memiliki panggilan masing-masing yang berbeda.

Panggilan Ayah buat Alga, panggilan Abi buat Dipta, panggilan Daddy buat Maxime, panggilan Papa buat Orion. Dan terakhir, panggilan Bapak buat Niko.

"Oh, setelah di usir dari bawah tangga. Sekarang pindah tidur ditaman belakang, gitu. Sekalian aja pindah ke pinggir jalan sana, jadi gembel," ujar Lina galak.

Alga yang pertama kali membuka mata, tertawa pelan. "Di sini nyaman Lin, cocok buat tempat istirahat," ucap Alga.

Lina berdecak pelan. "Ck, mandiin Rizam ya Ga. Dia belum mandi dari kemarin," ucapnya.

"Oke."

Setelah mendapat jawaban Alga, kali ini Lina pergi menuju halaman luar. Mendekati Maxime yang sedang bermain dengan anak terakhir nya yang masih berumur 10 bulan.

Alam Keallo Christianova.

"Baby Max, Alam nya di jagain bentar ya. Lina mau siapin makan," ucap Lina.

"Siap Cantik," balas Maxime.

Liyam, Rizam, dan Alam. Jangan tanya kenapa semua nama terakhirnya diakhiri dengan kata 'Am'. Karena pada saat hamil, Lina selalu ngidam makan Ayam. Ntah itu Ayam geprek, sate Ayam, Ayam goreng kaya Mail, Ayam krispi. Pokoknya semua makanan yang terbuat dari Ayam, akan Lina makan. Jadi ingin menambah unsur ke ayam-ayaman.

Lina merenggangkan otot-ototnya. Dia baru saja selesei masak, kemudian menata piring-piring di meja makan.

"Alga, Orion, Kak Dipta ayo makan. Bawa anak-anak sekalian kesini. Baby Max, sudah dulu mainnya. Ayo bawa Alam makan dulu!"

"Ini pak Niko kemana sih? Udah jam makan siang, tapi belum pulang-pulang juga dari beli pembalut."

Yahh, begitulah kehidupan Lina saat ini, besok, dan seterusnya. Sibuk mengurusi keluarga besarnya.

-EXPART END-

Sjskskznzh, gitu aja.


Sudah ya pren, sembari ngetik squel Aiss juga sedang namatin cerita kedua. Kalian mending mampir dulu ga sii 🐔


Dah, salam sayang buat kalian. Tengss yang mau baca ♡♡♡

GEMBEL KAYA RAYA जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें