12.

17.2K 2.7K 41
                                    


Lina memandang malas berkas-berkas yang ada di hadapannya. Niko beneran menepati ucapannya, agar membiarkan Lina menandatangani semua berkas. Bahkan gadis itu sudah bosan melihat Gio yang bolak balik menghampiri nya untuk memberikan berkas yang butuh tanda tangan.

Sudah jam enam sore, Lina menguap pelan. Bekerja seperti ini benar-benar membosankan. Tapi demi uang, baiklah. Gadis itu tidak akan mengeluh. Sebuah hologram tiba-tiba muncul di hadapannya.

Task-5
Jujur pada karakter Niko bahwa anda yang pernah menyelamatkannya di gang!

Mata Lina melebar, rasa ngantuknya seketika menghilang. Gadis itu menaruh tangannya di dagu, kalo dia jujur sekarang. Bagaimana kalo dia dipecat karena menolong Niko menggunakan gerobak? Dia tidak akan dipecatkan? 

"Sistem, menurut lo gimana?"

"Kamu bertanya pada saya, Lina?"

"Iya lah, siapa lagi yang namanya sistem disini selain lo. Btw, kok jarang muncul, Lina yang cantik ini mengkangen."

"Lina, kamu memalukan. Saya off lagi saja." 

Gadis itu menghela nafas pasrah. Gini amat punya sistem. Okelah, kalo dipecat juga gak papa.

Brakk

Lina menggebrak meja, membuat perhatian Niko teralihkan ke arah nya. Gio yang berada di seberang sana ikut menatap Lina. Gadis itu berjalan mendekati Niko, membuat bos muda nya itu mengangkat sebelah alis bingung.

"Ada apa, Lina?"

"Saya mau jujur pak! Saya yang nyelamatin bapak waktu di gang!" ucap Lina dengan tidak santai.

"Iya, saya tahu."

"Lah, kok udah tahu aja si?!"

Niko tersenyum kecil. "Menurut kamu, apa alasan saya tetap memperkerjakan kamu yang ceroboh, tidak sopan, dan tidak bertanggung jawab disini."

Bagai di tusuk banyak jarum, Lina tertohok mendengar jawaban Niko. Benar-benar tidak berperikeperasaan! Apa cara kerja nya seburuk itu? Lina cemberut.

Task-5 selesai
Hadiah bebas, anda tidak akan mendapatkan task sampai batas waktu yang di tentukan sistem.

Mata Lina berbinar saat melihat hadiah yang dia dapat kan. Lupakan soal prasaan sedihnya tadi. Sekarang dia benar-benar senang.

"Sudah jam pulang. Lina, mau Saya antar pulang?" tanya Niko sambil menatap jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Boleh, tapi saya tetap dapat gaji kan pak?"

Niko terdiam sebentar, sebuah ide muncul di kepalanya. Laki-laki itu tersenyum licik. "Kalo kamu pulang bareng saya setiap hari, saya akan menaikkan gaji mu," ucap Niko.

"Wah, serius pak?"

"Iya."

"Oke deh, saya pulang bareng bapak aja tiap hari," ucap Lina senang. Enak banget dia, sudah diantar pulang. Di naikin gaji pula. Bos Niko emang yang terbaik.

Tidak tau saja Lina, kalau Niko itu hanya modus. Laki-laki itu menyeringai kecil, sepertinya dia tau apa yang bisa menjinakkan kucing garong nakal nya ini.









GEMBEL KAYA RAYA Where stories live. Discover now