26.

11.1K 1.7K 31
                                    

Kalo ada typo kasih tau.

Selamat membaca 🐔

***

"Huaaa, Cantik jangan pergii. Hiks, jangan tinggalin Max...."

Lina terlonjak kaget saat sampai di apartment, Maxime langsung menangis dan memeluk kakinya erat.

"Baby Max, lepas dulu yuk kakinya Lina."

"Gamauu, nanti Cantik nya pergiii."

Lina bingung, harus tertawa atau marah dengan sikap Maxime. Kekesalannya tempo hari berkurang, digantikan dengan gemas saat melihat laki-laki itu menangis seperti ini. Lina mengusap kepala Maxime lembut.

"Kaki nya lepasin dulu, janji deh gak bakal pergi. Ayo Baby Max berdiri, kita pindah ke sofa," ucap Lina.

Maxime mendongak, wajahnya yang mabuk terlihat sangat merah. Air mata membasahi pipi nya, bibir laki-laki itu sedikit melengkung ke bawah.

"Janji gak bakal pergi?"

"Iya janji," jawab Lina.

Maxime tersenyum senang, dia langsung berdiri dan menarik Lina menuju sofa. Saat sampai disana, wajah Maxime berubah murung membuat Lina panik. Gadis itu membantu Maxime duduk di sofa, lalu menangkup pipi laki-laki itu.

"Baby Max kenapa?" tanya Lina.

Maxime cemberut. "Maaf, Cantik. Kemarin Max gak bermaksud buat ninggalin Cantik. Beneran, Max 100% percaya Cantik," cicitnya.

Lina mengerutkan kening. "Terus kenapa?"

"Max takut Cantik pergi. Mama nya Max dulu juga pernah di fitnah kaya gini, terus Mama pergi ninggalin Max. Max takut, Papa suka marah-marah. Cantik jangan ninggalin Max," keluh Maxime, mata cowok itu kembali berkaca-kaca.

"Ssstt, Lina gak bakal ninggalin Baby Max. Makanya jangan nangis dong," kata Lina sambil mengusap air mata yang mulai turun dipipi Maxime.

Cup

Ntah dapat dorongan dari mana, Lina mengecup kedua pipi Maxime yang memerah lalu menariknya ke dalam pelukan gadis itu.

Satu jam kemudian, merasa tidak ada pergerakan apa pun dari Maxime. Lina menunduk, dia memandang wajah cowok itu lama. Hanya satu kata yang cocok untuk menggambarkan Maxime saat ini, menggemaskan!

Tok tok tok..

Lina mengerutkan kening, siapa yang bertamu malam-malam seperti ini? Gadis itu membenarkan posisi tidur Maxime di sofa, lalu segera pergi membukakan pintu. Saat pintu terbuka, dia terkejut mendapati wajah Niko yang menatapnya galak. Di belakang cowok itu ada Dipta, Alga, dan Orion.

"Gadis nakal, bukan nya saya sudah bilang. Kalau ada masalah, hubungi saya."

***

"Sorry, Lina. Gue telat."

Lina terdiam, dia mengusap panggung Orion. Laki-laki itu menyembunyikan wajahnya di cekuk leher Lina. Dia terkejut saat tau bahwa Orion telah mengetahui kejadian asli pertengkaran nya dengan Arini.

Orion menjelaskan, kalo dia mengikuti Lina dan Arini ke belakang sekolah. Karena perasaan cowok itu tidak enak, jadi Orion sengaja memvideo pertengkaran itu. Benar saja, besok nya Orion melihat berita jelek tentang Lina. Laki-laki itu ingin cepat-cepat datang ke sekolah untuk meluruskan kejadian ini. Namun bertepatan saat itu, Bundanya jatuh sakit dan harus di bawa ke rumah sakit.

Setelah selesei mengurusi Bundanya, Orion dengan buru-buru pergi ke sekolah. Tapi dia terlambat, semuanya sudah selesei. Dia marah dengan dirinya sendiri saat melihat wajah putus asa Lina.

"Gue terlalu fokus sama wajah lo, gue gak bisa liat lo sedih. Sampai gue lupa apa tujuan gue dateng buru-buru ke sekolah. Maaf Lina, ini salah gue. Harus nya gue datang tepat waktu, dan kejadian itu gak bakal terjadi, maaf."

"It's okay, gue baik-baik aja. Juga, sekarang ada kalian disini. Thanks karena sudah percaya sama gue," ucap Lina dengan senyum tulus.

Alga dan Dipta, selama dua hari tidak bertemu Lina. Kedua laki-laki itu sibuk mencari tau tentang Arini. Sesuai dugaan Alga, Arini adalah dalang dibalik semua kejadian saat itu.

"Menjauh dari Lina, dia hak kepemilikan saya," ucap Niko dengan kesal, menarik kerah belakang baju Orion.

Yah, meskipun Niko selama ini melakukan perjalanan bisnis. Tapi dia tetap memantau gerak gerik Lina, termasuk saat Lina merawat Dipta dan 'sleep hug' dengan Alga. Saat tau itu, Niko tentu saja cemburu. Dan memikirkan hal aneh untuk menghukum Lina.

Dalam masalah saat ini, tolong ingat kan Niko untuk menaikkan gaji Gio lagi. Karena asistennya itu memiliki jasa besar dalam hal mengumpulkan informasi kali ini.

Tentu tidak sia-sia saja Niko mencurigai Arini saat pertama kali bertemu, dan menyuruh Gio untuk menyelidikinya.

"Jadi, kapan kita bongkar?" tanya Alga.

"Minggu depan ada acara sekolah, Arini tampil terakhir diacara itu. Bagaimana?"

***

Skshssjskk, gitu pren🐔

GEMBEL KAYA RAYA Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin