6.

20.3K 2.8K 121
                                    

Anda mendapatkan hadiah 50 point.

"Cuman 50 point? Dikit banget anjer. Mana gue udah malu-maluin diri sendiri di hari pertama sekolah," gerutu Lina dalam hari.

Saat ini dia sedang membolos ke rooftop sekolah dengan ditemani Alga. Lina sudah menolak untuk ditemani, namun Alga tetap bersikukuh ingin menemaninya dengan alasan nanti gadis itu tersesat. Padahal aslinya Alga hanya ingin tidur saja tuh sampai sekarang.

"Alga... Alga, bangun yok. Udah pada pulang nih," ucap Lina sambil menoel-noel pipi Alga. Tapi laki-laki itu tak kunjung bangun.

Lina mendengus, dasar kebo emang. "Gue pulang duluan, dadah."

Lina segera pergi, dia tak perlu repot-repot membangun kan Alga. Toh nanti juga bangun sendiri. Gadis itu berjalan-jalan di koridor yang sepi.

Mampus, dia lupa jalan keluar sekolah.

"Mana sih? Perasaan gue muter-muter disini mulu dah," gumam Lina. Dia cemberut, lalu duduk dilantai dengan kesal.

"Cantik, ngapain duduk disana?"

Bagai melihat malaikat tampan datang, mata Lina berbinar cerah. "Ini, bantuin gue keluar dari sekolah dong. Pusing gue muter-muter mulu," ucap Lina dengan bibir mengerucut.

Maxime, laki-laki yang sama dengan orang yang memperhatikan Lina dikantin bersama Dipta dan Alga tadi. Dia tersenyum, Lina sangat menarik menurut nya. Maxime mengulurkan tangan di hadapan Lina.

"Ayo gue bantu, syaratnya harus pegang tangan gue. Biar lo gak hilang," ucap Maxime.

"Oke." Lina mengangguk kan kepala nya dengan senyum lebar, tanpa di minta pun nanti dia akan modus memegang tangan lembut Maxime.

***

"Panas."

Lina mengusap keringat di dahinya, seharusnya tadi dia menerima tawaran Maxime yang ingin mengantarkannya pulang. Mana tadi gadis itu lupa ngambil tas sekolahnya di kelas. Sial banget rasanya dia berada di dunia game ini.

Lina menghentikan langkahanya, mata gadis itu berbinar saat melihat sekumpulan preman tidak jauh didepannya. Dia berlari kecil menghampiri lima preman yang sepertinya sedang ngerumpi itu.

"Bapak botak, jambret saya dong. Saya belum pernah ngerasain namanya di jambret," ucap Lina sambil menyodorkan sling bag nya.

Lima preman botak itu menatap gadis aneh di depan nya dengan bingung, lalu saling menatap. Lina tidak tau apa yang preman-preman itu lakukan, tapi tiba-tiba mereka mengangguk.

"Adek mau saya antar pulang?" tanya salah satu preman botak.

Lina ingin mengangguk, lumayan hemat ongkos pulang. Tapi saat mendengar perkataan dari preman lain nya membuat Lina melototkan mata.

"Ke rumah sakit jiwa kan?"

"Kampret! Saya gak gila ya pak, cuman frustasi aja. Ya sudah kalo gak mau jambret, bye saja kita," ucap Lina kesal. Dia berbalik dan melangkah pergi, mengabaikan para preman yang men do'a kan nya agar cepat sembuh.

Bisa-bisanya ada preman seperti mereka! Apa Lina terlihat semiskin itu hingga mereka tidak mau menjambretnya.

Sudahlah, Lina tambah frustasi.

Task³
Dapat kan posisi sekretaris bos di kantor karakter figuran!

"Sekretaris? Gimana caranya dah, emang gue orang apaan yang baru datang langsung cling. Jadi sekretaris, gak bener banget."

"Sialan," umpat Lina kesal, emosi dia!

GEMBEL KAYA RAYA Where stories live. Discover now