4.

22.1K 2.9K 41
                                    


"Kak Dipta, bisa bantu gue cari kelas gak?"

"Gak, gue sibuk. Cari sendiri."

Lina mengembungkan pipinya kesal. Tadi setelah selesai dengan urusan di kantor kepsek, dia lalu pergi mengambil seragam di kopsis sekalian membeli sepatu, buku, dan pensil. Lina benar-benar tidak memiliki persiapan untuk sekolah. Dia datang ke sekolah menggunakan baju bebas, sendal jepit, dan hanya membawa sling bag.

Saat ini gadis itu sedang berada di ruang osis untuk mengganti baju. Kenapa tidak di toilet? Karena Dipta tidak mau mengantarnya, jadi terpaksa Lina ikut ke ruang osis.

Tapi tenang saja, Dipta menunggu di luar kok saat Lina mengganti baju.

"Yaudah, gue cari sendiri. Tapi inget kata pak kepsek tadi," ketus Lina. Dia tarik pikirinnya yang ingin menganggap Dipta sebagai gebetan nya. Cowok itu terlalu kaku. Lebih baik dia mencari Alga saja.

"Apa?" tanya Lina, menautkan alisnya bingung melihat Dipta menyodorkan ponsel.

"Ck, ketik nomer lo. Jam istirahat nanti gue cari ke kelas," ucap laki-laki itu.

Mata Lina berbinar. "Oke, udah nih. Nanti gue tunggu di kelas, dadah kak Dipta ganteng."

Dia melambaikan tangannya dengan senyum lebar, lalu keluar dari ruangan osis tanpa melihat raut wajah rumit Dipta yang menatap kepergiannya.

Setelah keluar dari ruang osis, Lina memutuskan untuk berjalan-jalan. Siapa tau tidak sengaja ketemu kelas nya. Gadis itu menyesal menolak pak kepsek untuk mengantarkannya ke kelas. Lina cemberut, semua ini salah Dipta pokoknya.

30 menit berlalu, jam istirahat pun sudah tiba.

kelas 10 IPA 1

Lina mendengus, ngapain dia mutar-mutar sejak tadi. Padahal kelas nya berada dekat dengan ruang osis.

"Murid baru? Kenapa baru datang sekarang?" tanya guru yang hendak keluar dari kelas.

"Maaf pak, tadi saya tersesat."

"Ya sudah, masuk sana. Cari kursi kosong buat kamu tempati."

"Baik pak."

Lina menghela nafas lega setelah guru berkumis tebal itu pergi. Gadis itu lalu melangkah masuk ke dalam kelas yang masih ramai.

"Murid baru ya?"

"Iya," jawab Lina malas, dia sudah bosan di tanyain seperti itu terus.

"Itu lo duduk disana, paling pojok disamping Alga." 

"Alga?"

Lina melihat kearah yang ditunjuk siswa tadi. Disana, di meja pojok dekat jendela ada laki-laki yang sedang tertidur pulas di mejanya. Lina tersenyum kecil, dia melangkah menuju meja itu lalu duduk disamping Alga.

Dia mengamati model rambut laki-laki itu yang sama dengan orang yang menabraknya kemarin. Jadi tidak salah lagi, laki-laki itu beneran Alga.

"Alga, Lina yang cantik ada disini," ucap Lina, namun tidak ada jawaban apapun. Gadis itu mencebikkan bibirnya, ternyata Alga kebo. Lina melipat tangannya di atas meja, lalu menjatuh kan kepala nya disana.

"Alga."

Lina mengangkat tangannya hendak menyentuh rambut Alga, namun laki-laki itu lebih dulu membalikkan wajah nya hingga berhadapan dengan Lina.

Gadis itu melebarkan mata, dia tertegun saat melihat mata Alga mulai terbuka lalu menatapnya sayu. "Ganteng banget anjer!" teriak Lina dalam hati.

"Halo, Lina," sapa Alga dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Alga, lo gan-" Lina hendak mengatakan sesuatu, tapi terpotong.

"Murid baru, lo di cari ketos tuh."

Lina sontak berdiri, dia cemberut karena ucapannya di potong. Namun kembali tersenyum saat melihat Dipta berdiri didepan kelas nya, dengan tatapan seperti berkata. "Cepet kesini, atau gue tinggal!"

Saat ingin melangkah menuju Dipta, tangannya ditahan. Lina menoleh menatap ke arah pelaku yang mencekal tangannya.

"Kenapa, Alga?"





















GEMBEL KAYA RAYA Where stories live. Discover now