By Accident

27. My Happy Family

Bulan madu kedua sepasang sejoli itu kini sudah usai, mereka pulang dua hari lebih cepat karena beberapa alasan, salah satunya adalah karena hati Draco yang mulai terketuk dan merindukan Scorpius buah hatinya. Mungkin gejala baby blues Draco sudah mulai mereda, mungkin gundahnya kini perlahan hilang, mungkin figur seorang ayah yang terkubur dalam diri Draco kini mulai muncul kepermukaan, entahlah Harry juga tak tahu.

Sesaat sesudah sampai di Malfoy Manor dua hari lalu, Draco langsung mencari keberadaan Scorpius, tanpa membuang banyak waktu ayah muda itu segera membawa putra pertamanya ke dalam pelukan hangat. Harry terharu melihat pemandangan tersebut, suami dan putra tampannya terlihat manis saat berpelukan seperti itu.

Kiranya kini Draco mulai sadar dan menerima bahwa kita perhatian Harry tak lagi sepenuhnya menjadi miliknya seorang, kini hadir Scorpius buah hari mereka yang sama besar membutuhkan perhatian Harry seperti dirinya. Scorpius pun terlihat sangat bahagia saat berdekatan dengan Draco, tawa manisnya tak pernah pudar kala Draco mengajak bicara bayi berusia satu bulan itu.

"Dray...." Panggil remaja manis pemilik manik hijau itu ketika melihat Draco dalam balutan kemeja putih dan jas hitam yang membalut tubuh sempurnanya, sangat pas dan cocok.

"Ya Harry?" Manik berbeda warna itu kini saling beradu tatap, memuja keindahan satu sama lain, dan jatuh untuk kesekian kalinya lagi.

Harry tak bisa mengelak apalagi berbohong, dari sisi mana pun Draco memang terlihat sangat mempesona, wajar saja bila Harry takut si pirang bermanik kelabu itu berpindah ke lain hati. Mulutnya seakan terkunci rapat saat Draco berjalan ke arahnya, oh astaga kenapa dirinya tak pernah menyadari keelokan paras duniawi Draco saat di Hogwarts dulu?

"Harry, kau tak apa?" Tanya Draco sembari menarik dagu Harry menggunakan ibu jari dan telunjuk sebelah kanannya.

Semburat merah tak bisa Harry sembunyikan lagi, Draco sudah melihat semuanya, semburat merah dan ekspresi anehnya. Harry malu! Terlalu larut dan hilang dalam pikiran masing-masing membuat keduanya lupa bahwa Scorpius masih berada dalam pelukan Harry, meringkuk nyaman dalam pelukan hangat Harry.

"Dray, kau terlihat...." Ucap Harry dalam jarak kurang dari satu jengkal dari wajah Draco, tatapan keduanya pun masih belum terlepas, terlalu terpaku dalam keindahan masing-masing. Si manis bermanik hijau dan si tampan dengan seringai setan yang sialnya rupawan.

"Ya Harry?"

Jantung Harry berdetak dua kali lebih cepat, hembusan nafas segar Draco menerpa wajahnya, membuat semakin gugup dengan jantung yang berdetak gila-gilaan.

"Kau terlihat sangat mena-" Belum sempat Harry menyelesaikan kalimatnya Scorpius sudah terlebih dulu menangis, mungkin bayi tampan itu kesal diabaikan oleh kedua orang tuanya.

Dua respon berbeda dari dua orang yang juga jelas berbeda, Harry yang langsung memutus kontak mata keduanya kemudian langsung menimang Scorpius mencoba meredakan tangisnya, dan Draco yang mendengus kesal momen manisnya bersama Harry kembali putranya kacaukan.

"Scorpius, kau selalu tahu waktu paling tepat untuk merusak momen ku bersama Harry." Gerutu Draco dengan wajah yang sudah menekuk jenuh.

Harry praktis tertawa kecil mendengar kalimat yang keluar dari mulut suaminya, rupanya dugaannya meleset, Draco masih saja iri pada Scorpius. Namun kali ini nampaknya Harry harus berterimakasih pada Scorpius, berkatnya Harry tak perlu berkata jujur pada Draco dan membuat si empunya besar kepala.

"Sebentar Dray, aku ingin menitipkan Scorpy pada Mom terlebih dahulu." Ucap Harry sembari berjalan menjauh meninggalkan Draco mencari keberadaan Narcissa.

"Harry tunggu." Teriak Draco yang sontak membuatnya menolehkan kepalanya. Draco ini kenapa sebenarnya? Baru saja Draco menggerutu karena tingkah putra tampan mereka, kini si pirang itu malah berjalan cepat mendekatinya.