15. Your Doubts

15.3K 1.8K 100
                                    

Draco marah padanya, bahkan mendiaminya. Padahal menurut Harry semua kejadian buruk dua hari lalu adalah sepenuhnya kesalahan Ginny, semua yang Harry lakukan pada Ginny di luar kesadarannya, dia berada di bawah efek ramuan cinta yang Ginny bubuhkan pada minuman yang Harry minum.

Harry yakin dia telah menjelaskan sejelas-jelasnya pada Ginny bahwa dia tak berminat untuk kembali menjalin hubungan dengan Ginny, namun tetap saja adik perempuan Ron itu bersikukuh untuk kembali padanya. Untuk apa? Sekarang Harry sudah bahagia dengan jalan yang dia tempuh, hidup dengan tenang bersama calon bayinya dan mungkin Draco.

"Dray..." Ucap Harry untuk kesekian kalinya. Jangankan mendapat jawaban, Draco bahkan tak sedikit pun menoleh padanya.

Apa yang harus Harry lakukan? Diabaikan Draco sungguh menyiksanya. Apa mungkin dia mulai menyukai Draco?

"Dray!" Teriak Harry dengan mata yang berkaca-kaca. Memang sejak dinyatakan berbadan dua, Harry lebih mudah menangis dan jauh lebih sensitif.

"Dray jawab aku! Aku tak suka kau abaikan!" Draco masih saja enggan meladeni Harry, dengan terpaksa Harry keluar dari kamar keduanya, dan bergegas menemui Hermione. Gadis dengan kadar otak layaknya ensiklopedia itu mungkin tahu cara jitu meluluhkan kemarahan Draco.

Sementara di dalam kamar, Draco termenung sendiri. Dia marah pada Ginny, bisa-bisanya gadis setengah musang itu berani meracuni Harry nya menggunakan ramuan cinta. Di dalam otaknya kini sudah tersusun 1001 cara jitu menghentikan delusi Ginny untuk mendapatkan lagi Harry, tentu saja dibumbui sedikit rasa balas dendam.

Saking fokusnya dia sampai tak menyadari Harry yang sudah berlalu pergi.

"Harry?" Panggilnya, sayangnya saat kepalanya menoleh, dia tak lagi menemukan keberadaan Harry yang tadi terus saja merengek padanya.

Draco mengacak rambut kebanggaannya frustasi, dia sebenarnya tak berniat mengabaikan eksistensi Harry, hanya saja egonya lebih tinggi. Dia ingin memberi Harry sedikit pelajaran berharga agar lain kali Harry lebih berhati-hati, dan juga Draco masih kesal melihat Harry disentuh orang lain.

Mungkin Draco akan berbicara pada Harry setelah nanti Harry kembali ke dorm mereka, namun sayangnya sampai matahari sudah meredup Harry tak kunjung memunculkan batang hidungnya, dan di sana Draco kembali dilanda kekhawatiran yang tak pasti.

Saat hendak melangkahkan kaki mencari Harry, burung hantu salju milik Harry mendatanginya dan memberikan sepucuk surat.

Untuk Draco Malfoy,

Harry aman bersamaku di menara Gryffindor, dia akan menginap di sini, dan aku pastikan Ginny tak akan mendekati Harry dalam radius 5 meter.

Hermione Granger

Untuk kali ini, Draco bisa bernafas lega. Harry nya tak akan lagi diracuni ramuan cinta.

***

"Hermione aku harus bagaimana? Draco mengabaikan ku, dia marah, dan hal itu sungguh menyebalkan." Rengek Harry terus menerus.

"Kau sudah minta maaf Rry?" Tanya Hermione yang Harry jawab dengan anggukan cepat. Hermione tak tega astaga, lihatlah manik hijau, bulat, besar, yang berlinang air mata itu. Namun di lain sisi Hermione tak mampu bila harus menyalahkan Draco, dia tahu pasti Draco sakit hati melihat Harry bersama Ginny, walaupun karena efek ramuan.

Hermione menyeringai, di dalam otaknya sudah tersusun rinci rencana untuk meluluhkan Draco, tapi sebelum itu Hermione harus memastikan sesuatu.

"Harry, apa kau menyukai Malfoy? Maksudku dalam artian yang berbeda dengan keluarga, sebagai seseorang yang ingin kau jadikan teman hidupmu."

By AccidentWhere stories live. Discover now