18. Let Me Just Be Your Fantasy

15.4K 1.6K 95
                                    

Warning! Bab ini benar-benar penuh Drama dan kealayan.

OoOoOoOoOo

Acara kelulusan sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu, Harry tak heran lagi bila Hermione keluar sebagai siswa terbaik Hogwarts dari semua siswa seangkatannya, gadis muda yang sebentar lagi akan mengganti namanya menjadi Weasley itu tidak diragukan lagi kejeniusannya,  mungkin Hermione mampu menandingi kejeniusan Tom Riddle yang selalu Slughorn banggakan. Nilai Harry pun kiranya cukup bagus untuk menjadi Auror, sayangnya sekarang Harry tak lagi berminat menjadi Auror, menjadi Healer terdengar sangat menakjubkan ditelinganya sekarang, membantu di balik layar.

Yang paling tak disangka-sangka, ternyata Draco tak hanya pintar di ramuan saja, nilai pewaris Malfoy sekaligus kekasihnya itu bahkan hampir menyamai nilai Hermione. Harry menyesal, kenapa dia tak menggunakan Draco sebagai alat menyerjakan esai ramuan dan sejarah sihir? Setidaknya nilai kedua mata pelajaran tersebut tak akan seburuk ini. Sebenarnya nilai ramuan Harry tak terlalu buruk, dia mendapat E dimana E adalah satu tingkat di bawah O, melebihi ekspetasi.

Harry duduk diam melihat interaksi Draco dengan teman-temanya, Blaise dan Slytherin lainnya, dia tak sedikit pun memiliki niat untuk bergabung dalam obrolan mereka, alasannya karena Harry tak terlalu mengerti tentang masalah politik. Akhirnya Harry memilih untuk diam sembari mengelus perutnya yang membuncit, dia sampai tak sadar bila banyak mata yang menatap penuh pemujaan ke arahnya, dalam kasus ini harusnya Draco bersyukur atas sangat ketidak pekaan Harry.

Harry menyukai tawa lepas Draco, kekasihnya itu terlihat lebih berkarisma saat tertawa, lebih tampan. Keputusannya sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat, dia akan pindah dan tinggal di Malfoy Manor sesuai dengan keinginan Draco setelah Draco meresmikan hubungan keduanya, dan Harry ingin pernikahan keduanya digelar setelah buah hati mereka lahir. Mungkin dia akan mendapatkan penolakan keras dari Draco saat dia menyampaikan keinginannya nanti, tapi apa boleh buat tak mungkin dia menikah lengkap dengan baby bumb, bisa-bisa nanti Draco terlihat lebih tampan darinya. 'Tidak boleh!' Pikirnya random.

"Siapa yang kita temui disini, pahlawan dunia sihir? Oh bukan lebih tepatnya mainan berharga Draco Malfoy."

Harry memutar bola matanya malas mendengar suara menyebalkan yang dikeluarkan Parkinson dan siapapun orang yang berdiri di sebelah Parkinson, tapi wajah keduanya terlihat sama, sama-sama menyebalkan dan jelek menurut Harry. 'Apa tak cukup Parkinson mempermalukan dirinya sendiri, teguran Draco sepertinya tak cukup untuk menyadarkan Parkinson.' Pikirnya sembari mengamati penampilan kedua wanita yang menatap penuh benci ke arahnya.

"Setidaknya aku bukan kau yang tak memiliki urat malu, ditolak puluhan kali oleh Draco tapi tetap tak tahu diri mengakui Draco sebagai kekasih." Jawaban sarkas Harry mendapat respon tawa geli dari beberapa orang yang mendengar perdebatan mereka.

"Beraninya kau?! Harusnya kau yang tahu diri, menggoda Draco dengan tubuh menjijikan mu itu, dan katakan padaku apa mantra yang kau gunakan untuk memperdaya Draco ku?" Teriaknya berapi-api, air liurnya pun sampai keluar berloncatan kesegala arah.

"Parkinson tolong jaga intonasi mu, aku tak ingin liar menjijikan mu itu sampai mengenai diriku." Balas Harry lengkap dengan wajah sengaja dibuat semenyebalkan mungkin, gestur tubuhnya pun turut ikut serta menjatuhkan harga diri Parkinson dengan sengaja menutup hidungnya seolah ada bau tak sedap disekitarnya.

"Kau! Setengah darah sia-"

"Setidaknya Harry yang kau sebut setengah darah memiliki atitud yang jauh lebih baik dari mu yang mengaku sebagai darah murni."

Kening Parkinson berkerut kesal karena kalimatnya dipotong dengan sengaja oleh seseorang, saat dia mengalihkan pandangannya alangkah terkejutnya dia mengetahui bahwa Lady Malfoy lah yang memotong kalimatnya.

By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang