14. Bloody Potion!

18.1K 1.8K 105
                                    


Kian hari, kian malas saja Harry belajar. Harry selalu berkilah hal tersebut adalah salah satu efek calon bayinya, mendengar penjelasan Harry yang tak masuk akal itu membuat Hermione murka, karena hal tersebut gadis kelahiran Muggle sekaligus kekasih Ron Weasley tersebut hampir setiap hari mencekoki buku tebal pada Harry.

Efek baiknya Harry menjadi lebih manja pada Draco, saat Hermione datang Harry langsung menghampiri Draco dan memberikan alibi bahwa dia akan belajar bersama Draco. Awalnya Hermione percaya, namun setelah dilihat lebih jauh, bukannya belajar kedua remaja laki-laki itu malah asik memadu kasih dan saling menggoda, terutama Draco.

Usia kandungan Harry sudah memasuki trimester kedua, tepatnya 4 bulan. Hormon kehamilannya pun semakin menjadi, pernah suatu hari dirinya menginginkan Draco untuk menciumi perutnya yang mulai memunculkan baby bumb, bagai. Bagai mendapat durian runtuh Draco senang bukan kepalang, hei biasanya Harry sedikit alergi dengan sentuhannya kecuali pada saat-saat tertentu.

Draco tak pernah mengira dirinya akan menjadi seorang ayah muda di usia 19 tahun nanti, terlebih pendamping hidupnya adalah Harry Potter, selebriti Dunia Sihir yang telah berhasil mengalahkan you know who. Dia kira dia akan mengalami pernikahan tanpa cinta seperti orang tuanya, beruntungnya ternyata takdir memihak padanya.

Satu hal yang paling Draco sukai dari kehamilan pertama Harry, selain sifat manjanya terkadang Harry gemar memberikannya pelukan dan ciuman hangat untuknya. Bayangkan bila dalam satu hari, Harry bisa menciumnya lebih dari 10 dengan suka rela, oh Draco jadi semakin candu saja dengan bibir manis Harry. Namun saat suasana hati Harry memburuk, jangankan mencium mendekati Harry dalam radius 2 meter saja Harry sudah melemparinya dengan buku tebal Hermione.

Seperti hari ini, tampaknya Harry sedang ingin berdekatan dengannya, terbukti dari sejak keduanya membuka mata Harry tak mau berjauhan dengannya.

"Lihat perutku, Dray!" Ucap Harry sambil tersenyum senang, tangannya mengangkat baju yang dia pakai, dan mempertontonkan hasil kerja Draco 4 bulan lalu yang mulai memunculkan eksistensinya melalui baby bumb.

Draco tersenyum, kepalanya menunduk mensejajarkan diri dengan perut Harry. "Hi little Prince, jangan buat Mommy mu alergi pada Daddy ya." Ucapnya sambil menciumi setiap permukaan perut Harry.

Mengenai kabar kehamilan Harry, hanya segelintir orang yang mengetahuinya, ibu Draco dan Blaise teman terdekat Draco yang turut serta dalam misi menjaga Harry, Hermione, Ron, Madam Pomfrey, dan Professor McGonagall. Harry belum mau mempublikasikan kabar bahagianya itu, dia alergi dengan wartawan dan surat kabar, terutama yang dibuat oleh wanita berambut pirang.

"Dray, geli....."

Draco tak memperdulikan protes Harry, dia malah semakin menjadi dengan membaringkan tubuh Harry di bawah kungkungan nya. Netra biru keabuan nya tak lepas dari Harry, memandang dengan penuh pemujaan.

Harry memalingkan wajah. "Aku gemuk, apa kau tak lagi menyukai ku?" Tanya Harry pelan.

Draco tak menjawab, namun bibirnya buru-buru mengklaim Harry. Draco mengabsen seluruh isi mulut Harry, saling membelit kan lidan dan menjilat, menelusuri semua rasa manis yang berasal dari Harry, Harry nya.

"Apa ciumanku tak cukup untuk menjawab pertanyaan mu, My Dear?" Ucapnya seduktif di telinga kanan Harry.

Harry menangkup wajah Draco dengan kedua tangannya, mensejajarkan dengan miliknya. Seakan terhipnotis, Harry mengusap pelan pipi tirus Draco, Harry mengangkat wajahnya.

Cup.

"Aku percaya padamu, Dray." Bisiknya tak kalah sensual.

Bisa-bisa Draco hilang akal! Sudah lama sejak terakhir kali keduanya bersenggama berbagi cinta, dan sampai sekarang Draco belum sedikitpun mengeluarkan muatannya. Tak heran bila Draco tergoda.

By AccidentWhere stories live. Discover now