13. Can I, Dray?

18.7K 2K 230
                                    

Seperti janjinya kemarin, hari ini Harry berencana mengatakan yang sejujur-jujurnya pada kedua sahabat terbaiknya, ditemani Draco jaga-jaga bila Ron mengamuk Harry bisa menjadikan Draco sebagai tameng. Tentu saja Draco tidak akan rela bila his precious little babies terluka karena amukan Ron, dan dengan senang hati Draco menawarkan diri sebagai tameng Harry dan calon bayi mereka nanti. Hell, salah satu bunggu Weasley kan terkenal dengan sifat barbaric nya, tidak mungkin Draco mengizinkan Harry pergi sendiri.

"Dear pakai dulu bajumu." Ucap Draco dengan suara yang dalam. Demi Salazar dan semua ularnya, Draco tak bisa menahan diri lebih lama bila di depan sana Harry terbaring terlentak nan telanjang memperlihatkan seluruh lekuk tubuhnya, garis bawahi telanjang.

Harry menggeleng kencang dan bergumam tak jelas yang tidak bisa Draco mengerti. Kedua tangannya menutup bagian privasinya, dada dan kemaluan, walau Draco sudah melihat keseluruhan bentuk tubuh Harry sampai tahu letak semua tahi lalat nya namun Harry tetap sangat malu bila harus bertelanjang di depan Draco. Masalahnya saat ini dia ingin Draco yang memakaikannya baju, sepertinya si jabang bayi ketagihan dipakaikan baju oleh ayahnya, mungkin juga Harry.

"Tidak mau." Jawab Harry masih dalam posisi yang sama, oh Tuhan tolong kuatkan Draco.

"Dear ayolah, nanti kau masuk angin." Bujuk Draco. Bukan hanya prihal masuk angin, namun juga keberlangsungan hidup Draco Junior yang sudah mengamuk ingin keluar.

"Tak mau, ingin dipakaikan Draco." Jawab Harry dengan suara teramat kecil dan wajah yang memerah.

Siapapun tolong periksa indra pendengaran Draco, barang kali karena terlalu penuh Draco sampai salah mendengar kalimat Harry barusan. Sungguh kah Harry memintanya untuk memakaikannya baju? Harry Potter meminta Draco untuk memakaikannya baju, luar biasa dan tak dapat dipercaya.

"Apa Harry?"

Harry tak menjawab, remaja berbadan dua itu malah memalingkan wajahnya yang memerah, lucunya. Bila sudah seperti ini, itu tandanya Draco memang tidak salah mendengar.

Draco tersenyum samar. "Kemari Harry." Dia menaiki ranjang dan duduk di sebelah Harry yang terbaring, lihat singa kecilnya itu sedang dilanda malu. Diraihnya tubuh Harry mendekatinya, terlintas sebuah ide jahil di kepalanya, tanpa aba-aba dia menggelitik tubuh Harry hingga si empunya menjerit minta ampun.

"Geli Dray!" Teriak Harry protes, tubuhnya itu sensitif dan dengan seenak hati pirang menggelitik tubuhnya, Harry lelah tertawa.

"Katakan 'please Dray' dengan raut wajah yang menggemaskan." Ucap Draco tak tahu malu.

Demi Godric dan pedangnya Harry tak mau memohon pada Draco seperti itu, yeah menurutnya itu sangat memalukan. Namun bila dia tak melakukannya konsekuensinya tenggorokannya yang kering karena terlalu lama tertawa geli.

Baiklah, Harry mengonsentrasikan pikirannya dan memikirkan raut apa yang akan dia buat.

"Please Dray...." Ucapnya mendayu dengan wajah yang memerah, dari sudut matanya keluar setitik air mata, jangan lupakan bibirnya yang merah layaknya buah ceri yang masak, dan ekspresi wajahnya yang dapat membuat Draco hilang akal.

Draco menghentikan kejahilan tangannya. "Kau akan menjadi alasan kematianku, Harry." Ucapnya serak.

Draco menahan pergelangan tangan Harry dia atas kepala, menyudutkan tubuh Harry diantara dirinya, wajahnya kian mendekat, dan....

Cup, Draco mencium bibir kesukaannya sedalam mungkin, mengecap rasa manis yang datang entah dari mana.

"Kau berbahaya Harry." Bisiknya seduktif di ceruk leher Harry, menjilatnya hingga pipi.

By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang