24. last year

1.3K 250 107
                                    

─────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

─────────────────

Author

March 1978, Quidditch Match

Memasuki bulan Maret, kini para tim quidditch dari Gryffindor dan Hufflepuff bersiap, dan menentukan siapa pemenangnya untuk masuk ke babak final tahun ajaran ini sekitar bulan Mei.

Saat ini James sangatlah berharap supaya Gryffindor bisa menang, dia juga berharap supaya dia bisa menangkap snitch itu dengan cepat. Sedangkan sang Seeker Hufflepuff masih mendengarkan arahan dari kapten tim quidditchnya.

"Apakah James bisa memenangkan pertandingan ini?" tanya Peter memperhatikan lapangan quidditch yang masih kosong, "Pertandingan bahkan belum mulai, Peter." Sirius pun memukul kepala Peter pelan menggunakan sebelah tangannya.

"James pasti akan menang, dia itu hebat. Bukankah kalian sudah tahu itu?" Lily berkata, membuat teman-temannya langsung menatap kearahnya, mengkerutkan kening mereka heran kearah Lily yang dulunya sangat suka menjelek-jelekkan Jamea kini memuji-mujinya.

"Ya. Siapa yang dulu pernah berkata kalau James Potter adalah Seeker terbodoh dan paling tidak menarik yang pernah dia lihat." sarkas Marlene yang membuat Lily memutar bola matanya kearah atas, bersiul canggung dan menggigit bibir bawahnya malu.

"Pertandingan Quidditch kali ini adalah Gryffindor Vs. Hufflepuff! Siapa yang menang akan masuk ke babak final bulan Mei!" seru Alice Fortescue melalui mikrofonnya, membuat semua murid bersorak senang. Begitu juga dengan Professor McGonagall, Professor Slughorn, dan Professor Dumbledore.

"James!!" seru Sirius senang saat melihat sahabatnya yang sekarang sudah menaiki sapu terbangnya dan berkumpul dengan timnya di tengah-tengah lapangan quidditch itu, berhadapan dengan tim dari asrama Hufflepuff.

"James! Ayo!" seru Dorcas, membuka kain besar dengan tulisan 'James Potter' besar menggunakan warna merah yang telah dibuat oleh Lily kemarin malam di perpustakaan. "You can do it, Prongsy!" sorak Sirius sekali lagi, membuat James yang berada di lapangan quidditch menoleh dan mengangguk mantap.

"Aku yakin James akan menang. Bukankah begitu, Mary?" tanya Sirius kepada Mary yang berdiri di sebelahnya itu. Phoebe melihat itu, dia menyipitkan matanya lalu segera mendekatkan dirinya kearah Remus dan menarik tangan pria itu untuk merangkulnya.

"Hei, Moony—" Sirius menghentikan kalimatnya setelah melihat sosok Remus yang sekarang merangkul Phoebe seraya tertawa bersama gadis itu. Sirius hanya menatapnya datar kemudian memutar kepalanya menghadap kearah lapangan quidditch kembali.

𝐄𝐍𝐀𝐌𝐎𝐑, sirius blackWhere stories live. Discover now