04. in christmas eve

2.3K 387 89
                                    

─────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

─────────────────

Author

Satu bulan telah berlalu, sekarang sudah memasuki bulan Desember. Atau lebih tepatnya, tanggal 24 Desember yang merupakan malam natal. Professor Flitwick segera menghias Aula Besar dengan pohon natal yang besar dan tinggi, dihiasi oleh hadiah-hadiah dibawahnya dan bola-bola yang menggantung di setiap ujung daun pohon natalnya.

Professor Flitwick juga tidak lupa untuk menyalakan perapian yang sedari bulan kemarin belum menyala. Langit-langit Aula Besar juga berubah menjadi langit saat musim dingin, salju juga berjatuhan dari atap tersebut.

Phoebe berjalan menuju Aula Besar, mendapati kakak laki-lakinya yang bernama Phillip Glass itu sedang berbincang-bincang dengan salah satu murid Ravenclaw yang seumuran dengan Phoebe.

Phillip," panggil Phoebe kepada kakaknya yang berusia satu tahun diatasnya. Phillip yang merasa terpanggil langsung menoleh, mendapati adik perempuannya itu berdiri didepannya seraya memainkan rambutnya.

"Ada apa, Bea?" tanya Phillip. ('Bea' adalah panggilan sayang dari Phillip kepada Phoebe). Phoebe pun menggeleng, yang mengartikan tidak ada apa-apa, "Aku hanya ingin bertemu denganmu sebentar," jawabnya cepat.

"Ayolah, ada apa, Bea. Aku tahu wajah itu. Kau menyembunyikan sesuatu dariku." Phillip mengelus wajah adik perempuannya itu dengan lembut, "Black, dia.." Phoebe melirik kearah Bellatrix yang mendudukkan dirinya di sebelah Narcissa.

"Kenapa? Black yang mana?" tanya Phillip sekali lagi, kali ini dia mencengkeram pundak adiknya kencang, seperti sudah siap untuk bertarung. "Bellatrix Black, dia memanggilku jalang. Apa artinya itu, Phillip? Aku tidak mengerti.." Phoebe menunjuk kearah Bellatrix.

Phillip yang mendengar itu langsung melepaskan cengkeramannya pada pundak Phoebe, matanya melotot kaget. Teman Phillip yang berasal dari asrama Ravenclaw pun juga matanya membulat sempurna.

"Yang benar saja, Phoebe, kau tidak tahu arti itu?" tanya murid Ravenclaw itu, membuat Phoebe menggeleng yakin. "Ceritakan apa saja yang terjadi," pinta Phillip, memijat pelipisnya.

"Aku berjalan di koridor. Tiba-tiba saja para kumpulan Marauders itu mendatangiku. Lagi-lagi, James menggangguku dengan berteriak di telingaku lalu Sirius menggodaku habis-habisan. Akhirnya Bellatrix dan kedua adiknya itu lewat, Bellatrix langsung meneriakiku 'jalang'."

Phillip dan temannya yang mendengar cerita dari Phoebe langsung mengusap wajah mereka secara bersamaan menggunakan tangan mereka masing-masing. "Bloody hell..." umpat Phillip menghembuskan nafasnya berat.

𝐄𝐍𝐀𝐌𝐎𝐑, sirius blackWhere stories live. Discover now