"Olivia! Aunty Shane!" Teriakkan itu kembali terdengar di dalam mansion hingga membuat beberapa pelayan yang mendengarnya langsung berkumpul di bawah tangga, menatap ke lantai atas untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Melihat Theodore yang marah dan Lilly yang ketakutan di ambang pintu, tanpa diberitahu pun mereka paham apa yang sedang terjadi.

"Aku rasa Nona Brown ketahuan," bisik salah seorang pelayan dengan tatapan ngeri.

"Ya, aku rasa juga begitu. Kebiasaan buruk Nona Brown yang suka mandi malam pasti membuat Tuan Theodore menggila malam ini," sahut pelayan yang lain.

"Olivia! Aunty Shane!" Teriakkan itu kembali terdengar hingga....

"Minggir." Suara aunty Shane yang baru saja datang dari arah dapur bersama dengan Olivia, sontak membuat para pelayan membuka jalan untuk mereka berdua. Dengan diikuti oleh Olivia di belakangnya, kedua orang itu pun menapaki tangga dengan wajah gugup.

Sementara itu, Theodore yang masih di ambang kemarahan pun langsung menggila begitu melihat kedua orang yang bertanggung jawab atas kemarahannya muncul ke permukaan.

"KENAPA KALIAN MEMBIARKAN DIA MANDI MALAM HA?!!" Teriakkan yang luar biasa kencang itu langsung menyambut aunty Shane dan Olivia yang bahkan masih berada di anak tangga ke sepuluh. Lilly yang merasa bersalah sekaligus takut pun tidak bisa berbuat apa-apa selain terdiam di tempatnya. Tidak mudah untuk meredam amarah seorang pria temperament seperti Theodore.

Aunty Shane dan Olivia pun kembali berjalan hingga sampai di depan Theodore yang kesetanan. Dengan kepala yang tertunduk dalam, mereka berdua hanya bisa meminta maaf.

"Maafkan kami, Tuan. Kami tahu, jika kami telah melanggar perintah Anda untuk tidak membiarkan Nona Brown mandi malam," aunty Shane bersuara dengan tangan yang berkeringat dingin.

"Maaf? Kau bilang maaf?" Theodore menatap dengan sinis.

"Bagaimana jika kejadian dua tahun yang lalu terulang lagi ha?! Bagaimana jika dia kembali di ambang kematian?! Siapa yang akan bertanggung jawab untuk itu?! SIAPA?!"

Brak!

Theodore melampiaskan amarahnya dengan memukul dinding sekuat tenaga hingga membuat Lilly, aunty Shane dan Olivia merasa terkejut.

"Al-" Dan Theodore langsung memberikan tatapan tajamnya ke arah Lilly yang bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

Lilly yang tidak tega melihat wanita paruh baya seperti aunty Shane menjadi pelampiasan amarah Theodore atas kesalahannya pun langsung memasang badan—berdiri di hadapan pria itu dan menatap netra abunya dengan seksama.

"Jangan salahkan mereka, Alford. Aku yang bertanggung jawab untuk semuanya. Aku yang meminta mereka untuk menyiapkan air mandiku. Aku yang memaksa mereka untuk membiarkanku mandi malam. Jadi jika kau ingin melampiaskan amarahmu," Lilly menarik napas sejenak dan menghembuskannya secara perlahan.

"Lampiaskan saja padaku. Jangan pada aunty Shane atau Olivia," sambungnya dengan perasaan takut yang luar biasa mendominasi. Aunty Shane dan Olivia yang mendengar itu sontak menatap Lilly dengan tatapan tidak percaya.

Bagaimana bisa Lilly menyerahkan dirinya demi kelalaian mereka?

Tidakkah Lilly tahu bagaimana menakutkannya Theodore saat berada di puncak kemarahan?

"Nona..." Lilly langsung menoleh, menatap aunty Anne dan Olivia dengan senyuman manis, seolah ingin mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja lewat senyuman itu. Tapi berbeda dengan apa yang dikhawatirkan oleh aunty Anne, Theodore malah tidak menghiraukan ucapan Lilly. Tanpa sepatah katapun, pria itu malah menarik tubuh Lilly agar kembali berdiri di belakangnya.

The Escapes of MistressDove le storie prendono vita. Scoprilo ora