"Kenapa di luar sih anjir? Kan habis hujan ini!" Rafi datang membawa mangkuk besar berisikan es batu yang sudah ia belah menjadi beberapa bagian. Juga dengan satu renteng minuman es teajus gula batu.

Meskipun mereka berada di kalangan atas dan mampu membeli minuman atau makanan mahal, mereka juga bisa diajak makan-makanan sederhana. Memang paling nikmat itu jika sedang kumpul, hanya tinggal patungan membeli makanan sederhana dan untuk minuman nya cukup es teajus seribu saja sudah enak banget, aku rekomendasi nih ya wkwk..

"Ntar kalau di rumah, keramik pada pecah, sambel nya lari kesana-kesini lo mau jadi babu di rumah gue?" Dafi dibelakang nya datang membawa sebuah ulekan yang ia ambil dari lemari atas dapur milik ibunya.

"Males banget, tapi kalau di gaji satu bulan satu miliyar sih gapapa,"

"Enak di lo nya itu sih!"

Sam—lelaki itu hanya diam membatu sesekali membantu Haikal juga Ando yang tengah mengupas buah-buahan. Karena memang belum terlalu dekat, jadi masih canggung jika bersama seperti ini. Langga dan Marcel sedang membuat sambal untuk rujak nya, kedua lelaki itu saling diam satu sama lain. Yang satu pendiam dan yang satu tidak bisa memulai percakapan terlebih dahulu, jadi mereka berdua memilih jalan tengah dengan hanya diam.

Sedangkan Marvel, lelaki itu hanya menyimak saja. Ia hanya sedang tak mood melakukan apapun saat ini, dengan mendatangkan Mellissa kemari mungkin bisa membuat mood nya kembali.

"Adik lo belum pulang, Daf?" tanya nya.

"Biasanya tuh anak udah pulang jam segini, mungkin aja lagi dijalan pulang." balas nya sambil mengaduk es teajus yang ia buat.

"Santai aja kali, Vel. Gak usah khawatir kayak gitu, ntar juga tuh anak pulang," ujar Haikal.

"Bilang aja kangen, nyet! Pake embel-embel udah pulang belum," Ando pun ikut menyahut disamping Haikal.

"Ndo! Nih ambil nih," ujar Sam tiba-tiba.

"Apaan, nyet? Setelah sekian lama gue satu sekolah sama lo dulu, kali ini lo manggil nama gue lagi," Ando berdecak kagum mendengar nya. Tak lama ia pun datang menghampiri Sam yang tengah mengeluarkan sesuatu di dalam tas yang ia bawa.

"Apaan nih, njir?" tanya nya.

"Itu kue brownis cokelat bikinan Bibi gue," balas nya.

"Kayak nya enak nih,"

"Kalau gak enak, gak bakalan gue bawa, tolol!"

Ando berdecak, "bilangin sama Bibi lo, gue bakalan dengan senang hati ngabisin nih brownis sampe tempat nya jadi bersih!"

"Jangan songong lo, bagi-bagi ngapa. Ntar kuburan lo sempit, baru tau!" sahut Langga.

"Iye anjir, ah lu mah sensian mulu kalau sama gue tuh!"

Saat akan berjalan ia merasakan sesuatu yang melompat lalu menempel di kaki kiri nya secara tiba-tiba membuat dirinya terkejut, bukan hanya dirinya tapi mereka semua pun sama terkejut nya.

"MAKKK!! ETA BANGKONG LUMPAT!"

•MARVEL•

Setelah kejadian memalukan itu, Ando hanya diam dengan wajah kosong nya disamping Langga yang masih mengulak sambal untuk rujak buah nya.

Perlu kalian ketahui, Ando itu mempunyai phobia terhadap katak. Dulu saat ia duduk di bangku sekolah dasar, teman sekelas nya sering menjahili memasukan seekor katak kedalam tas sekolah miliknya. Saat ia akan mengambil sesuatu, katak itu langsung melompat ke wajah nya membuat ia menjerit kaget juga membuat teman sekelas nya tertawa. Bahkan ia sampai menangis dan tak mau berangkat ke sekolah untuk beberapa hari.

"Jangan di inget lagi," tepukan di bahu nya menyadarkan ia dari lamunan nya.

Menghela nafas sebentar lalu berdecak. "Kenapa ngeliat gue segitu nya sih anjir?" Ando yang dulu sudah kembali ternyata, membuat mereka semua menghela nafas lega.

"Gue takut ntar lo langsung meninggal, gak lucu air mata gue kebuang sia-sia." sahut Langga masih dengan mengulek sambal nya.

"Jangan pedes inget! Omongan lo aja udah pedes jangan nambah pedes!"

Langga tak menjawab karena menurut nya itu sangatlah tidak penting. "Sisain sedikit buat nyokap gue, ya tuh rujak nya!" peringat Dafi, karena hampir saja ia kelupaan.

"Nyokap lo ngidam?" Sam menyisihkan sedikit sambal juga buah yang sudah di potong menjadi bagian kecil.

"Omongan adalah do'a dan gue gak mau do'a lo sampe kekabul!" ujar Dafi. Cowok itu berjalan meninggalkan mereka untuk menyimpan sisa buah untuk Zaira di meja makan. Bisa saja jika ia tak segera menyimpan nya, akan habis dimakan oleh mereka.

"Kan banyak anak banyak rejeki, nyet!" sahut Haikal.

"GUE GAK MAU NAMBAH ADIK!" Teriak Dafi dari dalam rumah membalas sahutan Haikal.

"Dih aneh lo mah, bukan nya lucu gitu dede gemoyy nya ntar,"

"Lucu buat lo, petaka buat gue!" Dafi kembali sambil memainkan ponsel nya.

Ting!

Suara notifikasi ponsel Marvel berbunyi membuat cowok itu langsung membuka nya.

"Nih ini nih, gue mencium bau-bau orang bucin." sahut Haikal.

Marvel berdecak sinis, "Syirik aja lo jomblo!"

Nomor tak dikenal, ia berdecak. Darimana orang-orang ini mendapatkan nomor nya. Tapi sebuah firasat membuat nya berpikir apakah harus membuka pesan itu atau tidak?

Akhirnya setelah berfikir lagi, ia pun membuka pesan itu. Betapa terkejut nya ia melihat seorang gadis yang menunduk tak sadarkan diri dengan kedua tangan juga kaki yang di ikat di atas kursi. Dan yang membuat nya semakin khawatir adalah sebuah gantungan seekor koala berwarna biru muda yang tergantung disana.

Itu bukan nya gantungan yang ia berikan pada Mellissa?

0813××××××××
[Send a picture]

0813××××××××
This is your girl, right?

0813××××××××
Dia sangat cantik, bolehkah aku bermain dengan nya sekali saja?

•MARVEL•

FINALLY-!!
Setelah sekian purnama aku update juga:) thank you yang udah stay..


Ini ya mereka baru foto konsep pertama aja udah kayak gini:') gimana foto konsep berikut nya:') apakabar dengan aku yang mlehoy oleh kalian:'))

Bisa gak sih kalau gak bisa dimilikin gak usah ganteng-ganteng:') mana aku oleng sana sini lagi anjir lah:')

MARVEL 2 [REST]Where stories live. Discover now