MRVL [09]

683 57 6
                                    

HAPPY READING❤
Gak tau kena angin mana, aku pengen up sekarang



•MARVEL•

"Ini gara-gara lo, bangsat!" Fikko yang notabe nya anak gabutan, tangan nya ia gunakan untuk menjitak kepala Ilham yang ada disamping nya.

"Ya maap, gue gak sengaja." balas Ilham seraya mengelus kepala nya yang berdenyut.

"Lagian kalo apa-apa itu dilihat dulu! Itu tas siapa, lo cari punya siapa biar kejadian kayak gini gak keulang lagi!" kesal Mijar.

"Iya-iya, udah ngapa sih? Ceramah mulu, noh di masjid sono!" ketus Ilham sambil memutar bola matanya malas. Telinga nya sudah merasa panas mendengar ocehan panjang tiada akhir itu. Ia tahu ia salah, tapi ya jangan terus-terusan menceramahi nya.

Ia tak mau jika kedua telinga nya itu akan menciut karena mendengar ceramahan kedua sahabat nya yang melebihi emak-emak kompleks kalau gibah.

Ceklek

Pintu kamar apartemen Eysan terbuka, menampilkan seorang dokter wanita keluar dari sana. Dokter itu—Resya, adalah dokter pribadi keluarga Eysan.

Memang cowok itu yang menelpon, untuk meminta Resya datang ke apartemen nya untuk memeriksa keadaan Nomy.

"Gimana keadaan nya, Dok?" tanya Alino.

Dokter Resya tersenyum. "Alergi terhadap bulu kucing nya kambuh, tapi sudah saya obati. Lain kali cepat ditangani dengan obat yang sudah diberikan Dokter, ya?" Mereka menatap tajam Ilham sebentar lalu mengangguk.

"Saya memberikan pasien infusan karena pasien kekurangan cairan dan pasien dibolehkan pulang asalkan infusan itu habis."

"Terimakasih banyak, Dok." ujar Zaki.

Dokter Resya mengangguk. "Kalau begitu saya pamit,"

"Mari, saya antarkan Dokter keluar." Eysan berjalan mengantar Dokter Resya diikuti oleh wanita itu.

"Huft.. Gila! Demi alek gara-gara lo, anak orang otewe meninggal!" sahut Mijar. Cowok itu menyenderkan punggung nya di dinding.

"Ngadi-ngadi mulut lo!" Zaki mencubit mulut Mijar yang asal jeplak.

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam kamar, hati mereka melega kala melihat Nomy yang sudah sadarkan diri. Cowok itu masih menyesuaikan cahaya lampu kamar yang memasuki indra penglihatan nya.

"Sumpah Nom! Lo bikin anak orang mleyot sumpah!" Nomy menoleh ke asal suara.

"Ho'oh, lo kalau mau pingsan bilang dulu, kek!"

"Lagian lo gak bilang kalau lo punya alergi sama bulu kucing!" Eysan mendengus. Kalau gini uang nya ikut melayang dan hangus. Apalagi ini uang bulanan yang diberikan oleh Mamah nya.

"Lo nya gak nanya," balas Nomy. Cowok itu berusaha menyenderkan punggung nya ke sandaran kasur, dibantu oleh Alino.

"Thanks,"

Alino mengangguk. "Nih minum obat lo," ujar nya seraya memberikan dua butir obat pada Nomy.

Cowok itu menghela nafas nya. Ia benci dengan obat-obatan. Sangat, sangat benci! Andai saja ia tak alergi terhadap bulu kucing.

MARVEL 2 [REST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang