"Pasti kamu udah tahu, sikap dan perhatian yang aku kasih ke kamu. Disini aku mau ngasih tahu tentang perasaan aku ke kamu, aku mau semua orang di sini jadi saksi kisah kita. Maukah kamu jadi pacarku?" Tanya Dion dengan nada lembut sambil menatap Jihan tepat di kedua matanya.

Jihan yang tak menyangka perasaanya dibalas pun segera menjawab pernyataan cinta Dion, dengan malu-malu tapi mau Jihan mengangguk membuat sorak sorai terdengar dari para siswa.

Dion tersenyum bahagia dia langsung berdiri lalu menarik tubuh Jihan ke dalam pelukannya.

Pagi hari ini di Alexander High School dihebohkan dengan dua berita menggemparkan.

Aurel memutar bola matanya malas melihat drama yang tersaji di depannya. Membuang waktunya seharusnya tadi dia tak berjalan ke arah Jervanos.

"Deka! Aku ke kelas aja ya," pamit Aurel membuat Gevan menoleh.

"Aku anterin."

Tanpa melepas genggaman tangan mereka, Gevan membawa pergi Aurel dari sana membuat orang-orang berbisik melihatnya.

Liat tuh, pasti si Aurel nangis liat Dion pacaran

Ternyata emang bener pura-pura Aurel sama Gevan.

Keliatan banget belum move on tu orang

Trik murahan, mau-maunya Gevan ikutin maunya Aurel

Dion melihat kepergian Aurel dan Gevan dengan senyum puas yang coba ia sembunyikan, dirinya melepaskan pelukannya pada Jihan.

Dion yakin, Aurel masih mencintainya.

"Aku anterin ke kelas ya," ucap Dion dengan nada lembut membuat Jihan terpesona.

Jihan pun mengangguk, mereka berdua pun pergi ke koridor kelas 10.

Meninggalkan keempat teman Dion dan Gevan yang masih bergeming di lobi sekolah.

"Anjing, kita ditinggalin."

***


"Jangan pikir aku cemburu liat Dion," ucap Aurel setelah sampai di depan kelasnya.

Aurel tak ingin Gevan berpikir macam-macam tentang dirinya terlebih berpikir jika dia masih mengharapkan Dion, mana sudi dirinya.

"Emang aku mikir gitu?" Tanya Gevan bingung, dia sudah percaya pada Aurel dan ia yakin Aurel tak mungkin berbohong padanya.

Dasar bucin.

"Enggak, tapi hati siapa yang tahu," ucap Aurel mengendikkan bahu acuh, Aurel takut Gevan tak mempercayainya.

"Aku percaya."

Aurel tersenyum mendengar perkataan Gevan, Gevan pun melepas genggaman tangan mereka dan mengulurkan tangannya untuk mengacak rambut Aurel yang lembut di tangannya.

"Oh iya nih hoodie kamu. Makasih, pacarnya Aurel," ucap Aurel menyerahkan hoodie yang ia lepas dari perutnya.

"Kembali kasih pacarnya Deka," ucap Gevan melepaskan tangannya dari rambut Aurel meski tak rela lalu mengambil hoodie miliknya.

"Kalo ada yang gangguin kamu bilang ke aku, biar mereka tau jangan macam-macam sama miliknya Deka," ucap Gevan serius.

Aurel mengangguk lalu berjalan menuju dalam kelas meninggalkan Gevan yang kembali memasang wajah dingin nan datar.

Gevan menyampirkan hoodie hitamnya di bahu lebarnya lalu berjalan menuju kelasnya yang berada di pojok, mereka berdua adalah siswa kelas 11.

Gevan memasuki kelasnya yang sudah ada sahabat-sahabatnya yang duduk di kursi mereka. Dion yang duduk di samping Putra, lalu di samping mejanya ada Bagas dan Aidan dan meja di belakang Dion adalah tempat duduknya dengan Raddit.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang