24 || Ketemu kakak ipar

Comenzar desde el principio
                                    

Jack menghela napas pelan. Dengan terpaksa Jack pun memberikan kunci mobil kesayangannya pada Alendra. Jika sedang tidak ada urusan penting dan membutuhkan jasa Alendra, Jack enggan sekali membiarkan Alendra menyentuh salah satu barang kesayangannya.

“Bawanya hati-hati, jangan ngebut.” Peringat Jack.

Alendra tersenyum sumringah, merampas kunci dari tangan Jack lalu ia lempar-lemparkan kecil keatas. Dengan mobil ini Alendra semakin pede Ketika mendatangi rumah Leviana. Setidaknya untuk malam ini saja Alendra ingin terlihat keren.

“Ngomong-ngomong Om Roni nggak ada niatan ngasih uang gitu? Ini kan aku juga jagain Bram, Bram loh om. Aku sih males jajaninnya, orang uang aku aja pas-pasan,” ujar Alendra dengan nada menyindir.

Roni berdecak keras. “Nih aku kasih delapan ratus ribu, kalau Bram minta es jangan dikasih.”

“Berangkattt,” ujar Alendra semangat “Yo anak-anak kita jalan. Ketemu kakak ipar.” Ajak Alendra menggerakkan kedua alisnya jenaka kearah Scorpio dan Bram.

“Halu sekali kawan.” Cibir Scorpio melengos angkuh berjalan mendahului Alendra seraya merangkul bahu Bram.

Alendra mengusap punggung Amora yang berada digendongannya. Sabar, ini masih terlalu ramai untuk menyentil bibir Scorpio. Scorpio memang sesekali harus Alendra kasih pelajaran. Tapi, sayangnya tidak untuk hari ini.

Alendra yakin, dengan membawa ketiga anak curut ini Leviana pasti tidak akan mengusirnya pulang. Lihat saja, Alendra akan membuat Leviana selalu bersamanya untuk hari ini.

***

“Rumah siapa, Kak?” tanya Scorpio memperhatikan pintu rumah berwarna hitam itu dengan raut wajah bingung.

“Rumah calon pacar kakak lah.” Balas Alendra bangga.

Alendra berdehem sejenak mencoba menormalkan suaranya. Dengan Gerakan pelan Alendra mengetuk pintuh rumah Leviana. Tak butuh waktu lama pintu rumah Leviana terbuka menampilkan seseorang yang saat ini dinanti-nanti oleh Alendra.

“Halo, Ana.”sapa Alendra melambaikan sebelah tangannya tak lupa cengiran tengil ia tunjukkan pada Leviana.

Leviana mendengus sebal, ia meraup wajah sekilas berusaha menahan diri untuk tidak memaki kedatangan Alendra karena sadar akan kehadiran orang lain selain Alendra. Raut wajah Leviana berubah menjadi bersahabat.

“Siapa?” tanya Leviana menunjuk Amora melalui isyarat mata.

Alendra menekuk kedua lututnya bersimpuh disamping tubuh Amora. “Ayo anak-anak, salim dulu sama Mamah.”

“Wah, makin parah nih halunya,” ujar Scorpio yang langsung mendapat sentilan maut dari Alendra. “Apaan sih, Kak!” sewot Scorpio.

Alendra menyengir kaku, “Hehehe, biasa ade laknat gue.”

Leviana menggelengkan kepalanya pelan. Ia berjongkok dihadapan Amora, diusapnya rambut Amora dengan penuh kasih sayang.

“Namanya siapa cantik?” tanya Leviana mencubit pelan pipi gembul Amora.

“Amola.” Jawab Amora dengan aksen cadelnya.

Leviana mengerutkan dahi tak paham. “Amola?”

“Bukan, bukan itu. Nama Mola itu, Amola.” Protes Amora tak terima Ketika Leviana salah menyebutkan Namanya.

“Amola kan?”

“Bukan.”

“Hahaha, Namanya Amora. Adek gue ini emang cadel, belum bisa ngomong R,” ujar Alendra tertawa kecil melihat Leviana yang Nampak kebingungan.

“Oh, gitu.” Leviana manggut-manggut, “Kalau ini Namanya siapa?” tanyanya pada Scorpio dan Bram.

“Aku Scorpio.”

“Bram Levender.”

“Adiknya Alendra juga?”

“Bukan kok kak, Kak Al supir aku.”

“Scor!” desis Alendra.

“Bercanda doang Kak, marah-marah mulu heran deh.”

Alendra memejamkan matanya pelan, mencoba mengontrol emosinya.

“Jalan-jalan yuk, Na. temenin gue main sama adek-adek gue. Gue disuruh jagain, soalnya bokap sama nyokap lagi pergi.”

Leviana menatap Alendra tidak yakin. Entahlah, Leviana memang ingin menerima ajakkan Alednra. Apalagi ada Amora yang menggemaskan, hanya saja rasanya Leviana masih canggung dengan kejadian tadi siang.

“Na, kok malah bengong?”

“Emm, kayaknya gue nggak bisa deh.”

“Kenapa, lo sibuk? Atau lagi banyak tugas?”

“Soalnya gu_”

“Mola mau main sama kakak cantik,” ujar Amora menarik pelan lengan baju Leviana.

“Eh.” Leviana Nampak sedikit terkejut. “Kamu mau main sama aku?”

“Mau.”

Leviana tersenyum manis, “Ok, aku bakalan ikut,” ujar Leviana mengusap pipi Amora. “Dev, gue ganti baju dulu bentar ya.”

“Ya… ya,” ujar Alendra cepat.

Begitu Leviana masuk kedalam rumah, Alendra langsung mencium wajah Amora brutal. “Wah, nggak sia-sia kakak ngajak kamu. Kamu emang adik kakak yang pinter, nanti kakak beliin kelinci ya.”

“Yeyy.” Sorak Amora kegirangan.

“Scor, jugakan kak?”

“GAK!”

“Pasti kalau buat aku, Kak Lendra mau beliin kan,” ujar Bram pede.

“GAK JUGA!”

Scorpio dan Bram kompak menunduk lesu, “Dasar pelit.” gumam keduanya bersamaan.


AlendraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora